Suplai air PDAM Makassar terganggu akibat endapan lumpur yang menghambat aliran air baku di Sungai Lekopancing, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Lumpur tersebut merupakan material sisa aktivitas tambang di daerah aliran Sungai Lekopancing yang terbawa banjir.
Endapan lumpur sisa material tambang itu terdapat di saluran Sungai Lekopancing seksi 7 dan 8 di Maros. Saluran seksi 7 terletak di Kecamatan Mandai, sedangkan seksi 8 di Kecamatan Tanralili.
"Hampir setiap turun hujan begitu kondisinya, material tanah dari tambang itu terbawa masuk saluran. Mau tidak mau kita sebagai petugas di sini yang bersihkan," kata Petugas Operasional Bendung Lekopancing Maros, Makmur kepada detikSulsel, Minggu (16/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makmur belum mengetahui aktivitas tambang yang menghambat saluran air baku tersebut. Namun sedimen lumpur itu mengakibatkan debit air baku untuk sampai ke instalasi pengolahan air di Makassar menjadi berkurang.
"Normal itu di angka 1.100 liter per detik. Kalau sekarang 70 persennya, di angka 700 sampai 800 liter per detik saja," ungkapnya
Dia mengatakan kondisi ini hampir terjadi tiap tahun ketika hujan deras dan banjir menerjang. Terakhir, endapan lumpur di saluran air baku muncul sejak intensitas hujan tinggi pada Februari 2025.
"Sudah beberapa hari kami melakukan pembersihan endapan lumpur akibat banjir di seksi 7 dan 8," tambah Makmur.
Makmur belum memastikan sampai kapan endapan lumpur sisa tambang bisa dibersihkan. Pihaknya bersama PDAM Makassar bekerja sama melakukan pengerukan di saluran agar debit air kembali normal.
"Kami pernah sewa alat berat tapi hanya 2 hari, itu sebelum banjir. Sekarang ini pakai tenaga manusia, petugas dan pegawai di sini. Besok (hari ini) lanjut. Kalau tanpa alat, sepertinya masih lama ini," ucap Makmur.
Suplai Air Utara-Timur Makassar Terganggu
Direktur Teknik PDAM Makassar Asdar Ali mengatakan, air baku dari saluran Sungai Lekopancing selama ini masuk ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2 Panaikang. IPA itu mengolah air baku untuk menyuplai air bersih daerah utara dan timur Kota Makassar.
Namun karena endapan lumpur yang membuat air baku terhambat, membuat produksi air di IPA 2 Panaikang tidak maksimal. Suplai air di wilayah utara dan timur Makassar pun otomatis menurun drastis.
"Debit air yang masuk tidak seimbang dengan yang mau dikasih keluar. Otomatis air yang masuk berkurang, output-nya juga berkurang," ungkap Asdar kepada detikSulsel, Minggu (16/2).
Asdar berharap warga memahami kondisi yang dipicu aktivitas tambang di Maros ini. PDAM Makassar untuk sementara akan melayani pembagian air bersih lewat tangki air secara gratis untuk masyarakat di daerah terdampak.
"(Suplai air) yang terganggu utara-timur, yang sumbernya dari Panaikang. Jadi otomatis timur kota, Tamalanrea, BTP, Biringkanaya, KIMA itu terganggu. Sama utara kota ya Bontoala, Ujung Tanah, Wajo. Sebagian kota Makassar kayak daerah Maccini itu ada sumbernya dari Panaikang," sebutnya.
Pihaknya juga telah menurun ekskavator untuk mengeruk dan membersihkan endapan lumpur di saluran Sungai Lekopancing. Di satu sisi, PDAM Makassar juga membangun bendung atau sabo dam untuk mengatasi persoalan ini.
"Jadi kita bendung untuk lumpur supaya tidak masuk di situ (saluran air baku di Sungai Lekopancing) dan bikin kolam supaya tidak lari ke saluran, tapi ke tempat lain. Itu sudah berjalan cuma memang belum selesai," imbuh Asdar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
PDAM Makassar Minta Tambang Ditertibkan
Asdar enggan berspekulasi soal dugaan tambang ilegal yang materialnya menghambat aliran air baku tersebut. Namun aktivitas tambang banyak ditemukan di daerah aliran sungai Lekopancing.
"Itu kalau kita jalan sepanjang jalan ada beberapa titik memang penambangan mungkin digunakan untuk penimbunan atau bahan baku apa ya. Kalau mungkin karang jadi bahan baku buat semen atau apa. Tapi kalau yang paling banyak itu timbunan," ungkap Asdar.
Dia berharap Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jenerang turun tangan melakukan penindakan. Asdar tidak ingin permasalahan ini semakin menimbulkan permasalahan yang lebih besar ke depan.
"Karena yang terganggu bukan hanya Makassar, tapi juga Maros. Cuma Maros dampaknya tidak terlalu besar, karena Maros sumber (air baku) di situ cuma 200 liter per detik, sementara kita butuh 1.300 liter per detik," bebernya.
PDAM Makassar telah bersurat ke Pemprov Sulsel dan Pemkab Maros terkait permasalahan ini. Pemkab Maros juga diharap selektif memberikan izin pertambangan di daerah aliran sungai.
"Kita juga menyurat ke pemprov supaya tambang-tambang ini ditertibkan, termasuk ke Pemkab Maros. Kenapa kita juga menyurat ke Pemprov, karena kita membayar retribusi air baku di pemprov," ungkapnya.
"Salah satu fungsi pemberian retribusi air baku ini adalah menjaga kelestarian air baku termasuk catchment areanya (daerah tangkapan air), menanam pohon dan sebagainya, termasuk pemulihan," sambung Asdar.
Asdar berharap suplai air bersih di utara dan timur Makassar bisa kembali normal dalam waktu dekat. Kondisi ini tergantung pembersihan endapan lumpur sisa material tambang yang membutuhkan waktu.
"Kita sudah lakukan penyampaian ke warga. Karena orang bingung, ini musim hujan, air melimpah, malah banjir, tapi kenapa PDAM tidak maksimal memberi air bersih. (Penyebabnya) karena (air baku) yang datang ke kita bukan hanya air, ikut lumpurnya," jelasnya.