Ironi 2 Bocah Mesum di Pekuburan Makassar Saat Siang Bolong

Ironi 2 Bocah Mesum di Pekuburan Makassar Saat Siang Bolong

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Minggu, 28 Apr 2024 10:00 WIB
Dua bocah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), melakukan hubungan intim layaknya suami istri di area perkuburan.
Foto: Bocah berbuat mesum di area perkuburan di Makassar. (tangkapan layar video)
Makassar -

Bocah laki-laki berusia 9 tahun dan bocah perempuan berusia 7 tahun di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berbuat mesum layaknya pasangan suami istri (pasutri) di area pekuburan. Ironisnya, kedua bocah tersebut melakukan aksi tidak senonohnya saat siang bolong.

Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Makassar pada Kamis (25/4) sekitar pukul 11.00 Wita. Ketua RT setempat, Qadariah mengatakan kedua bocah tersebut memang sering bermain di area pekuburan namun dia tak menyangka keduanya berbuat mesum.

"Kejadian ini baru kali ini. Kondisinya saat itu, sepi memang. Karena itu kuburan kalau siang-siang begini tidak ada orang. Karena bukan mi waktunya lebaran kan," kata Qadariah kepada wartawan, Jumat (26/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita juga kaget kenapa tiba-tiba ada yang viralkan ini kejadian. Ini anak-anak memang sering main di situ. Main biasa, tunggu orang-orang bawa kembang, sambil main pergi mi kasihan minta-minta di orang," lanjut Qadariah.

Selain itu, dia juga mengatakan kedua bocah tersebut sama-sama tidak bersekolah. Di sisi lain, kedua bocah itu masih punya hubungan keluarga satu sama lain.

ADVERTISEMENT

"Perempuan ini belum sekolah, baru laki-lakinya tapi berhenti karena keterbelakangan mental. Makanya diberhentikan sama orang tuanya kasihan. Iya, bersepupu," paparnya.

Qadariah menuturkan, perbuatan mesum itu bermula ketika bocah perempuan mengajak bocah laki-laki melakukan hubungan intim. Qadariah menyebut, bocah perempuan mengajak bocah laki-laki karena terpengaruh oleh video porno yang ditonton di ponsel.

"Jadi saya tanya si laki-laki, 'siapa yang suruh ko?' Na (dia) bilang si perempuan karena melihat di handphone. Jadi laki-lakinya yang diajak," ucapnya.

Qadariah mengungkapkan bocah perempuan itu telah terpapar pornografi lantaran kelihatan sedikit agresif dibanding bocah lelaki. Hal ini terungkap usai dirinya menginterogasi bocah laki-laki tersebut.

"Pengakuannya, iya (melihat di handphone). Anaknya tadi saya tanya. Agresif di situ perempuannya. Baru kali ini melakukan," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

DP3A Makassar Lakukan Pembinaan

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar kini turut memberi atensi terhadap ulah kedua bocah tersebut. Kepala UPTD PPA Makassar Muslimin H mengatakan pihaknya telah memanggil kedua orangtua dari bocah yang bersangkutan.

"Kita sudah panggil si anak, dua-duanya. Termasuk juga kita panggil tadi orangtua masing-masing. Hadir juga Ibu RT di wilayah itu. Kita hadirkan di kantor. Tadi juga sudah dipertemukan di kantor lurah," kata Muslimin, Jumat (26/4).

Dia menuturkan Pemkot Makassar akan memberi pembinaan kepada kedua bocah itu. Termasuk melakukan pendalaman apakah kedua bocah tersebut tumbuh dibawah pengawasan yang baik atau tidak.

"Artinya kami harus mendalami permasalahan si anak. Kita ingin memastikan bahwa anak-anak ini hidup di dalam pengasuhan yang benar. Kedua hidup dalam lingkungan yang tepat. Karena kami melihat, ini pasti ada pengaruh-pengaruh negatif," ucapnya.

Muslimin juga mengaku jika keduanya telah terpapar pornografi. Hal ini terungkap usai pihaknya melakukan asesmen sementara terhadap mereka.

"Laki-laki dan perempuan, semuanya sudah pernah nonton (video porno). Karena asesmen awal anak itu sudah terpapar pornografi," imbuhnya.

Muslimin menambahkan, pihaknya juga akan melakukan konseling secara berkala usai kedua bocah itu dipulangkan ke rumah masing-masing. Dia mengatakan, kedua orangtua bocah tersebut bisa saja ikut diberi konseling jika ditemukan masalah dalam proses pengasuhan dan pengawasan.

"Pertama, pemenuhan hak-hak anak. Misalnya hak pendidikan, hak pengasuhan. Kenapa bisa bermasalah. Kalau misalnya orangtuanya yang bermasalah, berarti kita konseling lagi orangtuanya. Termasuk masalah lain," ungkapnya.

"Misalnya persoalan sosial, kenapa anak tidak sekolah misalnya. Berarti kita sambungkan dengan layanan pendidikan. Kalau persoalan biaya dan layak untuk mendapatkan pendidikan, kami akan bicarakan dengan Dinsos. Kita gali semua keterpenuhan hak-hak anak. Termasuk individu anak kita lakukan konseling lanjutan," lanjut Muslimin.

Halaman 2 dari 2
(hsr/sar)

Hide Ads