Danny Pomanto Ungkap Awal Mula Warna Oranye Jadi Ciri Khasnya di Makassar

Danny Pomanto Ungkap Awal Mula Warna Oranye Jadi Ciri Khasnya di Makassar

Andi Sitti Nurfaisah - detikSulsel
Senin, 30 Sep 2024 20:45 WIB
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Danny Pomanto.
Foto: Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto. (dok. 20Detik)
Makassar -

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto mengungkap awal mula warna oranye menjadi ciri khasnya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia mengatakan pemilihan warna oranye berdasar riset yang dilakukan saat maju Pilwalkot Makassar 2014.

Dilansir dari video Blak-blakan 20Detik, Danny awalnya mengatakan maju sebagai calon wali kota Makassar pada 2014 lalu merupakan kecelakaan besar. Namun, dia menegaskan kecelakaan itu adalah tersesat di jalan yang benar.

"Saya kira itu kecelakaan paling besar bagi saya (mencalonkan sebagai wali kota pada 2014), tapi ini namanya tersesat di jalan yang benar," kata Danny dikutip, Senin (30/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danny mengatakan ada pihak yang mendesaknya untuk maju pada pencalonan wali kota Makassar. Namun dia merasa tidak masuk akal baginya untuk terjun ke politik karena tidak memiliki pengalaman politik dan juga bukan dari keluarga politisi.

"Jadi waktu itu saya ingat betul ada 31 calon, seperti kondisi-kondisi sebelum ini, banyak sekali. Saya sama sekali tidak pernah menempel saya punya gambar, tapi lagi-lagi ada yang mendesak saya. Dia mendesak, saya marah waktu desakan itu maksudnya itu tidak masuk akal dalam hidup saya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"(Dia) mendesak untuk ikut maju (pencalonan wali kota), politik, saya tidak punya pengalaman politik, bukan kader partai politik, bukan titisan politisi, bukan raja, bukan orang kaya, (kakak-adek) tidak ada jadi politisi," sambungnya.

Danny menuturkan, pihak yang mendesaknya itu menegaskan bahwa hanya dirinya yang mengetahui persoalan dan solusi untuk Makassar. Danny mengaku desakan tersebut membuatnya berpikir dan memutuskan maju di Pilwalkot Makassar.

"Timbullah pada satu kata pada desakan itu, 'Pak Danny, tidak ada yang tahu tentang Makassar sebaik anda' karena saya konsultan 4 Walikota sebelumnya," ucapnya.

"Kemudian yang kedua, 'tidak ada yang tahu penyakitnya kota ini sebaik anda dan tidak ada orang yang bisa memberi obat sebaik anda', itulah kata-kata yang merubah saya," lanjutnya.

Setelah itu, Danny menyampaikan keresahannya yang merasa hanya numpang lahir di Makassar. Para budayawan kemudian menghampirinya dan menguatkan dirinya untuk maju karena merupakan putra Makassar.

"Waktu itu saya bilang, saya kan banyak kendala, saya cuma modal lahir di sini. Maka waktu itu, saya ingat betul para budayawan datang semua, memberikan sebuah pengujian sekaligus sebuah pembekalan," kata Danny.

"Kemudian saat itu mereka bilang 'Pak Danny harus maju, karena putra Makassar yang asli sebenarnya adalah karena beliau lahir di lorong adalah Pak Danny'," sambungnya.

Danny pun mempertimbangkan desakan tersebut dan maju di Pilwalkot Makassar. Dia kemudian melakukan survei mengenai dirinya di mata masyarakat Makassar.

"Pada saat saya sudah nyatakan saya maju, maka saya survei dulu. Survei pertama adalah apa yang paling jelek image masyarakat kepada saya. Ternyata ada 2 hal yang paling jelek, pertama saya bukan asli Makassar, yang kedua saya elite," tuturnya.

Danny menyebut pandangan terhadap dirinya yaitu bukan asli Makassar dan elite merupakan racun yang tidak ada penawarnya dalam politik. Maka dia berpikir untuk mencari satu solusi untuk menjawab dua hal permasalahan tersebut.

"Itu semacam racun yang mematikan dalam politik," katanya.

"Maka saya berpikir saya harus menjawab 2 masalah ini dengan 1 kata yang menerangkan bahwa saya lahir di Makassar. Banyak yang tidak tahu saya lahir di lorong, maka muncullah istilah 'anak lorongna Makassar' anak lorong yang lahir di Makassar, menjawab 2 hal, saya tidak elite dan saya lahir di Makassar," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Awalnya, dia membuat nama sapaan Danny Pomanto karena banyak yang tidak mengetahui nama panjangnya. Namun, menurutnya sapaan Danny Pomanto juga tetap terdengar asing.

Salah satu temannya menyarankan untuk tidak menggunakan Pomanto. Atas saran tersebut, Danny merasa lebih baik dirinya tidak perlu menjadi siapa-siapa daripada kualat dengan orang tuanya.

"Bahkan ada orang minta ya salah satu teman politisi bilang 'kenapa tidak Danny saja, hilangkan nama Pomanto itu'. Saya bilang itu nama orang tua saya, kalau pun itu harus dibuang biarkanlah saya tidak usah jadi siapa-siapa, karena saya tidak mau kualat sama orang tua saya," ucapnya.

Danny tetap optimis dengan menyingkat namanya menjadi DP. Dia berharap masyarakat akan familiar dengan singkatan namanya itu.

"Akhirnya saya singkat DP. Kalau DP ini banyak konotasinya, saya bilang anda tidak akan dapat motor-mobil kalau tidak ada DP-nya," ujarnya.

Setelah mencoba berbagai hal untuk mencari solusi atas dua permasalahan tersebut, akhirnya dirinya menemukan jargon yang tepat yaitu 'Anak Lorong'. Setelah itu, dirinya mulai menggunakan pakaian berwarna oranye sebagai ciri khasnya.

"Nah, karena saya tahu kekurangan saya, maka yang menggantikan saya 'Anak Lorong'. Jadi waktu itu, orang tidak tahu nama saya tapi dia tahu saya anak lorong, yang kemudian saya pakai baju orens sebagai pengenal," tuturnya.

Danny menampik isu warna oranye yang menjadi ciri khasnya itu sebagai afiliasi dari politik. Dia menegaskan ide untuk menggunakan pakaian berwarna oranye itu dari riset yang dilakukannya.

"Bukan (afiliasi politik), karena kami selalu by research, karena saya mantan akademisi bahwa (hasil riset) spektrum tersebar dari warna adalah warna oranye. Kalau semua warna disandingkan, maka oranye lah yang muncul di dalam kelopak mata kita," katanya.

"Jadi itu scientist, scientific," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads