Pemilik Lahan Ungkap Alasan Baru Bikin Pagar-Teras di Jalanan Daya Makassar

Pemilik Lahan Ungkap Alasan Baru Bikin Pagar-Teras di Jalanan Daya Makassar

Sahrul Alim - detikSulsel
Jumat, 28 Mar 2025 17:30 WIB
Heboh warga di Makassar bangun pagar dan teras di jalanan.
Heboh warga di Makassar bangun pagar dan teras di jalanan. Foto: (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Pemilik rumah bernama Lifran (60) di Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengungkap alasannya baru membangun teras dan pagar di lahan miliknya yang selama ini digunakan untuk jalanan warga. Lifran mengaku terganggu dengan sikap warga yang kerap memintanya memindahkan kendaraannya.

"Ini tempat parkir saya, tapi saya terganggu terus. Kalau mereka mau masuk kendaraan saya disuruh keluar, padahal saya punya lokasi. Untuk keamanan saya, saya bikin pagar. Kan wajar kalau untuk keamanan rumah tangga saya, saya tidak mau diganggu juga," ujar Lifran kepada detikSulsel, Jumat (28/3/2025).

Bahkan, kata Lifran, terkadang dirinya yang sedang tidur dibangunkan oleh tetangga untuk memindahkan kendaraannya. Kendaraannya di depan rumah juga kerap dipindahkan sendiri oleh warga tanpa izin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidur dikasih bangun. Bahkan (kadang) saya cari kendaraan sudah tidak ada, mereka pindahkan ke sebelah. Bahkan ditabrak saya punya kendaraan. Makanya saya bikin pagar untuk keamanan saya," tutur Lifran.

Terkait protes sejumlah warga terkait pagar dan terasnya, dia mengaku hal itu atas provokasi seorang warga pemilik mobil bernama Hanawiah. Warga disebut diintimidasi agar tanda tangan untuk mengajukan protes ke kantor kelurahan.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada protes, justru dia (Hanawiah) intimidasi warga untuk tanda tangan. Ini yang selalu teror saya. Di sisi lain mereka mau jalan luas sementara di depan rumahnya cuma 1 meter. Wajar tidak. Saya punya lokasi di depan ini luas sekali, nanti menyempit di lokasinya mereka," ujar Lifran.

Dia juga mengakui pihak kelurahan berencana memperbaiki jalan tersebut. Bahkan dia bersedia tanahnya diambil 30 centimeter untuk drainase. Namun belakangan dia menolak karena lahan rumah di sebelah jalan tidak dimundurkan.

"Ibu lurah mau bikin jalan, dia bilang mau drainase juga, saya bilang tidak ada masalah kalau drainase, saya juga mau kalau ada selokan. Tapi permasalahannya, sementara kalian suruh saya mundur, kenapa kalian tidak mau mundur," katanya.

Sebelumnya diberitakan, heboh warga di Jalan Balangturungan, Kelurahan Daya, Makassar membangun pagar dan teras di depan rumahnya hingga mengambil setengah badan jalan. Kondisi itu pun dikeluhkan warga hingga viral di media sosial.

"Kami protes, saya kan sebelumnya sudah kasih tahu warga bagaimana ini fasilitas umum yang sudah kita gunakan puluhan tahun, setuju tidak dipersempit? Warga tidak setuju," ujar warga bernama Hanawiah kepada detikSulsel, Jumat (28/3/2025).

Hanawiah mengaku telah mengumpulkan tanda tangan dan foto copy KTP warga yang tidak setuju jalan itu dipersempit lalu dibawa ke kantor kelurahan. Namun, kata dia, Lurah Daya Nur Alam justru membela warga bernama Lifran yang membangun pagar tersebut.

"Justru disurati mereka, dipanggil ke kantor lurah, di sana mereka katanya ditanya 'kalian yang tanda tangan tidak setuju itu jalan dipersempit, apa masalah mu, itu tanahnya sendiri dia banguni'," kata Hanawiah menirukan pernyataan Nur Alam.

Belakangan, Lifran buka suara soal viral pagar dan teras rumahnya diduga dibangun di atas jalanan umum. Dia mengklaim pagar dan teras itu dibangun di tanahnya sendiri.

"Sesuai ukuran tanah, ini kan sebelum berkembang ini kampung, itu batasnya saya punya sumur (di jalan). Jadi kalau diukur sesuai ukuran tanah itu 6 are. Tapi kalau mereka ngotot kita ukur sesuai dengan ukuran tanah, ukuran surat," kata Lifran.




(asm/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads