Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), bakal menggelar Operasi Patuh selama 2 pekan ke depan mulai 15-28 Juli 2024. Mereka akan menyasar 8 jenis potensi pelanggaran yang dilakukan pengendara di Kota Makassar.
"Kepada pengendara roda 2 maupun roda 4 yang ada di Kota Makassar bahwa Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar akan melaksanakan operasi patuh kepolisian dalam bidang lalu lintas," ujar Kasatlantas Polrestabes Makassar Kompol Mamat Rahmat kepada detikSulsel, Sabtu (13/7/2024).
Mamat mengungkapkan 8 sasaran utama dalam operasi patuh ini yakni boncengan lebih dari satu, knalpot brong, melanggar arus, TNKB tidak sesuai, pelanggaran kecepatan, berkendara dengan pengaruh alkohol, penggunaan ponsel, dan safety belt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain delapan itu kita juga akan melihat karakteristik di lapangan, bisa jadi ada juga ditemukan muatan, over dimensi, itu juga membahayakan. Jadi tidak monoton 8 target operasi itu," ujar Mamat.
Dia mengungkapkan selama pelaksanaan operasi patuh, seluruh personel Satlantas Polrestabes Makassar akan dilibatkan dan dibantu oleh satuan lain. Mamat menegaskan pelaksanaan Operasi Patuh akan mengedepankan penindakan secara humanis.
"Kita akan tetap kedepankan penindakan yang humanis, kita ada edukasinya untuk kamsel (keamanan dan keselamatan) kemudian preemtif dan preventif, dan repressive. Jadi ada 3 kan kita laksanakan tapi penindakannya dengan humanis menggunakan tilang elektronik baik yang statis maupun yang mobile," ujarnya.
Selain itu, pada operasi patuh ini personel hanya akan melakukan patroli atau mobile. Pengendara yang ditemukan melanggar akan ditindak dengan tilang elektronik.
"Penindakannya lebih kepada mobile yang diperbanyak dengan tilang kamera HP, kecuali kalau pelanggar yang berpotensi menyebabkan lakalantas tetap kita lakukan tilang manual seperti knalpot brong, melawan arah, balap-balap," katanya.
"Seperti balap liar yang tidak bisa ditilang elektronik kita tilang manual, begitu juga knalpot brong, tidak terdeteksi atau tidak terlihat. Jadi kebanyakan anggota nanti mobile. Tidak seperti dulu lagi sistem stasioner, kita mobile aja dan tilangnya menggunakan tilang elektronik," tambahnya.
(asm/hsr)