Ortu Siswa SMKN 5 Makassar Keroyok Junior Patungan Bayar Pengobatan Korban

Ortu Siswa SMKN 5 Makassar Keroyok Junior Patungan Bayar Pengobatan Korban

Sahrul Alim - detikSulsel
Selasa, 30 Jul 2024 16:37 WIB
Kepala SMKN 5 Makassar, Amar Bachti.
Foto: Kepala SMKN 5 Makassar, Amar Bachti. (Foto. Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Kasus siswa kelas XII SMKN 5 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeroyok juniornya siswa kelas X berakhir damai usai dimediasi pihak sekolah. Orang tua (ortu) yang anaknya terlibat melakukan mengeroyok akan patungan menanggung biaya pengobatan korban.

"Kami sepakat dengan pihak orang tua yang (anaknya) turut memukul bahwa anak yang sakit ini orang tuanya diminta melakukan pengobatan terbaik," kata Kepala SMKN 5 Makassar Amar Bachti kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).

Amar menjelaskan, kebijakan itu menjadi kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertikai saat dimediasi di sekolah, pagi tadi. Pihak orang tua korban juga disebut sudah memaafkan perbuatan siswa yang melakukan pengeroyokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insyaallah semua biaya yang dikeluarkan orang tua akan digantikan secara patungan oleh mereka-mereka (yang anaknya memukul) itu kesepakatan damai di antara mereka," ujar Amar.

Amar menuturkan, sementara siswa yang terlibat pengeroyokan diminta menjalani proses belajar daring selama sepekan. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian yang serupa kembali terjadi.

ADVERTISEMENT

"Untuk sementara anak kita ini yang pelaku itu sebagai bentuk pembinaan, anak-anak kita itu kita berlakukan belajar secara daring dulu untuk satu minggu pertama ini. Sambil kita netralisir yang ada di sekolah," ungkapnya.

"Kita membina dia salah satu bentuk pembinaan sekolah itu kita belajarkan di rumah dulu satu minggu ini sambil kita netralkan semuanya. Kita tidak mau kecolongan kembali," sambung Amar.

Sementara itu, orang tua siswa kelas X SMKN 5 Makassar, Hamsah Hambali mengaku anaknya masih dirawat di rumah akibat pengeroyokan itu. Anaknya mengalami sejumlah luka di bagian wajah dan sekujur tubuhnya.

"Lukanya itu di bagian mata, robek bagian sini (di pipi) kemudian badannya itu bengkak, ada yang menendang, memukul. Anak saya tadi pagi mau dipanggil pihak sekolah untuk hadir tapi tidak bisa bangun karena masih sesak nafas, mengeluh sakit badannya sebelah kiri," kata Hamsah.

Hamsah mengaku tidak akan menempuh jalur hukum menindaklanjuti insiden yang dialami anaknya. Dia mengaku telah memaafkan para siswa yang terlibat dalam pengeroyokan.

"Saya memaafkan, karena itu tadi alasannya, apa untungnya saya mau terus melakukan hal-hal yang tidak membawa keuntungan buat saya," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, dugaan pengeroyokan itu terjadi di halaman SMKN 5 Makassar, Jalan Sunu, Kecamatan Tallo, Senin (29/7). Total ada 13 siswa kelas XII yang diperiksa usai diduga terlibat mengeroyok adik kelasnya. Insiden itu dipicu aksi balas dendam.

"Katanya ini anak-anak kelas XII itu pada hari Jumat (26/7) ada kejadian pemukulan, sama anak kelas X," ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel Iqbal Najamuddin kepada detikSulsel, Selasa (30/7).

Insiden itu membuat siswa kelas XII menyimpan dendam. Dua hari berselang, siswa itu bersama rekannya mengeroyok adik kelasnya di sekolah.

"Akhirnya pada hari Senin (29/7) kemarin ada aksi balasan mungkin anak kelas XII-nya. Itu informasi awal yang saya tahu," pungkasnya.




(sar/asm)

Hide Ads