Lurah Tamarunang, Muhammad Ilyas mengklarifikasi polemik surat permintaan sumbangan yang mengatasnamakan kelurahan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ilyas mengaku permintaan sumbangan itu inisiatif pengusaha yang merupakan warganya sendirinya untuk membantu masyarakat kurang mampu.
"Awal mulanya itu permintaan dari warga ji, ada sekitar 16 orang itu, permintaan ji memang. Artinya kontribusi untuk menjelang akhir lebaran kan biasanya sunyi penjual makanan jadi biasa bagi-bagi pabbuka, takjil kalau sore 2-3 hari menjelang lebaran biasa di depan kantor," ujar Ilyas kepada detikSulsel, Kamis (20/3/2025).
Ilyas berdalih permintaan sumbangan ini melibatkan pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dia berdalih hanya meneruskan kegiatan yang sudah berjalan sebelum dirinya menjadi lurah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya saya tidak terlalu ini (setuju) cuma biasa (pengusaha) juga minta, 'mana mi anunya (suratnya) Pak Lurah?'. (Sumbangan) Ada yang Rp 50 ribu, totalnya dari 16 paling banyak Rp 1,5 juta. Pernah juga cuma 700 ribu," katanya.
Ilyas menjelaskan surat permintaan sumbangan ini diperlukan pengusaha yang menginisiasi kegiatan ini sebagai pertanggungjawaban. Dia mengaku
"Karena ada beberapa usaha tidak enak sama bosnya, katanya dia harus kasih lihat bosnya sebagai pertanggungjawaban," tutur Ilyas.
Setelah surat permintaan sumbangannya viral, Ilyas mengaku telah mencabut surat tersebut. Dia juga memastikan bahwa tahun ini belum ada sumbangan yang diterima.
"Iya sudah kucabut itu surat. Belum ada (yang menyumbang). Malah ada mi yang siap kasih sumbangan tapi saya bilang jangan mi diambil," jelasnya.
"Mereka masih mau berkontribusi karena na tahu semua mi, cuma tidak tahu ini siapa yang viralkan siapa, padahal ini (pengusaha) sahabatnya semua ji stafku ceritanya," sambung Ilyas.
Sebelumnya diberitakan, Camat Mariso, Aswin Kartapati Harun mengaku baru mengetahui permintaan sumbangan ke pengusaha itu setelah viral. Aswin menegaskan sudah memberi teguran kepada Ilyas.
"Yang jelas tindakan saya setelah tahu ini langsung tegur keras, saya suruh tarik itu surat dan lakukan klarifikasi dan permohonan maaf ke masyarakat di media. Saya juga ingatkan jangan diulangi lagi," ujar Aswin.
Aswin mengatakan lurahnya itu berdalih meminta sumbangan untuk disedekahkan kepada warga kurang mampu. Sumbangan itu akan diberi dalam bentuk pembagian takjil dan sembako.
"Kata Lurah (sumbangan) dipakai untuk bagi-bagi bantuan sembako atau takjil. Bantuan sembako katanya untuk warganya yang kurang mampu," imbuhnya.
(sar/ata)