Politikus Gerindra Andi Seto Gadhista Asapa (ASA) memastikan tetap membangun komunikasi dengan Demokrat usai tak mendapat surat tugas untuk maju di Pilwalkot Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Menurutnya surat tugas itu belum final atau masih bersifat sementara.
"Saya pikir, itu (surat tugas) adalah kebijakan dari partai Demokrat itu sendiri. Tetap kami komunikasi dengan Demokrat jalan terus, dan tentu ini akan kami bangun terus. Karena kan yang jadi patokan bukan surat tugas, tetapi yang jadi patokan adalah (formulir) B1.KWK," ujar Andi Seto kepada wartawan, Selasa (2/7/2024) malam.
Mantan Bupati Sinjai ini mengaku masih sementara mengumpulkan informasi soal peluangnya bisa mendapat surat tugas Demokrat tersebut. Termasuk akan memantau siapa saja yang akan diberikan surat tugas untuk tahap selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kan kita tahu sendiri, saat ini sudah banyak calon, yah kalau ada yang sudah dapat surat tugas, mungkin kalau kita mau berkoalisi, atau berpasangan, sama orang-orang yang sudah mendapat surat tugas," jelas ASA.
Dia memastikan tetap akan membangun komunikasi dengan partai lainnya selain Demokrat untuk membangun koalisi dengan Gerindra. Apalagi, kata dia, Pilwalkot Makassar tidak ada partai yang bisa mengusung sendiri.
"Meskipun tidak ada surat tugasnya, kami tetap akan komunikasi. Sudah ada yang beberapa mengeluarkan surat tugas, tapi kan saya pikir di Makassar belum ada partai yang bisa maju sendiri, sehingga membutuhkan koalisi. Sehingga ini jadi dasar untuk kita tetap berkomunikasi," tambahnya.
Andi Seto Ungkap Kriteria Pendamping
Sejauh ini, Andi Seto mengakui baru mengamankan 4 kursi milik Gerindra. Artinya masih butuh minimal 4 kursi lagi untuk bisa maju di Pilwalkot Makassar.
"Baru kursinya Gerindra. Kalau partai lain belum ada yang kita amankan," katanya.
Makanya untuk penentuan bakal calon wakilnya, kata ASA, figur tersebut harus memenuhi 3 kriteria. Minimal harus membawa partai yang punya kursi agar bisa mengusung jika berkoalisi dengan Gerindra.
"Kriterianya tetap ada di 3 hal, yang bisa membawa partai, yang bisa membawa kemenangan, dan insyaallah bersama membangun Kota Makassar ketika kami bisa berhasil menjadi wali kota dan wakil wali kota," ujarnya.
Dia menargetkan penetapan pasangannya akan dilakukan secepatnya. Pihaknya akan memaksimalkan pembicaraan soal calon wakil wali kota pada Juli ini.
"Insyaallah semakin cepat semakin bagus. Dan insyaallah kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk berkomunikasi. Kalau memang kami sudah oke (diumumkan Juli), insyaallah kami akan deklarasikan. Tapi kalau memang belum bisa, Agustus. Semaksimal mungkin," pungkasnya.
Demokrat Berikan Surat Tugas ke Rahman Bando-ARA
Sebelumnya, Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah menyatakan bakal calon usungannya di Makassar dikerucutkan hanya ke mantan birokrat Rahman Bando dan Ketua DPC Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali. Sementara, figur lainya dianggap kurang komunikasi dengan Demokrat, meski elektabilitasnya tinggi.
"Itu soal komunikasi. Di Makassar misalnya sampai 4 sebenarnya bisa kita berikan, kembali lagi soal komunikasi. Bahwa lagi-lagi ini soal teknis (pertimbangannya)," ujar Ulla usai penyerahan surat tugas di Kantor DPD Demokrat Sulsel, Jalan Mirah Seruni, Makassar, Senin (1/7).
Ulla, sapaan Ni'matullah mengaku awalnya akan mengerucutkan dengan memberi surat tugas kepada 4 figur. Pihaknya sudah mencoba membangun komunikasi, namun tak mendapat respons dari pendaftar jelang pengusulan ke DPP.
"Makassar bisa mengerucut 4. Tidak mungkin kita mengemis, sementara komunikasinya tidak ada. Jadi ada persoalan komunikasi saat proses pengusulan di Jakarta," ungkapnya.
(asm/ata)