Keberadaan driver taksi ilegal seakan menjadi momok bagi penumpang yang turun di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penumpang kerap dipaksa menggunakan jasanya.
Pria inisial SAN (26) salah satu yang merasakan ulah driver taksi ilegal tersebut. Ia mengaku diintimidasi driver taksi ilegal saat akan dijemput sopir utusan keluarganya di dalam bandara.
SAN mengatakan peristiwa itu terjadi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pada Sabtu (23/3) malam. Namun peristiwa tersebut baru viral di media sosial usai diupload di TikTok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampai di hari Sabtu (23/3) malam, kenapa baru saya upload karena pihak oknum driver tersebut posting saya duluan di TikTok. Awalnya saya posting di story sebagai reminder untuk pihak pengelola bandara," ujar SAN kepada detikSulsel, Rabu (26/3/2025).
Insiden bermula ketika dirinya menunggu jemputan. Saat itu oknum driver mengenakan topi membuntutinya hingga ke minimarket area bandara dan menawari tumpangan ke luar bandara dengan tarif Rp 100 ribu.
"Muncullah di situ perdebatan, dia bilang mau ke mana, temanku bilang masih menunggu kepastian apakah dijemput di luar bandara atau tidak. Dia bilang 'oh iya, kalau sampai di luar bandara Rp 100 ribu'," tuturnya.
SAN pun menolak tawaran tersebut karena dinilai terlalu mahal. Setelah menolak, oknum driver tersebut mulai bersikap agresif.
"Nabilang temanku oh iye terima kasih, kita sudah menolak dengan baik-baik. Langsung nge-gas itu yang pakai topi. Dia bilang begini, 'tidak bisa ko keluar dari sini kalau kau pakai taksi online', saya bilang siapa mau pakai taksi online pak. Terus dia bilang kau mengorder segala macam," jelas SAN.
Oknum driver tersebut sempat mengancam akan memaksa SAN jika nekat naik mobil jemputannya. Namun SAN merasa berhak memilih kendaraan yang akan dipakai meninggalkan bandara.
"Itu driver sampai bilang saya bakal bongkar ko. Saya bilang pak begini, itu hak konsumen untuk mau naik apa. Langsung dia potong, oh tidak ada hak konsumen di bandara. Saya bilang tidak bisa begitu pak karena kita masing-masing punya hak asasi manusia," bebernya.
Oknum driver tersebut juga mengancam mengecek identitas SAN dan sopir yang menjemputnya. SAN pun menegaskan oknum driver tersebut tidak punya hak untuk memeriksa identitasnya.
Tak lama setelah berdebat, sopir utusan keluarga SAN akhirnya datang. Namun oknum driver tetap melarang SAN naik mobil jemputannya bahkan mengancam akan membuntutinya.
SAN juga mengaku sempat dikepung oleh sekitar tujuh orang saat jemputannya tiba. Dia dan temannya dikelilingi sejumlah oknum driver saat di parkiran bandara.
"Saya bilang, kenapa ki, Pak? Dia bilang taksi online ini, tidak boleh ko naik," katanya.
SAN menegaskan dirinya tidak menggunakan transportasi online saat itu. Sekalipun penjemputnya memang berprofesi sebagai driver taksi online. Namun saat kejadian penjemputnya juga tidak mengaktifkan aplikasinya.
"Maksud saya begini, saya tidak pesan online, silakan cek aplikasi saya ada tidak saya order maxim yang lagi berjalan dan driver itu tidak online. Dia usir itu driver, dia bilang lebih baik pulang saja. Jadi itu driver pergi mi kodong," katanya.
"Ini temanku cewek takut, maksudnya sama-sama ini kita orang Makassar kenapa kayak pencuri, dikepung dan segala macam. Mencekam betul. Akhirnya saya kembali menunggu di dalam sama ini temanku sampai dijemput. Akhirnya temanku yang lain datang jemputka," lanjutnya mengeluh.
