Manusia Silver di Makassar Raup Rp 8 Juta Sebulan-Pengemis Bisa Beli Emas

Manusia Silver di Makassar Raup Rp 8 Juta Sebulan-Pengemis Bisa Beli Emas

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Rabu, 24 Apr 2024 17:43 WIB
Manusia silver di perempatan Jalan Veteran-Jalan Sungai Saddang Baru.
Foto: Manusia silver di perempatan Jalan Veteran-Jalan Sungai Saddang Baru. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Sosial (Dinsos) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap temuan adanya manusia silver yang meraup cuan rata-rata Rp 8 juta setiap bulan dari hasil razia di jalan. TRC juga menemukan seorang wanita pengemis yang hasil uangnya diduga dipakai untuk membeli emas.

"Ini temuan tim kami, tim TRC Dinsos dalam rangka menjangkau dan menindaki anak-anak jalanan. Salah satu buktinya, ada salah seorang ibu pengemis (yang) kita temukan kuitansi pembelian emas perhiasan. (Sedangkan penghasilan manusia silver Rp 8 juta) Itu nilai rata-rata," kata Plt Kepala Dinsos Makassar Andi Pangerang Nur Akbar kepada detikSulsel, Rabu (24/4/2024).

Akbar mengatakan pengungkapan itu sejak dilakukan asesmen terhadap sejumlah razia yang dilakukan selama 2023-2024. Dia mengatakan, manusia silver ini bekerja dengan sistem berkelompok yang pendapatannya dibagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama 2023 dan 2024 ini, kita kan kalau melakukan penjangkauan itu melalukan asesmen, wawancara. Nah dari hasil wawancara ini lah yang ditemukan oleh tim," ujarnya.

"Saya lihat begini, mereka bekerja dengan sistem tim (yang terbagi) 1 tim 3 orang, ada 1 orang yang memang tempat simpan uang. Jadi mungkin mereka bagi lah. (Mereka) berkelompok," lanjut Akbar.

ADVERTISEMENT

Dia juga menyebut, wanita pengemis yang berhasil dijaring oleh Dinsos Makassar itu ditemukan hampir tiap hari turun ke jalanan. Hasil ngemis itu digunakan oleh yang bersangkutan untuk membeli emas perhiasan.

"Ibu pengemis yang hampir setiap hari turun ke jalan. Semua penghasilan itu tidak dibelikan beras atau bahan sandang pangan. Mereka masih bisa hidup, masih bisa makan, masih bisa beli pakaian sekalipun tidak turun ke jalan," ungkapnya.

Kendati demikian, Akbar mengaku tak tahu pasti jumlah total emas perhiasan yang dibeli oleh wanita pengemis tersebut. Namun, kata dia, kepada petugas Dinsos Makassar, wanita pengemis itu mengaku membeli emas perhiasan berkat hasil ngemisnya di jalanan.

"Kalau total pastinya kami tidak bisa tahu semua. Tapi yang ditemukan dalam tasnya itu nota-nota beberapa kali pembelian emas. Yang skalanya dia membeli hampir setiap bulan. Dan diakui oleh ibu tersebut bahwa itu hasil dari mengemis," tuturnya.

Selain itu, Akbar menjelaskan pihaknya juga berhasil menjaring badut jalanan. Menurutnya, penghasilan badut jalan ini mencapai Rp 800 ribu per hari dan bahkan kadang lebih dari nilai tersebut.

"Pengemis badut jalanan juga begitu. Badut-badut itu memang kita temukan beberapa kali. Mereka berkelompok juga. Sama kayak dengan manusia silver. Rp 800 per hari, bahkan kadang lebih. Cuma kan kami rata-rata kan saja," bebernya.

Akbar melanjutkan, mereka yang terjaring selanjutnya dibawa ke Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Dinsos Makassar. Mereka akan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.

"Kami melakukan penanganan dan pembinaan. Kami bina di RPTC selama seminggu paling lama 10 hari. Begitulah memamg kewenangannya (Pemerintah) Kota.

Dia mengatakan wanita pengemis, manusia silver dan badut jalanan ini beroperasi di banyak tempat. Akbar menyebut, temuan ini pada dasarnya sudah sejak lama namun baru diungkapkan sebagai pengingat kepada masyarakat.

"Setelah saya pelajari, oh ada materi-materi yang harus diungkap ke publik. Karena ini jadi bahan edukasi ke masyarakat. Kami bukan mau mengumbar untuk menjatuhkan pihak-pihak, bukan. Kami sudah melakukan berbagai upaya agar anak-anak ini tidak turun ke jalan. Tapi efek jeranya belum ada," paparnya.

"Kami tidak pengen masyarakat itu larut dalam rasa iba melihat hanya dari penampilan pakaian. Karena mereka turun ke jalan. Karena apa yang mereka hasil di jalan ini nilainya tidak sedikit. Bahkan sangat fantastis menurut kita. Tujuan dari itu, kita mau menyadarkan masyarakat Kota Makassar. Bahwa memberi uang kepada anak jalanan itu, jangan pikir Anda memberi solusi. Sama sekali bukan solusi," pungkasnya.




(ata/sar)

Hide Ads