Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto heran mendapati kondisi pemerintahan yang mengalami kemunduran usai ditinggal cuti kampanye Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024. Danny menilai kinerja Pemkot Makassar rusak dan menurun selama dua bulan terakhir.
Diketahui, Danny sempat mengajukan cuti dari wali kota Makassar selama masa kampanye sejak 25 September-23 November 2024. Selama cuti pilkada, posisi Danny digantikan oleh Pjs Wali Kota Makassar Andi Arwin Azis.
Setelah aktif kembali sebagai wali kota Makassar, Danny lantas mengumpulkan seluruh OPD, camat dan lurah dalam rapat koordinasi di Balai Kota Makassar pada Senin (25/11). Dalam rapat itu, Danny menyoroti sejumlah program strategis pemerintahan yang tidak berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua bulan tidak ada jalan sama sekali. Sengaja tidak dikasih dijalan. Tidak tahu (apa alasannya). Ini saya lihat ada unsur politiknya, ini sabotase," kata Danny kepada wartawan usai rapat, Senin (25/11/2024).
Danny tidak merinci program strategis yang mandek selama dua bulan terakhir. Namun program yang tidak berjalan itu membuat serapan anggaran tidak maksimal dan berpotensi menimbulkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) APBD 2024 yang tinggi.
"Besar sekali (potensi Silpa), lebih dari Rp 1 triliun ini. Bisa lebih dari dari Rp 1 triliun kalau saya hitung-hitung. (Tapi) Mudah-mudahan tidak," tuturnya.
Dia mengaku banyak menerima laporan dari warga terkait pelayanan publik yang tidak berjalan maksimal. Danny turut menyoroti perkara sampah di Makassar yang semrawut.
"Sekarang sampah-sampah tidak diangkat, tidak ada motor sampah, rusak semua. Kalau saya kan sudah hitung semua itu barang," ucap Danny.
Pendapatan asli daerah (PAD) juga berpotensi tidak optimal imbas laporan retribusi yang menurun. Dia menganggap kemunduran Makassar dalam dua bulan terakhir sebagai bentuk kegagalan menjalankan pemerintahan.
"Pasti mi menurun, modelnya begini. Urus politik saja bagaimana caranya. Dua bulan ini hancur sekali ini. Rusak ini dua bulan. Saya bukan bicara ada saya atau tidak ada saya," tegasnya.
"Itukan kegagalan namanya. Jadi saya salahkan SKPD-nya, walaupun dia dapat tekanan dan perintah, kau mesti tanggung jawab itu," sambung Danny.
Danny menduga ada unsur kesengajaan di balik kerusakan yang terjadi di Kota Makassar selama dirinya cuti kampanye. Dia menyayangkan situasi tersebut terjadi selama dirinya cuti menjalankan aktivitas pemerintahan.
"Saya duga, saya coba hitung lagi, ini bisa Rp 1 triliun loh itu Silpa. Jadi ada orang sengaja diduga sengaja dititip untuk menghancurkan Kota Makassar ini. Rusak sekali ini barang-barang," bebernya.
Danny Ancam Copot Pejabat
Danny mengaku akan melakukan evaluasi terhadap SKPD lingkup Pemkot Makassar. Dia pun mengancam mencopot pejabat yang terbukti tidak menjalankan tugas dengan baik yang memicu kerusakan kota.
"Pasti saya ganti yang tidak bisa menjalankan apapun alasannya. Setengah mati orang anggarkan, cari uang. Coba lihat sekarang, sampah di mana-mana. Makanya saya bilang harus dibersihkan ini Kota Makassar," imbuh Danny.
Danny juga menyoroti posisi sekretaris daerah (sekda) Makassar yang masih lowong. Sebelum cuti, Danny sempat mengajukan nama Kepala Bapenda Makassar Firman Pagarra ke Kemendagri untuk dilantik sebagai Sekda Makassar usai lolos seleksi lelang jabatan.
Firman juga masih sempat menjabat sebagai Pj Sekda Makassar. Namun Firman belakangan digantikan Irwan Rusfiady Adnan di era kepemimpinan Andi Arwin Azis sebagai Pjs Wali Kota Makassar.
"Pemilihan sekda kan sudah selesai. Kan saya tunjuk Pak Firman yang saya usulkan (untuk dilantik). Kan tinggal itu sebenarnya, tapi ya ada orang main-mainlah," terang Danny.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...