SAN berharap agar pihak bandara untuk lebih tegas dalam menertibkan oknum driver ilegal yang meresahkan penumpang. Dia menilai peristiwa serupa akan mencoreng nama baik Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
"Melihat banyaknya komentar-komentar setelah ini saya posting, kejadian yang sama dan serupa, alangkah baiknya jika pihak bandara segera membenahi dan bisa memberikan rasa nyaman untuk pengguna bandara Makassar, itu paling penting, karena ini bisa mencoreng nama baik bandara dengan logo internasionalnya," tegasnya.
Simak pernyataan pihak bandara di halaman selanjutnya.
Driver Taksi Bukan Petugas Resmi Bandara Makassar
Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I, Taufan Yudhistira memastikan driver yang viral mengintimidasi pengendara mobil hendak menjemput keluarganya bukan petugas transportasi darat resmi. Pihaknya mengaku akan melakukan patroli untuk memastikan penumpang mendapatkan pelayanan yang baik.
"Seperti yang terlihat dalam video, kami pastikan itu bukan petugas transportasi darat resmi yang bekerja sama dengan kami," ungkap Taufan kepada detikSulsel, Rabu (26/3).
Taufan menjelaskan ada 12 transportasi darat yang bekerja sama di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Selain itu, ada dua transportasi online yang juga telah bekerja sama untuk melayani penumpang di bandara.
"Ada dua belas transportasi darat konvensional yang bekerja sama dengan kami. Ada dua transportasi darat online yang bekerja sama dengan kami," bebernya.
Dia mengakui keberadaan driver tidak resmi ini sudah menjadi momok lantaran kerap kembali meski telah ditertibkan. Kendati demikian, Taufan mengaku pihaknya akan tetap melakukan patroli di sekitar areal bandara.
"Kembali kepada oknum dan kami terus melakukan patroli. Mereka (driver tidak resmi) terus kembali, tapi kami juga terus melakukan patroli oleh petugas kami," kata Taufan.
Taufan menjelaskan, di bandara tersedia layanan transportasi konvensional dan offline yang resmi. Transportasi resmi ini memiliki kios di bandara sehingga penumpang bisa memilih.
"Caranya pun sangat mudah karena ada konter Kios-K di area pengambilan bagasi di mana penumpang bisa memilih operator yang diinginkan, kemudian ada 12 konter yang tersedia di terminal kedatangan sehingga penumpang pun bisa memilih," bebernya.
"Sedangkan untuk online, ada dua konter di area penjemputan penumpang, pun penumpang bisa memilih aplikator apa yang dikehendaki," imbuhnya.
Simak pernyataan polisi di halaman selanjutnya.
Polisi Ikut Selidiki Driver Intimidasi Pemobil
Polisi turun tangan menyelidiki aksi sejumlah driver ilegal tersebut. Polisi akan memeriksa sejumlah saksi.
"Jadi untuk kejadian viral di terminal bandara kami bersama pihak Angkasa Pura sementara lakukan penyelidikan" kata Kapolsek Kawasan Bandara Sultan Hasanudin Iptu Asri Arif kepada detikSulsel, Rabu (26/3).
Dia mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi dari korban. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan penyelidikan bersama pihak Angkasa Pura.
"Sampai saat ini kami belum terima laporan resmi dari korban itu sendiri namun kami dari Polsek Bandara bersama pihak Angkasa Pura sementara lakukan langkah-langkah penyelidikan," ujarnya.
Asri memastikan pihaknya melakukan upaya pencegahan agar kejadian serupa tak terulang. Dia menyebutkan dari hasil pemeriksaan video yang beredar kejadian itu diduga terjadi beberapa hari lalu di area parkir kedatangan lama Bandara Sultan Hasanuddin.
"Tetap kami lakukan langkah-langkah pencegahan. Kalau dilihat dari video lokasinya masih di lokasi parkir kedatangan yang lama, berarti kejadiannya beberapa hari yang lalu," katanya.
Dia mengungkapkan saat ini pihaknya masih mencari data korban. Dia juga menyebut tengah mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi di lokasi kejadian.
"Sementara kami mencari datanya korban dan saksi-saksi di lokasi kejadian itu sendiri," pungkasnya.