Pakar Nilai 02 Bacalon Pilwalkot Makassar Bisa Berubah Usai Putusan MK

Pakar Nilai 02 Bacalon Pilwalkot Makassar Bisa Berubah Usai Putusan MK

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Rabu, 21 Agu 2024 11:07 WIB
Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)-(Anggi Muliawati/detikcom
Foto: Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)-(Anggi Muliawati/detikcom
Makassar -

Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menilai konstelasi politik pada Pilwalkot Makassar 2024 bisa berubah pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal persyaratan pengusungan calon kepala daerah. Dia menyebut poros baru sulit terbentuk, di sisi lain komposisi bakal calon wakil atau 02 berpotensi berubah.

"Kalau penambahan poros dari 3 menjadi 4, menurut saya agak sulit, ya. Karena stok yang tersedia untuk figur memang seperti itu di Makassar," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Rabu (21/8/2024).

Nurmal mengatakan bakal pasangan calon Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Appi-Aliyah), Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Seto-Rezki), dan Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (Indira-Ilham) merupakan tiga poros paling potensial untuk maju pada Pilwalkot Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Porosnya Appi, porosnya Indira, porosnya Seto. Memang tiga inilah yang diharapkan untuk maju," katanya.

Eks Ketua KPU Makassar ini mengakui kemungkinan terbentuknya poros baru tetap ada. Namun kemungkinan itu akan diuji dengan faktor elektabilitas sebagai penentu.

ADVERTISEMENT

"Bisa saja ada poros baru. Sekarang ini masih banyak yang tertinggal. Beberapa figur yang kemarin bersosialisasi masif masih ada yang tertinggal. Misalnya, Rusdin Abdullah, Rahman Bando, Irwan Adnan. Semua itu sekarang punya peluang terbuka. Tapi, tentu saja kembali berhitung pada elektabilitas dan kemampuan untuk memenangkan pertarungan," tambahnya.

Nurmal mengungkapkan komposisi yang justru lebih berpotensi berubah adalah figur pendamping atau 02 pada tiga poros tersebut. Menurut dia, paket yang terbentuk saat ini merupakan hasil penjajakan koalisi partai sebelumnya untuk memenuhi syarat kursi dukungan.

"Kemungkinan yang bisa berubah adalah komposisi wakil. Komposisi wakil itu bisa berubah karena kemarin, kan, wakil ditentukan untuk mencapai ambang batas 20% (mencukupkan syarat dukungan kursi) itu, makanya berkoalisi," ungkapnya.

Menurutnya, peluang mencari 02 lebih potensial lebih terbuka karena aturan terbarunya tidak lagi mengacu dari jumlah minimal syarat kursi dukungan.

"Dengan ambang batas yang lebih rendah seperti ini (pasca putusan MK), bisa saja misalnya ada dari tiga poros itu yang kemudian melepaskan 02-nya untuk mencari 02 yang lebih baik dengan perhitungan meski tidak berkoalisi," tuturnya.

"Jadi, tergantung dari peta politik dan elektabilitas ke belakang. Saya pikir di tim paslon ini pasti sudah mulai berpikir terkait dengan itu," imbuhnya.

Nurmal menyebut jumlah minimal syarat kursi dukungan sebelumnya memungkinkan adanya figur-figur yang terpaksa berpaket. Menurutnya, bisa saja ada figur yang berpasangan semata-mata hanya untuk mencukupkan kursi agar bisa maju berkontestasi.

"Karena kan, dengan ambang batas 20% (jumlah minimal kursi di legislatif) itu di mana-mana, bukan saja di Makassar, itu potensi 'kawin paksa' memang ada. Artinya, tidak memperhitungkan lagi elektabilitas figur. Terutama untuk 02, yang penting maju dulu," terangnya.

Menurutnya, poros Appi-Aliyah, Seto-Rezki, maupun Indira-Ilham berpotensi berubah posisi 02 tergantung dari hitung-hitungan tim pemenangan masing-masing. Sebab, kata dia, mengubah komposisi di tengah jalan bisa berdampak positif atau negatif.

"Apakah itu tidak membuat elektabilitas yang sebelumnya stabil menjadi goyang. Itu yang harus dihitung baik-baik. Ini pertaruhannya berat. Mengubah komposisi bisa membuat elektabilitas menjadi naik, tetapi bisa juga berimplikasi negatif. Karena pasti akan ada yang marah, tentu yang tidak setuju dengan itu," tambahnya.




(hmw/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads