Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto turut merespons soal temuan manusia silver yang meraup cuan Rp 8 juta dan wanita pengemis yang membeli emas setiap bulan. Danny menyebut perilaku tersebut termasuk kategori manipulasi atau penipuan sosial.
"Jadi ini kan sudah manipulasi sosial. Dan penghasilannya mereka cukup besar. Dilihat dari rumahnya. Jadi artinya, ini kan menjadi, ya, ini namanya bukan manipulasi lagi. Tapi masuk kategori penipuan itu," kata Danny Pomanto kepada detikSulsel, Rabu (24/4/2024).
Danny mengatakan aksi manusia silver itu sudah terdesain dengan baik karena sudah mengarah ke bisnis. Hanya saja, Danny tak menjelaskan secara lebih lanjut soal unsur bisnis yang dimaksud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisnis. Jadi mereka itu sangat terdesain dengan baik. Gampang dilihat. Suplai makanannya mereka itu ada yang suplai. Ada yang jemput. Coba diamati satu hari dia. Intip-intip di situ, ada yang suplai," bebernya.
"Kadang-kadang itu lihat motornya. Kadang-kadang dijemput motornya. Coba lihat rumahnya. Ber-AC itu. Saya sudah datangi itu. Termasuk pengemis yang pakai roda, seolah-olah cacat padahal tidak cacat itu," tambah Danny.
Dia menyebut Pemkot Makassar melalui Dinas Sosial memiliki program khusus untuk mengantisipasi dan membina pengemis dan anak jalanan yang diberi nama Saribattang. Hanya saja, kata Danny, mereka yang telah terjaring kerap kali mengulangi kembali perbuatannya meski telah dibina.
"Kan ada namanya program Saribattang itu. Itu kan mereka diambil, dididik, dikasih masuk d RPTC. Kemudian dipulangkan lagi setelah disampaikan semua hal-hal yang harus dijaga. Ternyata kumat lagi," jelasnya.
Danny menambahkan, dirinya sepakat dengan fatwa MUI Sulsel yang mengharamkan untuk memberi uang kepada pengemis dan anak jalanan. Menurutnya, kondisi ini dilestarikan salah satunya karena masyarakat memang gemar memberi uang di jalanan kepada mereka.
"Makanya betul sekali pernah ada fatwa MUI Sulsel bahwa haram memberikan anu di jalanan. Itu betul sekali. Karena ada pasarnya orang memberi itu di jalanan," tutup Danny.
Sebelumnya diberitakan, Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinsos Makassar mengungkap temuan adanya manusia silver yang meraup cuan rata-rata Rp 8 juta setiap bulan dari hasil razia di jalan. TRC juga menemukan seorang wanita pengemis yang hasil uangnya diduga dipakai untuk membeli emas.
"Ini temuan tim kami, tim TRC Dinsos dalam rangka menjangkau dan menindaki anak-anak jalanan. Salah satu buktinya, ada salah seorang ibu pengemis (yang) kita temukan kuitansi pembelian emas perhiasan. (Sedangkan penghasilan manusia silver Rp 8 juta) Itu nilai rata-rata," kata Plt Kepala Dinsos Makassar Andi Pangerang Nur Akbar kepada detikSulsel, Rabu (24/4).
Akbar mengatakan pengungkapan itu sejak dilakukan asesmen terhadap sejumlah razia yang dilakukan selama 2023-2024. Dia menyebut pengungkapan ini diniatkan menjadi pengingat kepada masyarakat untuk tidak memberi uang kepada mereka karena penghasilannya yang fantastis itu.
"Selama 2023 dan 2024 ini, kita kan kalau melakukan penjangkauan itu melalukan asesmen, wawancara. Nah dari hasil wawancara ini lah yang ditemukan oleh tim," ujarnya.
"Kami tidak pengen masyarakat itu larut dalam rasa iba melihat hanya dari penampilan pakaian. Karena mereka turun ke jalan. Karena apa yang mereka hasil di jalan ini nilainya tidak sedikit. Bahkan sangat fantastis menurut kita. Tujuan dari itu, kita mau menyadarkan masyarakat Kota Makassar. Bahwa memberi uang kepada anak jalanan itu, jangan pikir Anda memberi solusi. Sama sekali bukan solusi," lanjut Akbar.
(asm/asm)