Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menggagas program Lorong Wisata (Longwis) yang tidak hanya hadir sebagai destinasi wisata baru. Program yang dibuat untuk memulihkan ekonomi ini juga menjadi upaya Pemkot Makassar menekan emisi karbon yang menjadi isu perkotaan.
Danny menjelaskan Lorong Wisata merupakan inovasi kota untuk mengubah lingkungan lorong menjadi lebih berdaya. Program ini sudah dijalankan sejak tahun 2023.
"Lorong yang tadinya kumuh menjadi ruang-ruang tamu kota yang indah, hijau dan produktif," kata Danny dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (21/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengklaim Lorong Wisata hadir untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Danny hendak membangun perekonomian dari lorong.
"Longwis merupakan sebuah multi inovasi yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat diberdayakan dengan adanya kemandirian berwirausaha di lorong-lorong," jelasnya.
Danny melanjutkan, Lorong Wisata menjadi program unggulan Pemkot Makassar menuju low carbon city atau kota rendah karbon. Hal ini sejalan dengan program resilient dan low carbon city untuk menangani dampak perubahan iklim.
Menurut dia, cita-cita kota rendah karbon ini harus berawal dari lorong-lorong juga. Pola hidup masyarakat diubah dari tingkat bawah.
"Persoalan emisi karbon ini intinya ialah perilaku manusia. Semua ini terjadi (emisi karbon) karena perilaku manusia," ucap Danny.
Dalam penerapannya, kata Danny, Lorong Wisata dijalankan lewat skema Public Engagement dan Protokol Sentuh Hati. Danny menegaskan skema itu membuka peluang bagi masyarakat untuk terlibat langsung mengembangkan program itu.
Danny melanjutkan, dengan berkembangnya sirkulasi ekonomi maka membuat masyarakat berdaya dan mandiri. Selain itu menjadikan lingkungan hijau sehingga membantu menurunkan emisi karbon di udara.
Program ini sempat diperkenalkan Danny saat hadir dalam forum World Cities Summit (WCS) 2024 di Singapore Convention Exhibition, Singapura, Senin (3/6). Diskusi itu membahas isu dan tantangan perkotaan dengan tema besar, 'Liveable and Sustainable Cities: Rejuvenate, Reinvent and Reimagine'.
Para wali kota ini berbagi pengalaman dan praktek baik atas upaya-upaya memperbaiki kehidupan masyarakat kota secara terpadu dan inklusif. Danny turut memperkenalkan gagasannya lewat program Lorong Wisata di depan 93 wali kota dunia yang hadir di acara tersebut.
Danny menambahkan pengalaman-pengalaman kota-kota di dunia ini penting sebagai bahan belajar kota-kota lain yang menghadapi isu serupa.
"Olehnya WCS menjadi ajang internasional yang sangat penting bagi kota," ujar Danny.
Komitmen Makassar Jadi Kota Dunia
Isu menekan emisi karbon sedianya kembali digaungkan Danny sejak menggagas rapat koordinasi khusus (rakorsus) Pemkot Makassar yang digelar Senin (26/2) lalu. Pertemuan yang mengusung tema, 'Low Carbon City dengan Metaverse' ini menjadi bagian komitmen Makassar menjadi kota dunia.
"Kita ini kan punya visi kota dunia. Kalau kita bicara komitmen kota dunia, berarti kita punya komitmen dunia," ujar Danny, Senin (26/2).
Danny menekankan, konsep low carbon merupakan konsep yang dibahas di tingkat dunia. Menurutnya, merancang Kota Makassar untuk menjadi kota nol emisi karbon dengan cara yang terstruktur, sistematis, dan masif.
"Nah caranya bagaimana kita menghemat karbon atau merancang sesuatu di kota kita agar pengurangan karbon menjadi hal yang nyata. Karena ini gerakan harus masif, tersistem, dan terstruktur," bebernya.
Dalam rakorsus itu mengemuka rencana Danny membangun solar cell di sekolah-sekolah tahun ini. Langkah ini menjadi bagian menuju Makassar target nol emisi karbon di sektor pendidikan.
"Saya pastikan tahun ini di (APBD) Perubahan saya akan fokuskan ke solar sel di semua sekolah. Itu hal-hal yang nyata," tegas Danny.
Danny menambahkan, transportasi publik yang ramah lingkungan pun turut menjadi faktor pembangun agar Makassar mencapai target emisi nol korban. Upaya ini lanjut Danny, sebenarnya telah dilakukan oleh Kota Makassar.
"Nah, ini kan baru sosialisasi (soal Makassar menuju nol emisi karbon). Tapi kita bisa lihat, mobil dinas kita sudah listrik. Mobil bus kita listrik. Do'torotta sudah kita listrik. Co'mo akan kita produksi 15 unit tahun ini. Itu yang sudah nyata," imbuhnya.
(sar/sar)