Polisi memulangkan oknum guru yang diduga memperkosa siswi disabilitas sensorik pendengaran berusia 15 tahun di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi belum memiliki cukup bukti dan masih menunggu hasil visum dari korban.
Polisi awalnya mengamankan oknum guru tersebut atas laporan keluarga korban pada Kamis (14/11). Namun polisi belum memiliki cukup bukti untuk menahan oknum guru tersebut sehingga dipulangkan pada Jumat (15/11).
"Kita tunggu hasil visum mungkin Senin (keluar)," ujar Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Makassar Iptu Hartawan kepada detikSulsel, Sabtu (16/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hartawan mengatakan oknum guru tersebut telah dimintai keterangan. Dia menegaskan pihaknya tidak bisa menahan oknum guru tersebut lebih dari 24 jam karena kurangnya alat bukti.
"Sudah diperiksa terlapor, sudah dipulangkan kemarin karena tidak bisa ditahan lebih dari 24 jam. (Terlapor) Guru sekolah luar biasa swasta," katanya.
Hartawan mengungkapkan pihaknya telah memeriksa korban dan terlapor. Selanjutnya pihaknya akan memeriksa beberapa orang saksi untuk menentukan arah dari kasus ini.
"Baru pemeriksaan korban, terlapor juga, tinggal saksi ini, kalau sudah itu nanti tinggal gelar (perkara)," terangnya.
Korban Menangis Saat Pulang dari Sekolah
Kasus dugaan pemerkosaan oleh oknum guru SLB itu terungkap saat korban pulang dari sekolah dalam keadaan menangis pada Senin (11/11). Pihak keluarga yang curiga kemudian bertanya ke korban terkait peristiwa yang dialami di sekolah.
"Keponakanku pulang menangis histeris lalu saya tanya pakai bahasa isyarat bahwa diangkat bajunya lalu diremas payudaranya," ujar tante korban, HJ kepada detikSulsel, Sabtu (16/11).
HJ mengatakan pihaknya kemudian ke sekolah dan menemui kepala sekolah pada Selasa (12/11). Saat itu, korban menjelaskan apa yang membuatnya menangis dan menunjuk tas oknum guru tersebut.
"Kita bertiga didudukkan sama kepala sekolah lalu mulai cerita sama ini keponakanku yang korban, dia bilang bagaimana kejadiannya? Kejadian di mana? Dan jam berapa? Dan pada akhirnya ditanya siapa? Keponakanku menunjuk satu tas di ruangan itu dia tunjuk tasnya (pelaku)," kata HJ.
Kepala sekolah kemudian menelpon oknum guru tersebut untuk datang ke ruangan. HJ menuturkan keponakannya kembali menangis histeris saat oknum guru tersebut masuk ke ruangan.
"Setelah dia (kepsek) menelepon masuklah salah seorang guru (lalu) keponakanku ini langsung histeris sambil tunjuk-tunjuk ini orang histeris sekali," bebernya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...