Guru SD di Makassar Ngaku Dibentak Polisi Saat Urus Laporan Kasus Pencurian

Guru SD di Makassar Ngaku Dibentak Polisi Saat Urus Laporan Kasus Pencurian

Muh Zulkarnaim - detikSulsel
Minggu, 03 Agu 2025 15:12 WIB
Mapolsek Manggala di Makassar.
Foto: Mapolsek Manggala di Makassar. (dok. Istimewa)
Makassar -

Wanita yang berprofesi sebagai guru SD berinisial EB (33) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku dibentak oknum polisi saat hendak mengurus surat kehilangan imbas barang-barangnya dicuri di sekolah. Guru tersebut kecewa mendapat pelayanan yang tidak maksimal dari aparat.

EB mulanya menjadi korban pencurian di SD Negeri Borong, Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Jumat (1/8) sore. Tasnya yang berisi laptop dan dokumen administrasi kependudukannya yang berada di atas meja, raib dibawa kabur pelaku.

"Sekitar jam 3 saya mau pulang ke rumah, tidak ada tasku langsung. Saya telepon kepsek bisa dicek kan dulu CCTV, (setelah) dicekkan ternyata ada yang mengambil," kata EB kepada detikSulsel, Minggu (3/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keesokan harinya, EB datang ke Polsek Manggala dengan maksud membuat surat keterangan kehilangan lebih dulu sebelum melaporkan kasus pencurian tersebut. Namun saat tiba di lokasi, EB mengaku mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari petugas.

"Ada di situ pak polisi, jadi mau kusapa. Jadi bilang, 'tabe, pak, saya kehilangan mau urus KTP surat keterangan hilang. Terus dia bilang 'apa mau mu urus', di situmi tinggi nadanya," kata EB.

ADVERTISEMENT

Dia dan polisi sempat terlibat tanya-jawab di kantor. Namun selama EB memberi penjelasan, oknum personel itu menanggapinya dengan gaya komunikasi yang kurang baik.

"Terus dia (oknum polisi) bilang, 'apa lagi?' Besar suaranya, saya bilang SIM, apa lagi? Saya sebut mi dompet-dompetku hilang langsung ada suamiku di belakang bilang laptop juga," ujarnya.

EB menuding tidak mendapatkan pelayanan yang baik meski sudah memberi penjelasan. Dia menyebut oknum polisi terus meninggikan nada suaranya ketika hendak ditanya prosedur pelayanan.

"Terlalu anumi (tinggi) nadanya. Saya bilang, kenapa begitu cara ta melayani toh kan tidak salah?' Saya bilang begitu, langsung besar lagi nadanya bilang, 'kenapa kau mau atur-atur saya, saya yang mau bikin surat keterangan hilang'," ungkap EB menirukan perbincangannya dengan oknum polisi itu.

EB sempat diajak suaminya untuk pulang. Namun EB yang telanjur geram merekam aktivitas oknum polisi tersebut sebagai bentuk protes.

"Langsung saya bicara juga saya ini seorang pendidik juga biasa melayani saya guru SD negeri Borong, saya bilang begitu saya foto," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolsek Manggala Kompol Semuel To'longan angkat bicara terkait insiden tersebut. Dia menyebut guru tersebut hendak mengurus surat kehilangan terkait kasus pencurian yang dialaminya.

"Jadi terkait dengan pencurian barang-barang milik pribadinya yang di SD Borong itu, dia mau datang melapor ke sana. Dia mau buat dulu laporan kehilangan supaya bisa terbit kembali itu surat-suratnya yang hilang," kata Kompol Semuel To'longan saat dikonfirmasi.

Kompol Semuel menyebut pihaknya telah meminta EB untuk kembali datang ke Polsek Manggala. Dia berdalih persoalan ini hanya sebatas perkara komunikasi saat penerimaan laporan.

"Mungkin ini kesalahpahaman antara ibu dan anggota yang terima laporan, begitu itu ji saja intinya. Saya kan minta sama itu ibu datang kembali temui saya," ujarnya.

"Hanya bahasanya tidak diterima laporannya baik-baik, merasa tidak dilayani. Merasa dipimpong kesana kemari. Kan ibu ini korban pencurian yang di sekolah itu," tambah Semuel.

Dia menambahkan, pihaknya masih berupaya mempertemukan pelapor dengan oknum personelnya. Semuel turut meminta maaf jika oknum personelnya membuat pelapor tidak nyaman.

"Kalau anggota saya salah dalam hal menerima laporan segala macam, saya mohon maaf. Tapi kan tidak mau ketemu dengan saya bagaimana bisa saya dengar. Hari ini saya tunggu dipanggil sama provos ke sini," pungkasnya.




(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads