Sebanyak 13 siswa kelas XII SMKN 5 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), diperiksa usai mengeroyok juniornya siswa kelas X inisial IM di halaman sekolah. Insiden itu mengakibatkan IM mengalami luka-luka di sejumlah tubuhnya.
"Yang mengaku ada di tempat itu ada 13 orang, meski pun setelah kami interogasi yang mengaku memukul itu ada 3 orang. Tetapi di saat kerumunan ada banyak, tetapi dalam satu kelas ada 13 orang," ungkap Kepala SMKN 5 Makassar Amar Bachti kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).
Amar menjelaskan, pengeroyokan ini bermula saat siswa kelas X inisial IM memukul seniornya inisial IA karena tersinggung usai disenggol sepulang sekolah pada Jumat (26/7). Pihak sekolah saat itu sudah mendamaikan keduanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dua hari berselang, IA bersama rekannya malah mengeroyok IM di halaman sekolah pada Senin (29/7). Peristiwa pengeroyokan itupun viral di media sosial.
"Kami sudah tangani mendamaikan, hanya saja mungkin namanya musibah tiba-tiba ketemu kembali terjadilah seperti yang kita lihat di video," beber Amar.
Setelah pengeroyokan itu, pihak sekolah pun memanggil siswa yang terlibat, beserta kedua orang tua masing-masing di SMKN 5 Makassar, pagi tadi. Amar menegaskan, kedua belah pihak sudah saling meminta maaf.
"Pihak sekolah memanggil semua siswa yang bersangkutan untuk kita damaikan dan alhamdulilah mereka saling menerima saling berdamai antara satu dengan yang lain," jelasnya.
Sementara itu, orang tua siswa kelas X SMKN 5 Makassar yang dikeroyok, Hamsah Hambali mengaku anaknya saat ini masih istirahat di rumah. Anaknya mengalami sejumlah luka di sejumlah bagian tubuhnya usai dikeroyok kakak kelas.
"Lukanya itu di bagian mata, robek bagian sini (di pipi) kemudian badannya itu bengkak, ada yang menendang, memukul. Anak saya tadi pagi mau dipanggil pihak sekolah untuk hadir tapi tidak bisa bangun karena masih sesak napas, mengeluh sakit badannya sebelah kiri," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Disdik Sulsel membentuk tim untuk menginvestigasi kasus itu. Informasi awal yang diterima, insiden itu dipicu aksi balas dendam.
"Jadi senior itu dipukul atau dikeroyok kah hari Jumatnya (29/7), makanya mungkin terjadi balasan di sekolah," tutur Kepala Disdik Sulsel Iqbal Najamuddin.
Iqbal menegaskan pihaknya tidak segan-segan memberi sanksi kepada yang terlibat. Kebijakan itu akan dilakukan ketika ditemukan bukti telah terjadi pelanggaran.
"Kalau memang ada hal yang melanggar aturan, tentu nanti ada model-model sanksi yang sesuai aturan," imbuhnya.
(sar/asm)