Kronologi 148 Siswa SMAN 17 Makassar Terancam Gagal SNBP gegara Perkara PDSS

Kronologi 148 Siswa SMAN 17 Makassar Terancam Gagal SNBP gegara Perkara PDSS

Sahrul Alim - detikSulsel
Kamis, 06 Feb 2025 15:00 WIB
Siswa SMAN 17 Makassar saat mempertanyakan problem SNPB 2025 di Disdik Sulsel.
Foto: Siswa SMAN 17 Makassar saat mempertanyakan problem SNPB 2025 di Disdik Sulsel. (dok. Istimewa)
Makassar -

SMAN 17 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku terlambat melakukan pengisian data siswanya ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Kelalaian pihak sekolah itu membuat 148 siswa (sebelumnya ditulis 142 siswa) terancam gagal ikut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk masuk ke perguruan tinggi.

Wakasek SMAN 17 Makassar Kartini Kurnia mengakui kejadian ini murni kesalahan dari pihak sekolah. Data tidak berhasil dimasukkan ke dalam PDSS hingga batas waktu 31 Januari 2025.

"Kita berada dalam kategori belum masuk ke penginputan atau finalisasi. Ini keteledoran atau kesalahan pihak sekolah adalah tidak memaksimalkan durasi itu. Datanya sudah siap, tapi belum diinput," ujar Wakasek SMAN 17 Makassar Kartini Kurnia kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kartini mengungkapkan pihak yang diberi tugas memasukkan nilai siswa ke PDSS adalah staf bagian kurikulum. Data itu seharusnya diunggah oleh operator sekolah.

"Jadi soal nilai-nilai ini tugasnya di kurikulum. Tapi kemudian, mengerjakan ini operator sekolah (pegawai PPPK). Kami staf kurikulum ada 5 orang, selama ini bekerja bersama-sama," katanya.

ADVERTISEMENT

Tahun ini, kata Kartini, tersedia versi terbaru aplikasi PDSS. Hal itu memudahkan penginputan data siswa.

"Kebetulan tahun ini ada versi baru penginputan ke PPDS. Ada namanya tarik dari data e-raport. e-raport ini adalah nilai-nilai rapor siswa-siswi. Ini yang memudahkan penginputan PDSS siswa-siswi sebanyak 148 orang. Tinggal ditarik masuk," ujarnya.

"Awalnya kami kerja secara manual, secara tim. Karena e-raport mudah, akhirnya dikerjakan satu orang. Setelah dikerjakan, ternyata memang gagal. Mungkin karena sistem baru ya. Belum terupload semuanya," tambah Kartini.

Akhirnya, data tersebut kembali dikerjakan secara manual dengan tenggat waktu 15-31 Januari. Data siswa tersebut akhirnya sudah siap dan tinggal diunggah.

"Petugas sudah paham, karena pekerjanya sudah lama," jelasnya.

Namun belakangan, lanjutnya, operator yang ditugaskan mengunggah data siswa tersebut ke PDSS lalai. Staf tersebut mengira batas akhir data siswa diunggah pada Jumat (31/1) hingga pukul 24.00 Wita.

"Yang bertugas adalah operator sekolah ini bagian dari kurikulum (satu orang). Operator sekolah ini bisa dikatakan lalai. Dia menganggap kerjaan ini gampang, biar sebentar dikerja. Dia tidak pernah menyangka jika deadline itu cuma pukul 15.00 Wita, kan biasanya kan sampai pukul 24.00 Wita," jelasnya.

Kartini mengakui operator tersebut tidak memperhatikan batas akhir ternyata hanya sampai pukul 15.00 Wita. Dia memastikan hal ini murni karena kelalaian.

"Di situlah kecolongan petugas operator ini. Dia fikir sampai malam penginputan. Tetapi cuma sampai sore hari. Dia tahu kalau deadline itu 31 Januari, cuma jamnya itu dia tidak perhatikan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, siswa SMAN 17 Makassar sempat menggelar aksi demonstrasi di Disdik Sulsel pada Rabu (6/2). Siswa terdampak menuntut tanggung jawab sekolah agar kembali berpeluang ikut seleksi SNBP.

Kepala SMAN 17 Makassar Abu Hanafi mengaku sudah berkomunikasi ke Disdik Sulsel agar dibantu memfasilitasi persoalan ini ke Kemendikti. Menurut Hanafi, Pemprov Sulsel sudah bersurat mengajukan permohonan perpanjangan pendataan siswa di PDDS.

"Disdik sudah fasilitasi beberapa sekolah untuk dibukakan akses oleh Kemendikti. Sudah komunikasi, katanya suratnya (permohonan perpanjangan pendataan siswa di PDSS) di Sekda (Sulsel)," ucap Hanafi.




(sar/hsr)

Hide Ads