Lima kecamatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terdampak banjir imbas cuaca ekstrem. Kondisi ini membuat Makassar ditetapkan berstatus tanggap darurat banjir.
Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi terjadi sejak Selasa (11/12). Sejumlah warga terpaksa mengungsi akibat banjir merendam rumah mereka.
"Antisipasi bencana lanjutan, siaga 24 jam," imbau Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025).
Dirangkum detikSulsel, berikut data dan fakta Makassar berstatus tanggap darurat banjir imbas cuaca ekstrem:
Status Tanggap Darurat Banjir 7 Hari
Pemkot Makassar menetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari terhitung sejak 10-17 Februari 2025. Kebijakan ini tertuang dalam surat keputusan (SK) bernomor: 769/188.4.45/Tahun 2025 yang diteken Wali Kota Makassar Danny Pomanto pada 10 Februari 2025.
"SK tanggap darurat ini sudah biasa keluar saat kita mengalami kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana dalam hal ini banjir," ujar Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, Rabu (12/2).
Kebijakan status tanggap darurat ini diharapkan bisa mempercepat penanggulangan bencana. Hal ini dikarenakan seluruh unsur pemerintah, TNI dan Polri, hingga swasta turut terlibat dalam melakukan penanganan bersama.
"Nah, itu yang diatur dalam SK tersebut, bahwa seluruh elemen di Kota Makassar ini, bukan hanya pemerintah kota, tapi dari TNI/Polri bahkan swasta terlibat dalam pengurangan terjadinya risiko korban, kerusakan atau kerugian," tuturnya.
Potensi Cuaca Ekstrem hingga 17 Februari
Hendra mengatakan banjir di Makassar dipicu hujan deras. Hal ini berdasarkan peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga sepekan ke depan.
"Data sudah menunjukkan bahwa kita memasuki musim hujan, data menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu, dalam hal ini, kali ini tanggal 10-17 (Februari) sesuai imbauan peringatan dini dari BMKG," ungkap Hendra.
Banjir yang menerjang Makassar membuat ribuan warga terpaksa dievakuasi yang turut menjadi pertimbangan Makassar berstatus tanggap darurat banjir. Namun Hendra memastikan belum ada korban jiwa akibat bencana tersebut.
"Fakta berikutnya sudah ada pengungsi akibat banjir. Artinya harus ditolong, data-data inilah yang menjadi dasar BPBD untuk mengusulkan kepada wali kota menaikkan status kota Makassar tanggap darurat untuk bersama-sama mengurangi risiko," tuturnya.
3.653 Warga dari 5 Kecamatan Mengungsi
Laporan BPBD Makassar hingga pukul 21.00 Wita pada 12 Februari, sebanyak 3.653 warga dari 960 kepala keluarga terpaksa mengungsi. Mereka yang terdampak banjir berasal dari lima kecamatan, yakni Manggala, Biringkanaya, Panakkukang, Tamalate, dan Tamalanrea.
Pengungsi terbanyak berada di Manggala sebanyak 2.048 warga. Di Biringkanaya 907 orang, Panakkukang 322 orang, Tamalate 115 orang dan Tamalanre 261 warga mengungsi.
Hendra mengatakan penanganan banjir akan lebih diintensifkan lagi di tengah status tanggap darurat banjir. Semua stakeholder bekerja sama mengurangi dampak risiko bencana.
"Dalam kondisi ini perlu ada operasi. Operasi itu pencarian, penyelamatan dan evakuasi. Nah, itu yang diatur dalam SK tersebut, bahwa seluruh elemen di Kota Makassar ini, bukan hanya pemerintah kota, tapi dari TNI/Polri bahkan swasta terlibat," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(sar/hsr)