4 Teks Khutbah Jumat Bulan Jumadil Awal Berbagai Tema: Perkara Akhlak-Harta

4 Teks Khutbah Jumat Bulan Jumadil Awal Berbagai Tema: Perkara Akhlak-Harta

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Kamis, 23 Okt 2025 19:00 WIB
Sejumlah jamaah mendengarkan khutbah jumat usai peresmian Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Masjid Raya Al Jabbar sekaligus menggelar Salat Jumat perdana di Masjid Raya tersebut.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
Makassar -

Setiap bulan dalam kalender Hijriah memiliki keutamaan dan pesan moral tersendiri, tak terkecuali bulan Jumadil Awal. Bulan Jumadil Awal merupakan bulan ke-5 dalam kalender Hijriah, di tahun 2025 bertepatan dengan tanggal 23 Oktober-21 November.

Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh, memperkuat keimanan, serta memperbaiki hubungan sosial melalui akhlak yang baik. Salah satu sarana penting untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah melalui khutbah Jumat, yang menjadi momen dakwah mingguan bagi setiap muslim.

Menyadur buku Kitab Shalat Empat Mazhab oleh Syeikh Abdurrahman Al-Jaziri, khutbah merupakan salah satu syarat sah sholat Jumat. Selain menjadi syarat sah sholat Jumat, khutbah juga memiliki peran strategis sebagai media pengingat dan pembinaan umat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam dua bagian khutbahnya, khatib menyampaikan pesan-pesan moral, ajakan bertakwa, serta nasihat kehidupan yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Melalui khutbah yang relevan dengan kondisi dan waktu, jamaah dapat memperoleh pencerahan batin sekaligus motivasi untuk memperbaiki diri dan memperkuat hubungan sosial.

Lantas materi apa saja yang dapat dibawakan dalam khutbah Jumat di bulan Jumadil Awal? Nah bagi khatib yang tengah mencari inspirasi, dalam artikel ini detikSulsel informasi yang dapat membantu, yakni meliputi:

ADVERTISEMENT
  1. Materi khutbah Jumat dengan berbagai tema, mulai dari perkara akhlak hingga harga.
  2. Dalil-dalil beserta artinya di setiap materi khutbah Jumat.
  3. Khutbah kedua yang bisa digunakan di setiap sholat Jumat.

Yuk simak selengkapnya kumpulan materi khutbah Jumat bulan Jumadil Awal di bawah ini!

Teks Khutbah Jumat #1: Qana'ah Bukti Orang Beriman

الحَمدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الْمَنَانِ الَّذِي حَذَرَنَا بِأَنْوَاجِ البَلَاءِ وَالْفِتَانِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، أَشْهَدُ أن لا إله إلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الدَّيَّانِ وَاشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَرَنَا بِظُهُورِ الفِتَنِ وَالاعْتِصَامِ وَالتَمَسَكِ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَنِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدِ الدَّاعِي إلى دار السَّلَامِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ باحسان
امَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله في السير وَالْعَلَانِيَّةِ بِالطَّاعَةِ وَالْعِبَادَةِ
وَتَرْكِ الْمَعَاصِي وَالطُّغْيَانَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ الدُّنْيَا دَارُ الإِبْتِلَاءِ وَالْامْتِحَانِ .

Hadirin jema'ah Jumat rahimakumullah

Patutlah kiranya pada siang hari ini kita memanjatkan puji syukur kepada Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita bisa melaksanakan kewajiban ibadah Jumat. Untuk mewujudkan rasa syukur tersebut marilah kita berusaha meningkatkan takwa kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya dan berusaha meninggalkan semua larangan-Nya. Takwa ini harus kita wujudkan dengan sebenar-benarnya takwa, sebagaimana firman Allah:

ياما الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَتِهِ وَلَا تموتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُونَ .

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS Ali Imran 102)

Hadirin jema'ah Jumat rahimakumullah

Salah satu cara agar kita bisa hidup tenteram dan bahagia adalah memiliki sifat qana'ah, yakni merasa puas atas pemberian yang sudah kita terima. Kepuasan itu ditunjukkan dengan rasa syukur serta menghindari kerakusan.

Qana'ah adalah salah satu cara untuk mengendalikan diri di tengah gemerlapnya dunia yang semakin menggiurkan. Sebagai seorang muslim sifat ini harus kita miliki, supaya kita tidak terjerembab dalam kubangan kehidupan duniawi yang penuh tipu daya.

Kebanyakan diantara kita masih banyak yang belum menyadari akan pentingnya qanaah. Terbukti masih rakus dalam memburu harta dan jabatan. Padahal kita semua tahu, bahwa harta pasti akan habis dan jabatan akan digantikan. Alasan klasik selalu muncul; ingin hidup bahagia dengan semua itu. Namun karena tidak qanaah, yang namanya kebahagiaan tidak pernah ditemukan.

Qanaah adalah harta yang tidak akan habis dan simpanan yang tak akan lenyap. Sebagaimana ungkapan hikmah Abu Bakar al-maghribi: bahwa orang yang berakal ialah orang yang dapat mengatur urusan dunianya dengan sikap qana'ah dan mengatur urusan akhiratnya dengan penuh semangat dan mengatur urusan agamanya dengan syari'ah.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Ketika kita memiliki sifat qana'ah, maka semua yang ada akan terasa cukup. Sebagaimana pendapat Syaikh Zakaria al-Anshari bahwa qana'ah itu merasa cukup dengan apa yang sudah diterima dan memenuhi kepentingannya, baik berupa makanan, minuman, pakaian atau lainnya.

Dengan memiliki sifat qanaah, diri kita terhindar dari sifat-sifat buruk seperti serakah, hasud, dan sombong. Kita menjadi lebih hati-hati dari barang subhat apalagi yang haram. Bahkan kita akan menjadi hamba yang pandai bersyukur. Rasulullah bersabda:

كُنْ وَرَعَا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَكُنْ قَنَعًا تكُن أَشْكَرَ النَّاسِ

"Jadilah kamu orang yang wara' pasti kamu menjadi orang yang rajin beribadah, dan jadilah kamu orang yang qana'ah pastilah kamu menjadi orang yang banyak bersyukur." (HR Bukhari)

Namun demikian, janganlah salah mengartikan qana'ah dengan berpangku tangan atau berserah diri tanpa usaha. Manusia tidak dilarang mencari rezeki, bahkan Allah SWT memerintahkan manusia untuk berusaha. Karena usaha merupakan bagian dari ibadah. Usahalah yang menjadi modal perjuangan agama. Tanpa ada hasil usaha, tidak akan ada masjid, tidak ada panti asuhan, tidak ada madrasah dan musholla.

Hanya saja yang perlu disadari, bahwa dunia usaha bagaikan hutan belantara. Apabila kita tidak berhati-hati, bisa-bisa diterkam binatang buas atau tersesat di dalamnya. Sehingga kita tidak mendapatkan hasil maksimal, ataupun mendapatkannya tetapi bukan hasil yang halal. Oleh karena itu, kita mesti memperisai diri dengan qana'ah. Dengan begitu kita tidak tersesat dan meraih hasil maksimal. Bahkan usaha kita akan bernilai ibadah.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Jelaslah bahwa qana'ah semata berpangku tangan, justru sebaliknya qana'ah adalah keyakinan penuh kepada Allah Yang Maha Kuasa mengatasi segala keperluan manusia dan menentukan yang bagi hamba-Nya. Jika ternyata ketentuan itu tidak sesuai harapan, maka bersabarlah, itu pertanda Allah sedang menguji kesabaran kita. Kita tidak boleh berhenti berusaha, namun tetap berusaha sekuat tenaga, selama nyawa masih dikandung badan.

Dengan memiliki sifat qanaah, kita tidak pernah takut dan gentar. Apapun kondisinya, kita akan tetap sabar dan penuh keyakinan, karena yakin akan janji Allah SWT dalam Surat Hud ayat 6. Tiada sesuatu yang melata di bumi ini, melainkan di tangan Allah rezekinya.

Kenyataan hidup memang tidak selalu sesuai harapan. Ter-kadang lurus kadang berkelok. Justru ketika berkelok itulah tanda-tanda keberuntungan kita. Rasulullah saw bersabda: "Sungguh beruntung orang yang Islam dan rezeki nya pas-pasan dan dia merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah kepada-nya.".

Rasulullah saw berpesan kepada Hakim bin Hizam: "Harta memang indah dan manis, barang siapa mengambilnya dengan lapang dada maka dia mendapatkan berkah. Sebaliknya, barangsiapa menerimanya dengan kerakusan, maka harta itu tidak akan memberikan berkah kepadanya. layaknya orang makan yang tak pernah kenyang".

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Demikianlah khutbah Jumat kali ini. Semoga dapat menjadi pertimbangan dalam mengarungi kehidupan kita sehari-hari yang semakin terasa penuh sesak dengan berbagai persaingan dan tuntutan. Semoga kita termasuk muslim yang cerdas. Muslim yang dapat mengendalikan diri dan nafsunya dalam menghadapi dunia.

بَارَكَ الله لي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلْ مِنّي وَمِنكُم تِلاو وَمِنكُمُ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ . أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَ المُسلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُونَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .

Teks Khutbah Jumat #2: Harta dan Kewajiban Yang Ada Di Dalamnya

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَ الشَّعْبَانَ عَلَى سَائِرِ الشهورِ وَالأَوْقَاتِ وَخَصَّ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ بِالْفَضَائِلِ وَالْبَرَكَاتِ، أَشْهَدُ أَنَّ لَا اله الا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ عَالِمُ الْغَيْبِ وَ الشَّهَادَةِ وَاشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الخَلَائِقِ وَالْبَرِيَّاتِ اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْآيَاتِ وَ المُعْجِزَاتِ ، صَلَاةً تَطَهَّرُ نَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ السَّيِّئَاتِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِأَفْضَلِ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى التَّحِيَّاتِ

امَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّاتِي بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ . وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُحَرَّمَاتِ

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Pada kesempatan yang penuh rahmat dan persaudaraan ini, saya berpesan marilah kita selalu berusaha meningkatkan takwa kepada Allah SWT, dengan cara menunaikan semua perintah-Nya dan berusaha semaksimal mungkin menjauhi larangan-Nya tanpa terkecuali. Hanya dengan cara inilah hidup kita tidak sia-sia, dan tujuan hidup kita bisa tercapai.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Manusia, kerap kali terlena dan ternina bobokan oleh harta. Api rayuannya yang begitu dahsyat telah menjeratnya, sehingga ia lupa untuk apa ia dikaruniai harta. Ia juga lupa bahwa harta itu hanyalah titipan Allah yang harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk-Nya. Akibatnya, harta yang semestinya membawa kebahagiaan justru mendatangkan malapetaka. Atau dengan kata lain, harta itu tidak membawa berkah.

Bagi para pengagum dunia, harta selalu menjadi ukuran. Keberhasilan seseorang diukur dengan uang, bahkan kebaikan seseorang juga diukur dengan uang. Kesopanan secara spontan bisa muncul karena uang, sebaliknya kejujuran bisa pudar juga karena uang. Saudara kandung bisa lupa juga karena uang. Seorang haji bisa lupa taubatnya juga disebabkan uang. Para penerima amanah yang bersumpah di bawah naungan Al-Quran bisa lupa, juga karena uang.

Dalam shahih Muslim dijelaskan: "Hati orang yang sudah tua akan selalu merasa muda karena kecintaannya kepada dunia." Manusia tidak pernah puas dengan apa yang ada, maunya bertambah terus, terus, terus dan terus mencari. Hal ini sudah tergambar jauh sebelum glamoritas bermunculan seperti sekarang ini. Rasulullah saw. bersabda: "Andaikan anak keturunan Adam mempunyai dua lembah harta, tentu dia masih menginginkan lembah yang ketiga. Padahal yang memenuhi perut keturunan anak Adam hanyalah tanah belaka." (HR Muslim).

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah,

Sayangnya, setelah uang itu berhasil dikumpulkan banyak yang lupa, bahkan lupa akan kewajibannya membayar zakat. Zakat tidak hanya dengan 2,5 kg beras atau uang sejumlah 12.000 rupiah. Tetapi ada zakat lain, yaitu zakat mal (zakat harta), zakat profesi, zakat perusahaan, zakat perniagaan dan lain sebagainya.

Ketika kewajiban itu tiba, biasanya muncul keengganan untuk mengeluarkannya. Banyak alasan yang dimunculkan, mulai ketidaktahuan, bagaimana cara menghitungnya, kepada siapa harus disalurkan, apa saja yang harus dizakati, dan lain sebagainya. Padahal Al-Qur'an sudah jelas menerangkan, di antaranya surat At-Taubah: 103;

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan [mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda] dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Pada ayat lain juga dijelaskan, yang artinya: "Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta minta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian [maksudnya yang tidak meminta-minta]." QS. Az-Dzariyat: 19.

Kedua ayat di atas, secara tegas dan jelas menyatakan bahwa ada hak fakir miskin dan kaum dhuafa di dalam harta orang-orang kaya atau muzakki. Bahkan pada ayat surat At-Taubah tadi Allah nyatakan dengan kalimat amr (perintah) 'ambillah', maka itu berarti hukumnya wajib.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Dalam riwayat Imam Bukhari dijelaskan, bahwa harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, kelak di akhirat akan berubah menjadi ular bermata satu. Ular itu melilit leher tuannya seraya berkata: "Aku adalah hartamu, aku adalah uangmu yang haknya tidak engkau berikan kepada mereka yang berhak menerimanya".

Entah apa sebabnya, sudah puluhan ayat dan hadits disampaikan oleh para mubaligh, para ustad, dan para penceramah, namun masih banyak orang kaya yang tetap enggan mengeluarkan zakat, dan tetap tidak menyadari kewajibannya.

Andaikata ada undang-undang yang membolehkan memerangi orang-orang kaya yang enggan mengeluarkan zakat, sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar As-Siddiq, niscaya tidak akan ada yang enggan membayar zakat.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Jawabannya sederhana, mereka terkena penyakit 'wahn' yaitu terlalu mencintai dunia dan benci kematian. Akibatnya, hati mereka tertutup. Yang ada hanyalah keuntungan dan keuntungan. Jika berbicara soal zakat, maka yang nampak hanyalah kerugian, rugi karena harus mengeluarkan sebagian hartanya. Padahal hanya 2,5% nya saja.

Hati mereka sudah benar-benar buta, kuping mereka betul-betul tuli. Padahal balasannya sudah jelas, setelah ayat perintah berzakat ada lanjutan lagi berupa janji Allah, yakni Dia akan membersihkan harta dan jiwa mereka, juga akan membuat hati mereka tentram.

Sebagai penutup, saya mengajak jamaah sekalian untuk sama-sama memahami filosofi seorang tukang parkir. Ketika ada mobil mampir di arena parkirannya, ia sangat senang dan gembira, karena ada rezeki yang menghampirinya, mulai dari satu mobil, kemudian dua dan seterusnya. Bahkan tak jarang mereka bisa mengendarai segala jenis mobil yang menitip di wilayah parkirannya. Akan tetapi, ia hanya bisa memandang dan menjaganya, atau sekedar menghantarkan atau memindah-kannya, tidak lebih dari itu. Kemudian, ketika si tuan mobil mengambil mobilnya, dengan ikhlas si tukang parkir mempersilahkannya, karena memang mobil itu bukan miliknya.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Ketika kita menyadari bahwa harta hanyalah titipan Allah, niscaya keengganan untuk berzakat akan tertepis dengan sendirinya. Sudah banyak bukti, kalau Allah menginginkan kembali harta-Nya dari seorang hamba, Ia hanya berkata kun fayakun. Mudah-mudahan, Allah SWT selalu memberikan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal 'alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنكُمُ تِلَا وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ . أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَ المُسلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .

Teks Khutbah Jumat #3: Memperkuat Tali Persaudaraan & Membangun Jaringan

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْحَجَّ إِلَى بَيْتِهِ الْحَرَامِ مِنْ أَرْكَانِ الإِسْلامِ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لَهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ صَاحِبُ المَقَامِ وَخَاطِبُ الْأُمَمِ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمَ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِصْبَاحِ الظَّلَامِ صَلَاةَ تَشْفِينَا بِهَا مِنَ الدَّاءِ وَالْأَسْقَامِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الرِّحَامِ.
أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وَقَدْ قَالَ اللهُ

تَعَالَى فِي كِتَابِ الكَرِيمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحمنِ الرَّحِيمِ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعِ اللَّهِ سبيلا .

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Marilah kita bersama-sama berusaha menaikkan derajat ketakwaan kita, dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya. Diantara perintah Allah yang harus kita jalankan adalah memperkuat tali persaudaraan sesama muslim dan juga menjalin hubungan yang luas dengan umat lain. Sesungguhnya yang demikian itu sangat diridhai Allah SWT

Tidak bisa dipungkiri, bahwa manusia selalu hidup bersama. Tidak seorangpun bisa hidup sendiri tanpa ada yang lainnya. Keterbatasannya dalam melakukan segala sesuatu, akan memaksanya untuk berhubungan dengan manusia lain. Hal inilah membuatnya sangat tergantung dengan orang lain. Mata rantai ketergantungan ini terus menerus bersambung, tanpa batas agama, ideologi maupun kepercayaan.

Begitulah kodrat manusia, ia selalu memerlukan orang lain dalam memenuhi keperluan hidupnya. Sekecil apapun keperluan itu, selalu saja ada tangan orang lain disana. Contoh sederhana, untuk menikmati sepiring nasi saja, seseorang harus berhubungan dengan penjual beras, kuli pasar pemikul beras, alat transportasi, petani, penggilingan padi, pupuk, pabrik pupuk, dan seterusnya.

Mungkin ini yang menjadi alasan Allah SWT memberikan bakat yang berbeda-beda pada tiap manusia. Ada olahragawan, ada petani, ada budayawan, ada agamawan, ada seniman dan seterusnya. Semua itu diciptakan demi kelangsungan hidup manusia, sekaligus menjadi cobaan bagi mereka.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Namun demikian, harmonisasi yang dijelaskan tadi, terkadang susah sekali ditemukan. Diantara penyebabnya adalah sikap individualis, yaitu sikap mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan keadaan orang lain dan melupakan kodratnya sebagai makhluk sosial. Sikap hidup seperti inilah yang dapat memudarkan solidaritas, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.

Selain sikap individualis, yang bisa merusak harmonisasi kehidupan adalah ketamakan. Sifat ini bisa menghapus keberadaan orang lain. Orang yang tamak selalu merasa bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Entah karena kekuatan yang dimilikinya atau karena harta bendanya.

Padahal, hubungan sosial itu ibarat mesin arloji yang saling berhubungan. Apabila satu rusak, maka rusaklah segalanya. Demikianlah kehidupan didunia ini, satu sama lain memiliki hubungan yang sangat erat. Tidak hanya dalam kehidupan sosial manusia, tetapi juga dalam ekosistem alam.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Sejarah telah membuktikan, kegagalan manusia dalam mengelola hubungan antar sesama, disebabkan mereka tidak mampu mengekang nafsu keserakahannya. Itulah sebabnya Allah SWT menurunkan kitab suci dan dan mengutus para rasul untuk memberikan petunjuk, dalam rangka merajut kebersamaan.

Karena pada dasarnya manusia itu merupakan komunitas besar yang saling bertautan. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an:

كَانَ النَّاسُ امَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّنَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَبَ بِالْحَقِّ ليَحْكُم بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاتَهُمُ الْبَيِّنَتِ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.

"Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS Al-Baqarah 213)

Hidup akan terasa indah karena perbedaan yang ada. Akan tetapi, kebanyakan manusia menggunakan perbedaan sebagai alat untuk saling bersaing, saling menindas dan saling unjuk kekuatan. Dan itu terjadi semenjak generasi Adam pertama (Qabil dan Habil) hingga hari ini.

Karena itulah Rasulullah saw selalu berpesan kepada umatnya agar bersatu-padu dalam berbagai keadaan. "Al-muslimu kal jasadil wahid": orang Islam bagaikan satu tubuh utuh, kalau ada yang sakit salah satu organnya, maka yang lain pun merasakan sakit. Kaki terkilir akan menyebabkan tubuh meriang dan kepala pusing.

Batu bata, semen, pasir, kusen, jendela, pintu, dan seterus-nya adalah bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah bangunan rumah. Itu juga merupakan contoh, betapa kehidupan kita ini ada keterkaitan yang sangat erat satu sama lain.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Membangun persatuan sesama muslim adalah kewajiban, sedangkan menjalin hubungan dengan seluruh umat manusia adalah kepentingan yang tak terelakkan. Hanya saja, hubungan ini haruslah berdasarkan ketentuan oleh Allah SWT Tentunya berbeda model kerjasama sesama muslim dengan umat agama lain. Kita boleh kerjasama dengan umat agama lain, asalkan tidak urusan aqidah dan ubudiyah. Kerjasama harus tertulis dengan perjanjian yang tidak merugikan kedua belah pihak. Demikian perintah Allah dalam Al-Qur'an:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا تَقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. (QS Ali Imran 112)

Jika kebersamaan telah tercipta, maka harmoni kehidupan pun terlaksana. Harmonisme kehidupan ini merupakan berkah dari Allah SWT Sungguh Allah mengancam manusia yang sengaja meruntuhkan harmonisme kehidupan ini.

Demikian khotbah yang bisa saya sampaikan. Semoga kita tetap menjadi ummatan wahidah, umat yang satu dan bersatu, juga menjadi umat rahmatan lil alamin, yang membangun jaringan dengan komunitas umat lainnya atas kebaikan. Amin.

بَارَكَ الله لي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنكُمُ تِلَا وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العليم . أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَ المُسلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُونَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .

Teks Khutbah Jumat #4: Tiga Hal Yang Harus Dihindari

الْحَمْدُ لِلَّهِ ذِي الْمَحِيطُ عِلْمُهُ بِالظَّوَاهِرِ وَمَا تكنهُ الضَّمَائِرُ يعلمُ السِّرِّ وَاخْفَى أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَاشْكُرُ عَلَى مَا أَنْعَمَ عَلَيْنَا مِنْ غَيْرَ مُنْخَصِرٌ اشْهَدُ أن لا إلهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الملك الخَالِقُ البَارِي المَصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَاشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ بَصِيرٌ نَظِيرُ الداعي إلى البرِّ وَالهُدَى ، اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّم وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ الْمُجْتَبى ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ خَيْرَ الْوَرَى ، صَلَاةً تَدْفَعْ بِهَا عَنَّا الْآفَاتِ وَالبَلوى .

امَّا بَعدُ : فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَانْتُمْ مُسْلِمُونَ .

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Pada hari kesempatan yang istimewa ini marilah kita ber-sama-sama meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya. Karena hanya takwa yang akan membawa kita pada keselamatan. Oleh sebab itu, ketaqwaan kita ini harus kita pertahankan hingga kita kembali kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:

يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقْتِهِ وَلَا تَمُو تُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS Ali Imran 102)

Pada khutbah kali ini, saya ingin menyampaikan hadits yang memberikan ajaran penting kepada kita, agar tidak terjerumus dalam kerugian. Rasulullah bersabda:

رُوِيَ عَن النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ

قَالَ : مَنْ أَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُو ضَيْقَ الْمَعَاشِي فَكَأَنَّمَا يَشْكُو رَبَّهُ وَمَنْ أَصْبَحَ لِأَمُورِ الدُّنْيَا حَزِينًا فَقَدْ أَصْبَحَ سَاخِطَا عَلَى اللَّهِ وَمَنْ تَوَاضَعَ لِغَنِي لِغِنَاهُ فَقَدَ ذَهَبَ ثُلْتَادِينِهِ.

"Barang siapa bangun di pagi hari kemudian mengadukan kesulitannya kepada sesama (makhluk/manusia), maka seolah-olah ia mengadukan tuhannya (karena tidak rela dengan apa yang diterimanya). Dan barang siapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya di waktu pagi, maka dia pagi-pagi telah membenci Allah. Dan barangsiapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya."

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Berdasarkan hadis tersebut, ada tiga hal yang harus kita hindari, supaya hubungan kita dengan Allah tidak terganggu. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, hindarilah kebiasaan mengeluh kepada sesama. Karena hal itu sama artinya dengan menggugat takdir Allah SWT atau tidak puas akan pemberian-Nya. Rasa tidak puas itu manusiawi, tetapi hendaknya langsung disampaikan kepada Allah, tidak diadukan kepada sesama. Sebagaimana ratapan Nabi Musa ketika akan melewati laut bersama kaumnya: "Ya Allah segala puji bagi-Mu. Kepada Engkaulah aku mengadu dan hanya Engkau yang bisa memberi pertolongan. Tiada daya dan upaya, serta tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung"

Kedua, buang jauh-jauh perasaan sedih dipagi hari. Karena hal itu akan menimbulkan rasa tidak ridha atas pemberian Allah. Sambutlah pagi hari dengan penuh semangat dan rasa syukur, karena kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menikmati hidup. Banyak saudara kita yang tidur semalaman, tapi tidak bangun lagi untuk selamanya.

