2 Opsi Solusi Banjir di Antang Makassar: Kolam Retensi atau Relokasi

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 21 Mei 2025 08:00 WIB
Foto: Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin. (dok. Humas Pemkot Makassar)
Makassar -

Wali Kota Makassar Munafri 'Appi' Arifuddin berupaya mengatasi banjir di titik rawan Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), utamanya di Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala. Appi kini mengkaji 2 opsi solusi untuk mengatasi bencana hidrometeorologi tersebut.

Solusi mengatasi banjir itu mengemuka dalam rapat bersama Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) di kantor Wali Kota Makassar pada Senin (19/5). Appi mengaku turut menggandeng tim ahli dari Universitas Hasanuddin (Unhas).

"Kita bersama Unhas beberapa waktu yang lalu, untuk membuat desain perencanaan penanggulangan banjir yang ada di Kota Makassar secara bersama-sama," ucap kata Appi kepada wartawan di Balai Kota Makassar, Senin (19/5/2025).


Kajian dari Unhas, akan dipadukan dengan rekomendasi dari BBWS-PJ untuk mencari dan memutuskan solusi yang tepat. Sinergitas lintas instansi diharapkan menyelesaikan persoalan yang terjadi tiap tahun itu.

"Balai juga sudah menyampaikan kepada kita rencana penanggulangan banjir. Ini yang akan kita satukan untuk melihat proses yang dilaksanakan apa yang menjadi keinginan kita," tuturnya.

Appi menyadari mencegah banjir bukan perkara yang mudah. Dia menganggap akan ada banyak tantangan dan hambatan yang mesti dicarikan jalan keluar terbaik bagi masyarakat di daerah terdampak.

"Tentu dana yang terbatas dan kewenangan yang berbeda ini yang akan disatukan supaya ini dilaksanakan sekian anggarannya di sini pakai sekian, di sini kuota sekian," ucap Appi.

Pembangunan Kolam Retensi di Antang

Appi mengaku sudah banyak menerima masukan dari Unhas maupun BBWS-PJ. Salah satu opsi yang bisa ditempuh melalui pembangunan kolam retensi atau kolam penampungan air hujan.

"Ada beberapa (rencana) termasuk kolam retensi dan ini akan sangat diperhatikan yang paling awal adalah daerah aliran sungainya Sungai Tallo," ungkap Appi.

Kolam retensi itu direncanakan dibangun di sekitar Perumnas Antang utamanya Blok X Antang. Wilayah tersebut merupakan daerah langganan banjir tiap tahun.

"Lumayan anggarannya besar. Kalau kemarin saya lihat untuk alur air kira-kira Rp 400-an miliar. Tapi setelah itu atau apakah ada cara lain selain itu, ini kita bicarakan," tuturnya.

Appi menilai kolam atau waduk retensi diperlukan untuk menampung air ketika volume air meningkat saat hujan. Dia berencana membawa kajian ini ke tingkat provinsi dan balai agar mendapat dukungan.

"Tadi saya sudah melihat, meskipun anggarannya relatif sangat besar, tetapi harus kita mulai. Kalau kita tidak mulai, situasinya akan tetap seperti ini, bahkan bisa lebih parah," imbuh Appi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...




(sar/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork