Polisi akhirnya menangkap 3 pemuda di balik pelemparan bom molotov ke Pos Polisi Lalu Lintas (Polantas) di Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi menyebut pelaku berharap situasi Makassar rusuh dengan adanya serangan tersebut.
Para pelaku masing-masing bernama Muh Rezky Pratama alias Opah (19), Muh Suandi alias Dans (19), dan Fransiskus Sandy Diets alias Nyong (18), ditangkap di lokasi berbeda pada Jumat (28/3). Adapun peristiwa pelemparan bom molotov terjadi pada Sabtu (22/3) dini hari.
"Pelaku semua dewasa. Satu orang pedagang. Satu orang driver gojek satu orang lagi masih pelajar. Dua orang di Gowa satu orang di Makassar," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana dalam konferensi pers di Mapolrestabes Makassar, Minggu (30/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut pelaku melakukan aksinya dalam keadaan di bawah pengaruh minuman keras (miras). Aksi pelemparan bom molotov dilakukan atas inisiatif sendiri untuk menciptakan situasi rusuh di Makassar.
"Jadi pelaku ini memang berniat untuk membuat rusuh Kota Makassar. Salah satu pelakunya (Rezky) ini punya pikiran bahwa di kota lain sudah rusuh, beberapa kota lain sudah rusuh dengan adanya isu-isu yang bersifat nasional," beber Arya.
"Lalu mereka melakukan berdiskusi bertiga, 'di kota lain sudah rusuh kok di Makassar belum', sambil minum-minuman keras," imbuhnya.
Atas perbuatannya, ketiga pelaku dikenakan Undang-Undang tentang kejahatan yang membahayakan keamanan umum. Para pelaku terancam hukuman 12 tahun penjara.
"Kita kenakan pasal 187 KUHP, pasal 170 ayat 1 KUHP pasal 406, dan Pasal 55 dan pasal 56 KUHP ini ancaman hukumannya kurang lebih 12 tahun," pungkasnya.
Polisi Sempat Terkendala CCTV
Polisi sempat kesulitan mengungkap pelaku di balik pelemparan bom molotov tersebut. Penyelidikan terhadap pelaku terkendala dengan rekaman CCTV buram di lokasi kejadian.
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin mengatakan penyidik terhambat pada penyelidikan rekaman CCTV yang diambil dari lokasi kejadian. Pihaknya kesulitan memastikan jumlah pelaku karena insiden terjadi dini hari.
"Rekaman CCTV masih didalami. Belum jelas berapa orang karena, rekaman CCTV gelap, tidak terlalu kentara," jelasnya.
Diketahui, penyerangan tersebut terjadi saat tidak ada petugas di dalam pos tersebut. Tapi ia menyebut ada seorang relawan pengawal ambulans yang biasa istirahat di pos saat kejadian.
"(Berdasarkan keterangan saksi tersebut) Pelaku katanya dua orang pakai motor. Sempat dikejar sama warga, lari ke arah Pettarani," ucap salah satu anggota Polantas Polrestabes Makassar Aiptu Alam kepada detikSulsel, Sabtu (22/3).
(asm/asm)