Kantor Badan Pertahanan (BPN) Makassar menyita perhatian usai membeludaknya antrean warga mengurus sertifikat tanah dalam dua hari terakhir. Sejumlah warga bahkan tidak kebagian nomor antrean lagi meski datang sejak pagi.
Seorang warga bernama Andi (48) mengaku datang ke Kantor BPN Makassar untuk mengurus sejumlah dokumen. Namun dia gagal mendapatkan antrean.
"Saya mau ambil blanko untuk tanah dari AJB ke SHM, sekalian mau konsultasi apalagi saya baru mengurus ini. Sudah dua kali, minggu lalu juga tidak dapat antrean," ujar Andi (48) kepada detikSulsel di lokasi, Selasa (8/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi mengaku datang ke kantor BPN Makassar sejak jam 8 pagi. Namun dirinya masih tetap tidak kebagian antrean karena warga yang datang membeludak.
"Minggu lalu memang saya datang jam 12, tapi tadi sengaja datang pagi-pagi, jam 8, tapi tidak dapat juga antrean," keluh Andi.
Pengakuan serupa juga diungkapkan oleh warga bernama Nunu (31). Dia juga tidak kebagian nomor antrean pelayanan.
"Sudah lama saya urus selalu habis nomor antrean. Minggu lalu juga habis. Ini dikurangi lagi (antreannya) jadi harus stand by dari pagi karena jam 08.00 Wita buka. Itu pun jam 08.00 Wita, pagi sudah banyak orang antre di sini," ujar Nunu.
Warga Kecamatan Bantimurung, Maros ini mengaku sudah kapok mengurus sertifikat tanahnya yang berada di Makassar. Apalagi dia harus menempuh perjalanan jauh dari rumahnya.
"Jadi harus ki cepat datang, kalau dari jauh ki sampai di sini habis antrean, yah terima risiko. (Besok datang lagi?) Kayaknya tidak mi, nanti pi lagi kalau ada mi aturan baru. Sudah 2 kali ke sini tapi tidak ada pi diurus," keluhnya.
Warga Kritik Pelayanan BPN Makassar
Warga bernama Anto (45) mengkritik sistem pelayanan di BPN Makassar. Dia menilai sistem pelayanan BPN Makassar tidak maksimal sehingga merugikan warga yang hendak mengurus sertifikat tanah.
"Harusnya profesional sesuai iklan-iklan yang disampaikan bahwa memberikan pelayanan yang baik dan profesional. Tapi apa yang dirasakan masyarakat tidak seperti yang diiklankan. Jauh berbanding terbalik," cetusnya.
Dia juga mengeluhkan layanan pengurusan sertifikat daring yang disediakan selama ini. Menurutnya, aplikasi yang tersedia masih berbelit-belit.
"Jadi saya berharap BPN memberikan pelayanan yang terbaik dan memudahkan masyarakat dalam pengurusan dan lain-lain," tambahnya.
Dia mengatakan sertifikat tanah yang diurusnya sudah terkatung-katung selama 2 tahun. Hal itu, kata Anto, disebabkan minimnya informasi yang disediakan dalam pengurusan berkas.
"Akhirnya kita terkatung-katung, bukan cuma ini kita urus, banyak urusan kita mau lakukan, kerjaan lain sehingga ini terkadang kita datang di sini tidak ada lagi antrean. Inilah yang membuat kita resah, harusnya kementerian BPN ini betul-betul memperhatikan masyarakat," katanya.
BPN Makassar Beri Penjelasan
Koordinator Kelompok Substansi Umum dan Kepegawaian ATR/BPN Makassar, Ashadi mengatakan membeludaknya antrean lantaran adanya peralihan aplikasi layanan. Dia menyebut hal tersebut butuh waktu.
"Karena adanya surat pembatasan aplikasi dari kementerian makanya kami tidak bisa lagi menggunakan aplikasi My Sertipikat karena itu lokal untuk kantor pertanahan Kota Makassar," ujar Ashadi kepada detikSulsel, Selasa (8/10).
Ashadi mengaku aplikasi My Sertipikat telah resmi dimatikan. Kini diganti dengan aplikasi dari Kementerian ATR/BPN yakni Sentuh Tanahku.
"Yang viral ini, yang terjadi 2 hari ini mudah-mudahan tidak terjadi lagi besok. Kita nanti uji coba dulu di loket. Jadi besok itu kami langsung buka pintu saja, tidak seperti tadi," katanya.
Dia mengakui, pihaknya masih mencari solusi selama dua hari terakhir ini dengan adanya peralihan aplikasi tersebut. Pihaknya memastikan pelayanan mulai kembali normal, Rabu (9/10) besok.
"Besok insyaallah langsung saja masyarakat masuk loket masyarakat akan langsung diarahkan untuk men-download Sentuh Tanahku supaya antreannya langsung muncul," terangnya.
Ashadi menjelaskan aplikasi My Sertipikat selama ini memang digunakan oleh pemohon di Makassar. Aplikasi itu bisa digunakan warga untuk mengambil antrean loket hingga pengurusan berkas.
"Karena adanya surat Kementerian ATR/BPN bahwa tidak boleh kita memakai aplikasi kalau itu bersifat pra layanan. Olehnya itu kami sekarang akan memakai mulai besok, sebentar diuji coba, aplikasi Sentuh Tanahku untuk antrean online jadi pemohon bisa memilih untuk jadwal kedatangannya," jelasnya.
Dia juga mengungkap antrean membeludak disebabkan karena kemampuan loket hanya bisa melayani hingga 85 pemohon. Selain itu, animo masyarakat makin tinggi mengurus sendiri sertifikat tanahnya tanpa perantara.
"Seumpamanya ada pemecahan (sertifikat), jangan sampai berproses ada masuk sanggahan. Itu contoh kasus. Makanya kami arahkan untuk urus sendiri sertifikatnya, biasa yang calo yang biasa kasih susah tidak sesuai dengan yang ada di kantor kami," katanya.
"Kalau tidak ada kendala, tidak ada kekurangan berkas, kalau kita sekarang itu layanan prioritas, yang tanpa kuasa bisa selesai dalam 1 hari balik nama. Karena kita ada 7 prioritas, salah satunya balik nama," tambah Ashadi.
(hmw/hsr)