Apabila bisa menghindari dua hal tadi, berarti kita termasuk hamba yang sabar, yaitu orang yang tahan menghadapi kepahitan hidup tanpa mengeluh sedikitpun. Namun bila di pagi hari kita menggerutu atau meratapi nasib kita Oleh karena itu, berarti kita bukan lagi orang yang sabar. Apalagi mengadukan nasib kita kepada sesama manusia, sungguh kita termasuk orang yang kufur nikmat.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Ketiga, janganlah merendahkan diri di hadapan orang kaya karena kekayaannya. Karena hal itu bisa melenyapkan dua pertiga agama kita. Poin ketiga ini tidak hanya mengadu, tapi sudah mengharapkan sesuatu kepada sesama. Padahal, pengharapan itu hanya boleh disandarkan kepada Allah SWT semata.

Larangan tersebut juga bertujuan agar kita tidak mengagungkan manusia, apalagi karena kekayaannya. Jika kita mengagungkan manusia, maka hilanglah harga diri kita, ilmu dan kemaslahatan. Bahkan kita memberi kesempatan pada orang yang kita agungkan untuk berbuat dzalim dan sombong.

Fenomena yang terjadi saat ini, orang-orang yang diagung-kan karena kekayaan, jabatan, maupun kehormatannya, kebanyakan justru semakin merajalela. Sedangkan orang yang mengagungkan nampak begitu hina. Apalagi ia diberikan sesuatu yang diharapkan, maka mentalnya seperti anjing, ia menuruti apa kata tuannya.

Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah

Lantas, apakah kita tidak boleh menilai lebih terhadap sesama? Islam hanya membolehkan kita menghargai atau memuliakan orang lain karena dua hal; karena ilmunya dan karena kebaikannya. Selebihnya tidak ada. Jadi, siapapun yang memuliakan manusia dengan berbagai alasan, sesungguhnya orang itu telah terjerembab kepada lubang kecil, yang jika dibiarkan akan menenggelamkan dirinya pada lumpur kehinaan.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah berpesan: Setiap muslim harus berada dalam tiga keadaan yaitu, melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan Allah dan rela akan qadha dan qadar (ketetapan) Allah.

Demikian khotbah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga kita termasuk orang yang sabar menerima segala ketentuan Allah dan tidak mudah mengeluh atas apa yang kita alami. Sehingga kita sampai menghinakan diri dihadapan makhluk, tapi hanya mengadu kepada Allah SWT. Amin.......

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيمِ
وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنكُمْ تِلَا وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ . أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَ المُسلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ .

Khutbah Kedua untuk Sholat Jumat

الْحَمْدُ لِلَّهِ المُؤيَّدِ الصَّابِرِينَ بِعَزِينِ نَصْرِهِ وَمُسرِ الشَّاكِرِينَ لِحَمِيدِ شُكُرِهِ وَمُوَفِّق المُخْتَارِينَ لِلْقِيَامِ بِأَمْرِهِ ، أَحْمَدُهُ عَلَى مَا أَنْعَمَ وَاسْلَمَ لِأَمْرِهِ فِيمَا حَكَمَ وَأَبْرَمَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ الا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ مُنْتَهَى الدَّهُورِ صَلَاةً دائمةً بِلا فَنَاءَ وَلَا فُتُورٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيراً .

امَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَا فِيهِ بِنَفْسِهِ وَتَنَى بِمَلَائِكَتِهِ وَآيَةً

بِالْمُؤمِنِينَ مِنْ عِبَادِهِ، فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ قَائِلٍ : إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ وَأَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَتِكَ الْمُقَرَّبِينَ وَاهْلِ طَاعَتِكَ اجمعين .

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ يُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللهم احفِظُ عَلَيْهِمْ وَدَائِعَ أَدْيَانِهِمْ وَأَخْرِجُهُمْ مِنَ السُّجُونِ إِلَى سَعَةٍ أَوْطَائِهِمْ وَلَا تَجْعَلُهُمْ فِتْنَةٌ للظَّالِمِينَ وَنَجَهِمْ بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ربَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ . إِنَّ اللَّهَ يَاءُ مُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ

وَإِيتَاءِ ذِي القُربى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالبَغْيَ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَلَذِكْرُ اللَّهِ اكبر.

Demikian kumpulan materi khutbah Jumat bulan Jumadil Awal yang bisa dijadikan inspirasi dan referensi. Semoga bermanfaat ya!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads