Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) menganggap jemaah haji kloter I Debarkasi Makassar berpakaian nyentrik sepulang dari Makkah karena sudah menjadi budaya. Namun pihaknya sudah mengimbau sejak awal agar jemaah haji tidak berpenampilan glamour dan cukup mengenakan batik.
"Kami sudah sampaikan dari awal agar mereka menggunakan pakaian batik tapi lihat kebanyakan jemaah belum menggunakannya. Masih berpakaian budaya kita Sulsel," ujar Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Sulsel Ikbal Ismail di sela-sela penyambutan jemaah di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Minggu (23/6/2024).
Sekretaris PPIH Debarkasi Makassar ini mengaku tak dapat berbuat banyak melihat kondisi ini yang sudah menjadi tradisi di Sulsel. Menurutnya, pakaian nyentrik itu bagian dari kebanggaan jemaah usai melaksanakan ibadah haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga tidak bisa melarang karena budaya. Mereka ingin memperlihatkan kepada keluarganya bahwa mereka sudah melaksanakan haji," ujar Ikbal.
Padahal, kata Ikbal, petugas haji telah mengimbau para jemaah sebelum kembali ke Makassar. Dia menyebut imbauan mengenakan batik agar terlihat rapi dan seragam.
"Iya, (harusnya) mengenakan batik, itu imbauan kami agar menggunakan batik saat pulang tapi karena ini budaya kita jadi dimaklumi sajalah, kita juga tidak bisa paksakan. Kami hanya mengimbau supaya kelihatan seragam," ujarnya.
Begitu pula dengan perhiasan, pihaknya juga sudah mengimbau agar jemaah tak mengenakan perhiasan berlebihan. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada jemaah.
"Soal perhiasan berlebihan sudah ada aturannya, kami sudah menyampaikan ke jemaah supaya jangan ada yang mengenakan perhiasan berlebihan pada saat tiba di bandara Tanah Air," katanya.
Diketahui jemaah haji kloter 1 Debarkasi Makassar telah kembali ke rumahnya masing-masing. Jemaah asal Makassar ini langsung dijemput keluarganya di Asrama Haji Sudiang.
"Untuk kloter 1 ini begitu selesai penerimaan mereka sudah bisa langsung diambil keluarganya dan kembali ke rumahnya. Kalau nanti jemaah transit baru jemaah bermalam satu malam sebelum pulang ke daerahnya masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 450 jemaah haji kloter 1 Debarkasi Makassar tiba di Asrama Haji Sudiang, sore tadu. Sejumlah jemaah haji yang pulang dari Makkah kompak mengenakan pakaian yang nyentrik hingga dibalut dengan perhiasan emas.
"Karena sudah adat Bugis Makassar sesampainya di Tanah Air dari tanah suci kayaknya wajib sih, bukan kayak ingin viral tapi mendarah daging adat istiadatnya Makassar pakaian begini," ujar salah satu jemaah haji, Suharni Zaini kepada detikSulsel di lokasi.
Suharni mengenakan pakaian lengkap yang jika ditotalkan harganya mencapai Rp 1,8 juta. Untuk baju mispa yang dikenakannya saja seharga Rp 1,4 juta.
"Ini pakaian mispa, bajunya Rp 1,4 juta, mispanya Rp 250 ribu, ciputnya di dalam Rp 150 ribu," ungkapnya.
Sementara jemaah haji asal Makassar lainnya, Darni (43) mengaku pulang dari Makkah membawa emas. Emas itu sengaja dibeli untuk oleh-oleh keluarganya.
"Saya beli 20 gram emas ini, harganya Rp 1,2 juta di sana untuk kenang-kenangan saja," singkat Darni kepada wartawan.
(ata/sar)