Uang palsu yang diproduksi Annar Salahuddin Sampetoding Cs di UIN Alauddin Makassar mulai diedarkan pada 2022 atau sejak 3 tahun silam. Ini menyebabkan uang palsu tersebut kini sangat sulit dikendalikan.
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan pembuatan uang palsu tersebut bahkan sudah direncanakan sejak 2010 lalu. Uang palsu hasil produksi para pelaku tersebut juga telah berulangkali disempurnakan kualitasnya.
"Jadi kalau dari hasil interogasi yang pertama, pemeriksaan pertama, kita mulai dari awal ya, timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, udah lama ini," ujar Irjen Yudhiawan saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yudhiawan, uang palsu dengan kualitas nyaris sempurna berhasil diproduksi para pelaku pada 2022 lalu. Sejak saat itulah uang palsu tersebut diedarkan secara masif.
"Sampai dengan Juni 2022 kembali lagi untuk merencanakan, kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan," paparnya.
Kini Uang Palsu Sulit Dikendalikan
Yudhiawan mengakui uang palsu buatan para pelaku sudah telanjur beredar luas di masyarakat. Uang palsu dari sindikat tersebut kini sulit ditarik semua dari peredarannya.
"Uang (palsu) yang beredar ini kita sudah tidak bisa kendalikan lagi," kata Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolda Sulsel, Senin (30/12).
Waktu peredaran uang palsu selama 3 tahun terakhir bukan waktu yang sebentar. Menurut Yudhiawan, masyarakat kini menanggung akibatnya.
"Dan kalau ditemukan di lapangan ya tidak bisa ditukar, karena uang palsu," ujarnya.
Yudhiawan turut mengakui kualitas uang palsu tersebut hampir sempurna. Uang palsu itu memiliki tanda air saat diuji menggunakan sinar ultraviolet, sama halnya yang terjadi pada uang asli.
"Memang hampir sempurna, hampir sempurna. Kemarin habis press rilis juga, dipakai ultraviolet itu ada tanda air," kata Yudhiawan.
"Itu yang bagi masyarakat yang awam mungkin, wah, ini beneran padahal sebenarnya itu uang palsu," jelasnya.
18 Tersangka Pabrik Uang Palsu
Total tersangka kasus pabrik uang palsu sindikat UIN Alauddin Makassar kini mencapai 18 orang. Hal itu setelah dalang utama pabrik uang palsu, Annar Salahuddin Sampetoding resmi ditetapkan sebagai tersangka pada Sabtu (28/12).
"Bahwasanya otak pelaku adalah inisial ASS di mana perannya yang bersangkutan adalah pertama pemberi ide, kemudian yang ikut modalin, kemudian ikut membeli mesin. Kemudian pemberi perintah," ujar Dirkrimsus Polda Sulsel Kombes Dedi Supriyadi kepada wartawan saat konferensi pers, Senin (30/12).
Kendati demikian, Dedi mengaku belum bisa membeberkan lebih jauh terkait peran Annar. Pasalnya, beberapa hal masuk dalam materi dan rahasia penyidikan.
"Kalau saya jelaskan lebih lanjut masuk materi penyidikan dan itu rahasia kami untuk di persidangan," katanya.
Berikut daftar tersangka kasus pabrik uang palsu sindikat UIN Alauddin Makassar:
1. Andi Ibrahim, 54 tahun (Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar)
2. MN, 40 tahun (Staf kampus UIN Alauddin Makassar)
3. MS, 52 tahun (Orang yang pertama kali memproduksi uang palsu)
4. IR, 37 tahun (Oknum karyawan bank)
5. AK, 50 tahun (Oknum karyawan bank)
6. TA, 52 tahun (Oknum ASN Pemprov Sulbar)
7. MMB, 40 tahun (Oknum Pemprov Sulbar)
8. SM, 58 tahun (Oknum ASN)
9. SI, 55 tahun (Oknum ASN)
10. AA, 42 tahun, sebelumnya disebut 22 tahun. (Pencetak benang pengaman uang palsu)
11. SW, 35 tahun
12. KN, 48 tahun
13. JB, 68 tahun
14. S, 60 tahun
15. IH, 42 tahun
16. M, 37 tahun
17. R, 49 tahun
18. Annar Salahuddin Sampetoding
(hmw/hmw)