Kisruh 148 siswa SMAN 17 Makassar yang terancam gagal mengikuti Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025, berbuntut panjang. Siswa kelas XII secara serentak menyatakan mogok belajar sebagai bentuk kekesalan terhadap pihak sekolah.
Aksi mogok belajar dipicu kinerja SMAN 17 Makassar yang terlambat mengisi data siswa di sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Kelalaian pihak sekolah itu membuat 148 siswa eligible atau memenuhi syarat prestasi, tidak bisa mengikuti SNBP.
"Aksi mogok belajar mulai hari ini," tegas Ketua OSIS SMAN 17 Makassar Muhammad Arsyah Yusuf kepada detikSulsel, Kamis (6/2/2025).
Siswa yang terancam gagal ikut SNPB sebanyak 148 orang. Namun sebagai bentuk solidaritas, seluruh siswa dari kelas XII SMAN 17 Makassar kompak tidak mengikuti proses belajar mengajar.
"Semua siswa kelas XII, jumlahnya 360 siswa dari 10 kelas," beber Arsyah.
Dalam pernyataan resminya, siswa menuntut dilakukan investigasi di SMAN 17 Makassar. Internal sekolah dinilai tidak harmonis sehingga berdampak kepada siswa yang terancam tidak berpartisipasi di SNBP.
"(Menuntut) Pencopotan Kepala SMAN 17 Makassar karena kelalaian yang sangat fatal. Peningkatan kualitas SDM dan internal tenaga pendidik," kata Arsyah dalam keterangannya.
Arsyah memastikan aksi mogok belajar akan terus berlangsung sampai ada kejelasan nasib 148 siswa eligible di SNBP. Dia menganggap sekolah berkewajiban mengakomodir para siswa untuk berpartisipasi dalam SNPMB melalui jalur SNBP.
"Aksi demikian (mogok belajar) akan terus berlanjut dalam waktu yang belum ditentukan. Siswa-siswi mengharapkan hadirnya keadilan dan reformasi dalam satuan pendidikan khususnya di SMAN 17 Makassar," jelasnya.
Siswa Sempat Demo di Disdik Sulsel
Sementara itu, Kepala SMAN 17 Makassar Abu Hanafi mengatakan, mogok belajar merupakan aksi lanjutan siswanya setelah sempat demo di kantor Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) pada Rabu (6/2). Mereka protes karena belum mendapat kejelasan soal nasib mereka bisa ikut SNBP.
"Sehingga mereka merasa kecewa terhadap hal tersebut. Jadi informasi sementara seperti itu, karena kekecewaan itu makanya mereka untuk saat ini tidak masuk sekolah," kata Abu Hanafi kepada wartawan, Kamis (7/2).
Abu Hanafi berharap siswa kembali sekolah mengikuti proses belajar mengajar. Dia tidak ingin kekisruhan soal SNBP ini menambah masalah siswa di kemudian hari.
"Karena mengingat banyak rencana ke depan untuk persiapan mengikuti ujian semester. Nanti juga ada tindak lanjut dari kebutuhan mereka soal administrasi dan seterusnya sampai pelaksanaan jalur ujian tulis berbasis komputer dan jalur mandiri," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(sar/sar)