Banjir yang menerjang permukiman Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tidak menjadikan sejumlah masyarakat larut dalam duka. Banjir yang membuat jalanan Makassar bak sungai ternyata mendatangkan berkah dan cuan bagi warga yang membuka jasa pengangkutan motor dengan rakit.
Arus lalu lintas di perempatan Jalan Naja Dg Ngai-Jalan Barawaja, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, sempat terputus akibat banjir pada Minggu (15/12) sekitar pukul 16.15 Wita. Sejumlah kendaraan bermotor tidak berani menerobos banjir setinggi paha orang dewasa.
Sejumlah warga tampak menyiagakan dua buah rakit saat melihat pengendara motor berhenti karena ragu untuk melintas. Para pengendara motor di lokasi lantas ditawarkan untuk menyeberang banjir bersama kendaraannya dengan rakit.
"Saya sendiri yang tawarkan (pemotor naik rakit). Bukan warga memanggil, kita yang panggil warga," kata pengelola jasa rakit di Kelurahan Rappokalling, Rahmat (35) kepada detikSulsel, Minggu (15/12/2024).
Rahmat menginisiasi usaha pengangkutan motor bersama rekannya. Dia mengaku telah menjalankan jasa rakit bagi warga yang ingin menyeberang di lokasi yang rawan terkena banjir.
"Sudah 3 tahun di sini (buka jasa angkutan motor pakai rakit). Saya sendiri (yang kelola), punya sendiri (rakitnya)," tuturnya.
Dua rakit sederhana yang terbuat dari kayu dan galon sebagai pelampung disiapkan di lokasi. Setiap rakit membawa satu motor dengan tarif Rp 10 ribu sekali menyeberang melewati terowongan Rappokalling.
"Banyak mi (motor diangkut). Tarifnya Rp 10 ribu," ujar Rahmat.
Rakit tersebut tampak kokoh saat mengangkut motor bersama pengendaranya untuk menyeberang sejauh 50 meter. Rakit dioperasikan dengan cara didorong oleh 5 sampai 7 orang yang berjalan kaki.
"Baru 2 (rakit) yang turun. Kemarin dulu itu ada 4 rakit yang turun," tuturnya.
Pemasukan dari jasa pengangkutan motor menggunakan rakit ternyata tidak main-main. Rahmat bisa meraup keuntungan maksimal Rp 7 juta dalam sehari.
"Paling sedikit Rp 4 juta. Paling banyak kadang-kadang Rp 5 juta, Rp 7 juta, dalam satu hari itu," ungkapnya.
Keuntungan dari usaha jasa rakit itu dibagi kepada teman-temannya yang ikut membantu. Berkah dari usaha pengangkutan motor tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ya, kebutuhan sehari-hari. Kadang-kadang (keuntungannya dibagi untuk) 20 orang," beber Rahmat.
Sejumlah pengendara motor bersyukur akan kehadiran jasa rakit pengangkutan motor tersebut. Usaha warga itu dianggap menjadi solusi saat motor dikhawatirkan mogok karena menerobos banjir.
"Takut ka' nanti tidak bisa jalan motor, toh. Nanti mati mendadak motor," kata pengguna jasa rakit, Srikanti (35) kepada wartawan.
Srikanti menilai biaya jasa rakit tergolong murah ketimbang harus mengeluarkan biaya servis motor. Dia lebih memilih jasa rakit karena lebih aman, meski di lokasi ada juga warga yang menawarkan jasa mendorong motor.
"Warga setempat juga membantu mendorong motor secara manual dengan tarif Rp 5 ribu," imbuh Srikanti.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(sar/hsr)