Polisi menghentikan proses penyelidikan terhadap kematian sekuriti berinisial AR (29) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang ditemukan meninggal di posnya saat jaga malam. Alasannya, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad AR.
"Tidak ada penyelidikan karena keluarga korban menolak untuk di autopsi," ujar Kanitreskrim Polsek Biringkanaya Iptu Suryadi kepada detikSulsel, Rabu (29/1/2025).
Pihak keluarga, kata Suryadi, sudah menerima kematian AR. Pasalnya, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan yang dialami almarhum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan jadi pihak keluarga menerima kematian almarhum sehingga langsung dikuburkan (di kampungan) di Takalar," katanya.
Ditanya soal dugaan sementara, Iptu Suryadi mengaku belum bisa mengambil kesimpulan. Pihaknya juga tidak bisa memastikan AR meninggal karena pengaruh minuman keras (miras oplosan).
"(Dugaan sementara) Nihil," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, sekuriti AR ditemukan tewas di pos jaga gudang PT Prima Indo Papua, Jalan Kima, Kecamatan Biringkanaya, Senin (27/1) sekitar pukul 07.30 Wita. Polisi mengamankan barang bukti berupa tas ransel, celana panjang, ponsel, uang tunai dan rekaman CCTV di lokasi.
Polisi yang menyelidiki kasus tersebut menyebut korban sempat menenggak miras oplosan satu hari sebelum ditemukan meninggal dunia.
"Sehari sebelumnya sebelum ditemukan meninggal diduga menenggak miras oplosan," kata Kasi Humas Polsek Biringkanaya Aipda Amin Bharaduta kepada detikSulsel, Senin (27/1).
Rekan korban sesama sekuriti di gudang tersebut, Muhammad Ali mengaku AR selama ini tidak pernah mengeluh sakit. Namun dia membenarkan jika AR kerap mengonsumsi miras.
"Kalau sakit tidak pernah mengeluh selama ini. Kebiasaan minum (minuman keras),"kataAli.
(hmw/ata)