Makassar menduduki peringkat 234 dari 250 dalam daftar Happy City Index 2024. Kota yang terletak di Sulawesi Selatan ini menjadi satu-satunya kota dari Indonesia yang masuk daftar kota bahagia di dunia.
Happy City Index merupakan hasil penelitian yang disusun oleh lembaga riset asal Inggris, Institute of Quality o Life'. Happy City Index membagi 250 kota paling bahagia di dunia, yakni gold, silver, dan bronze atau perunggu.
Melansir situs resmi Happy City Index, sebanyak 37 negara termasuk ke dalam kategori golden 'happiest' city. Aarhus dari Denmark, Zurich dari Swiss, Berlin dari Jerman, Gothenburg dari Swedia, serta Amsterdam dari Belanda secara berurutan masing-masing menduduki peringkat pertama hingga kelima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua kota dari negara Asia, juga tergolong ke dalam golden 'happiest' city. Kedua kota itu yakni Singapura dan Soeul yang masing-masing berada pada peringkat 34 dan 36.
Kemudian untuk kategori Silver Cities diisi oleh 63 kota dari berbagai negara di dunia. Kota seperti Tokyo dari Jepang, Milan dari Italia, Dubai dari Uni Emirat Arab termasuk dalam kategori ini.
Sementara untuk kategori terakhir, Bronze Cities, diisi oleh 150 kota dari berbagai negara di dunia. Selain Makassar, Valencia dari Spanyol, Abu Dhabi dari Uni Emirat Arab, Porto dari Portugal juga termasuk dalam kategori tersebut.
Kota Makassar juga disejajarkan dengan Gdansk dari Polandia, Barcelona dari Spanyol, serta Toulouse dari Prancis, dalam kategori Bronze Cities tersebut. Sejumlah kota terkenal lainnya, yakni Kuala Lumpur dari Malaysia, Madrid dari Spanyol, dan Wuhan dari China juga termasuk dalam kategori ini.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto turut senang Makassar masuk ke dalam daftar kota bahagia di dunia. Danny pun mengungkap rahasia di balik raihan itu.
Dirangkum detikSulsel, berikut 5 rahasia Makassar Masuk Daftar Kota Paling Bahagia menurut Danny Pomanto:
1. Mobilitas Warga Makassar
Danny mengatakan bahwa salah satu yang diukur dalam penelitian kota bahagia di dunia ialah mobilitas warga suatu kota. Makassar sendiri meraih 244,3 dalam hal mobilitas.
"Jadi kalau mobility itu kan tentang bagaimana mobilitas masyarakat kan banyak indeks-indeksnya di situ kelancaran aksesibilitas dan lain-lain nah mobilitas itu kan perpindahan masyarakat itu kan dia hitung pake google itu," ujar Danny Pomanto saat berbincang dengan detikSulsel, Rabu (19/6/2024).
Menurut Danny, mobilitas warga Makassar diukur secara valid. Dia mengatakan faktor mobilitas ini tidak dapat direkayasa.
"Nah mobilitas itu kan perpindahan masyarakat. Itu kan dia hitung pakai google itu. Itu nda bisa macam-macam (direkayasa) karena gerakan dan kelancaran kendaraan itu dihitung google," katanya.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam survei tersebut, Makassar juga meraih nilai cukup tinggi dalam hal ekonomi. Makassar sendiri meraih skor 322,9 untuk ekonomi.
Danny kemudian menyinggung pertumbuhan ekonomi Makassar pada 2023 lalu memang tinggi. Angka itu berbanding terbalik dengan inflasi Makassar yang rendah.
"Ekonomi memang kita kan 5,31%, kemudian inflasi rate-nya juga 2,23 %. Kan ekonomi itu dilihat dari 2 hal itu di atasnya ada ekonomi growth yang tinggi ada inflation rate yang rendah antara itu bagus sekali rasionya," kata Danny.
3. Indeks Government
Selain ekonomi dan mobilitas, pemerintahan juga menjadi salah satu indikator penilaian dalam mengukur Happy City Index. Makassar sendiri meraih nilai 225,8.
Menurut Danny, indeks government Makassar memang baik sejak awal. Dia berharap hal-hal baik tersebut dapat bertahan di waktu mendatang.
"Berikutnya terkait government saya kira banyak indeks-indeks government kita cukup bagus baik internasional maupun nasional," katanya.
4. Survei Internal Pemkot Makassar
Danny mengatakan pihaknya juga rutin melakukan survei internal soal tingkat kebahagiaan warga Makassar. Hasilnya, mayoritas masyarakat Makassar merasa nyaman tinggal di Kota Daeng.
"Mereka (warga Makassar ditanya) bilang kalau nyaman (tinggal) di Makassar tinggal? oh, (dijawab) nyaman sekali. 82,09% menyatakan dia senang tinggal di Makassar," kata Danny.
Menurut Danny, survei internal itu dilakukan setiap 6 bulan pada 2023. Dia mengatakan sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat Makassar mendapatkan penanganan yang baik.
"Jadi waktu pertanyaannya mengatakan apa kesulitan 2023. Pertama mati lampu PLN, kedua adalah kekurangan air, anehnya yang menariknya adalah ini ditangani dengan sangat baik ditanya dia bagaimana kenyamanan mu tinggal di Makassar? Oh nyaman sekali dan aman sekali, nah 82,09% mengatakan seperti itu," kata Danny.
5. Sektor Pendidikan dan Kesehatan yang Membaik
Masih dalam survei tersebut, kata Danny, masyarakat Makassar juga cukup puas dalam hal pendidikan dan kesehatan. Dia mengatakan masyarakat menilai tidak ada masalah dalam dua sektor tersebut.
"Ditanya lagi bahwa bagaimana soal Kesehatan di Makassar? Semua bilang bahwa tidak ada masalah jadi kesehatan bukan jadi masalah berarti tingkat kepuasannya besar itu tidak cukup 20%. Nah bagaimana sistem keamanan di Makassar? Tidak ada masalah. Bagaimana sistem pendidikan di Makassar? tidak ada masalah," katanya.
Padahal, kata Danny, survei sebelumnya menunjukkan masalah keamanan, pendidikan dan kesehatan menjadi 3 masalah utama di Makassar. Namun kini kondisi telah berubah dan dia berharap hal ini bisa berlanjut.
"Indeks-indeks seperti inilah harus diperhatikan karena indeks ini dibangun bukan tiba-tiba disulap bangun begitu tapi ini dibangun secara tersistem kemudian dibangun secara serentak karena itu harus ada pemerataan dan dibangun dalam sustainability yang baik," pungkasnya.
(hmw/hmw)