Pakar soal Tiket Golkar di Pilwalkot Makassar: Appi Populer-ASA Kuda Hitam

Pakar soal Tiket Golkar di Pilwalkot Makassar: Appi Populer-ASA Kuda Hitam

Sahrul Alim - detikSulsel
Rabu, 22 Mei 2024 17:00 WIB
Munafri Arifuddin (Appi), Rahman Pina (RP), dan Andi Seto Asapa (ASA).
Foto: Munafri Arifuddin (Appi), Rahman Pina (RP), dan Andi Seto Asapa (ASA). (dok. istimewa)
Makassar -

Perebutan rekomendasi Golkar untuk Pilwalkot Makassar diprediksi akan sengit. Munafri Arifuddin (Appi), Rahman Pina, dan Andi Seto Asapa (ASA) disebut bisa saja saling sikut dalam memperebutkan rekomendasi itu.

Pakar politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto mengatakan sejauh ini secara kasat mata Ketua DPD II Golkar Makassar Munafri Arifuddin lebih unggul dari segi popularitas dan elektabilitas. Appi diuntungkan karena sudah dua kali menjadi kontestan di Pilwalkot Makassar.

"Kalau kita lihat dari popularitas dan elektabilitas tentu Appi masih di atas karena dia masih top of mind di pemilih. Dia yang lebih dikenal oleh masyarakat karena pernah dua kali menjadi calon wali kota," ujar Ali Armunanto kepada detikSulsel, Rabu (22/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan ASA yang dinilai akan menjadi kuda hitam dalam perebutan tiket Golkar. Seto yang merupakan menantu dari Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid, juga diketahui punya ipar yang dekat dengan pemodal sekelas Tomy Winata.

"Sebenarnya yang memang bisa jadi kuda hitam adalah Seto lewat Nurdin Halid dan punya kakak ipar namanya Boby yang juga dikenal sebagai orang dekatnya Tomy Winata," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Ali, DPP Golkar kemungkinan akan dilema dalam menentukan usungan antara Appi atau ASA di Pilwalkot Makassar. DPP akan dihadapkan pada pilihan mengusung yang punya elektabilitas dan popularitas tinggi atau yang punya jaringan politik dan modal yang memadai.

"Sebenarnya DPP Golkar akan dihadapkan pada dilema usung Appi yang populer atau mengusung Seto yang punya jaringan politik dan modal yang kuat. Dilemanya DPP di situ," jelasnya.

Ali menuturkan, jika Golkar mengacu pada hasil survei maka Appi paling berpeluang. Tetapi jika mempertimbangkan jaringan politik dan modal yang kuat maka pilihan DPP Golkar akan jatuh ke Seto.

"Jadi saya rasa kalau berasumsi pada survei semua potensi berada pada Appi. Tapi kalau kita melihat pada jaringan politik yang ada, seiring melemahnya pengaruh Jusuf Kalla, tentu kalau berbicara jaringan politik sekarang yang cukup kuat dan bisa mengambil pengaruh adalah Seto. Jadi saya melihat ini pertarungan Seto dengan Appi," tambahnya.

Belakangan juga muncul nama Rahman Pina (RP) dari internal Golkar yang menyatakan sikap siap maju Pilwalkot Makassar. Namun Ali menyebut niat RP maju sekadar klaim.

"Walaupun Rahman Pina juga mau maju, tapi elektabilitasnya di dapil, tidak dipilih oleh satu Makassar tapi dipilih di satu dapil. Tentu dia punya popularitas dan elektabilitas di dapilnya saja dan itu terbatas," katanya.

"Kayaknya Rahman Pina hanya sekadar klaim kalau mau maju wali kota, belum ada upaya masif yang dilakukan. Kalau betul-betul serius tentu sudah ada tim sukses yang turun masif dan menggandeng lembaga survei misalnya," tambah Ali.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Senada, pakar politik dari UIN Alauddin Makassar Prof Firdaus Muhammad juga menilai Appi paling berpeluang. Apalagi Appi satu-satunya kader yang mendapat surat tugas dari DPP Golkar untuk maju di Pilwalkot Makassar.

"Appi sebagai ketua partai berpeluang dapat rekomendasi Golkar tanpa menutup peluang kader lainnya, kontestasi internal partai cukup berat untuk yakinkan DPP. Karenanya perlu mekanisme terukur untuk diusung misal kader dan potensi elektoral versi pusat," katanya.

Appi dinilai memiliki nilai lebih karena menjabat sebagai ketua Golkar Makassar. Selain itu Appi juga diasumsikan punya basis pemilih yang kuat.

"Basis dapat jadi pertimbangan tapi itu bukan garansi karenanya perlu intenskan komunikasi politik dengan DPP, begitu juga kader lain. Mereka juga harus bangun koalisi dengan partai lain agar peluang menang lebih besar," jelasnya.

Di sisi lain, kata Firdaus, pengaruh elite Golkar juga akan berpengaruh bagi Golkar untuk menentukan usungannya. Elite yang punya kedekatan dengan masing-masing calon akan berupaya melakukan lobi-lobi ke DPP Golkar. Seperti Nurdin Halid dan Erwin Aksa yang menjabat Wakil Ketua Umum Golkar, dan Ketua DPD Golkar Sulsel Taufan Pawe.

"Elite juga berpengaruh dalam lobi DPP. Artinya ada upaya berebut pengaruh antar elite," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kondisi Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa!"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads