Sekelompok mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), tepatnya Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel). Kondisi itu memicu kemacetan hingga kendaraan mengular satu kilometer.
Pantauan detikSulsel di lokasi, Minggu (28/4/2024), massa aksi melakukan aksi demo dengan menutup sebagian badan jalan sekitar pukul 16.00 Wita. Pengendara dari arah Jalan Urip Sumoharjo hingga Jalan Perintis Kemerdekaan yang hendak melintas pun terdengar membunyikan klakson.
Massa aksi terlihat membawa sejumlah atribut seperti spanduk. Mereka mempersoalkan bencana alam banjir yang disebut sering terjadi di Kabupaten Luwu Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Massa aksi juga menahan mobil kontainer yang hendak melintas dan melakukan orasi di atas mobil kontainer tersebut. Arus lalu lintas dari arah Jalan Urip Sumoharjo menuju Jalan Daya menjadi padat dan menimbulkan kemacetan.
Petugas kepolisian yang berada di lokasi pun mengatur massa aksi untuk tidak menutup badan jalan sepenuhnya. Polisi juga terlihat mengatur lalu lintas dan meminta pengendara untuk berhati-hati ketika melintas.
Hingga pukul 16.29 Wita, massa aksi masih terus melakukan demonstrasi dan berorasi. Tidak berselang lama, kontainer kembali dipersilakan beroperasi hingga arus lalu lintas secara bertahap mulai normal.
Sebelumnya diberitakan, banjir terjadi diakibatkan meluapnya Sungai Rongkong, Masamba, dan Sungai Baliase pada Senin (22/4). Adapun kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Sabbang Selatan, Sabbang, Malangke, Malangke Barat, Baebunta Selatan, Sukamaju Selatan, dan Kecamatan Mappideceng.
Pemkab Lutra pun menetapkan status tanggap darurat bencana setelah banjir sejak 25 April sampai 30 hari ke depan. Peserta didik dari SD, SMP hingga SMA pun diliburkan hingga banjir surut.
"Terpaksa kami meliburkan sekolah, karena ada banyak gedung sekolah yang terendam banjir," kata Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Mukhtar kepada detikSulsel, Jumat (26/4).
Muslim mengungkapkan, kebijakan ini mempertimbangkan keselamatan siswa selama proses belajar mengajar. Pasalnya gedung sekolah hingga saat ini tidak bisa digunakan.
"Dari 7 kecamatan yang terdampak, ada 157 fasilitas gedung yang terendam banjir, sehingga fasilitas tersebut sementara tidak bisa digunakan," ungkapnya.
(sar/sar)