Jusuf Kalla Cerita Sejarah Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar di PSBM 2024

Jusuf Kalla Cerita Sejarah Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar di PSBM 2024

Sahrul Alim - detikSulsel
Minggu, 21 Apr 2024 13:24 WIB
Jusuf Kalla menghadiri Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) di Makassar.
Foto: Jusuf Kalla menghadiri Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) di Makassar. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Ketua Dewan Kehormatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP-KKSS) Jusuf Kalla (JK) menceritakan Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) pertama kali digelar. Dia mengungkap pertemuan itu dicetuskan oleh dirinya bersama Aksa Mahmud dan Alwi Hamu.

Hal itu diungkapkan Jusuf Kalla dalam PSBM ke-XXIV yang digelar di Hotel Four Point by Sheraton, Makassar, Minggu (21/4/2024). Dia menyebut PSBM pertama digelar pada 1993 atau 31 tahun lalu.

"Karena sudah 31 tahun, pasti banyak yang muda-muda ini pasti tidak tahu sejarah atau kenapa ada ini pertemuan, ini pertama 1993, berarti sudah 31 tahun yang lalu. Pertama kita waktu itu saya bertiga, Aksa, Alwi, dan saya. Kita sebenarnya pada waktu itu satu perusahaan saja, sama-sama. Kemudian masing-masing punya usaha," ujar JK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku dirinya memang senang mengajak sesama perantau untuk sama-sama membuka usaha. Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar bisa selalu tumbuh saling menyemangati.

"Saya selalu begitu sama-sama bikin usaha, jangan satu, kita perlu menumbuhkan semangat kerja pengusaha orang Sulsel ini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya dia menyebut dua hal yang membuat suatu daerah bisa maju. Pertama karena sumber daya alam melimpah dan yang kedua adalah sumber daya manusia yang unggul.

"Kemajuan itu ada dua hal caranya, pertama kaya sumber daya alamnya, orang bisa kaya, negara bisa kaya. Tapi ada juga negara yang kaya sumber dayanya tapi rakyatnya miskin. Tapi ada juga negara yang miskin sumber daya alam tapi kaya dari sumber daya manusia dia maju luar biasa," katanya.

Dia mencontohkan, Jepang dan Singapura yang tidak kaya dari segi sumber daya alam tetapi mampu menjadi negara maju. Hal itu disebabkan karena memiliki penduduk yang punya etos kerja yang tinggi.

"Kayak jepang, tidak ada batu bara, tidak ada nikel, kenapa dia kaya? Karena sumber daya manusianya maju. Singapura, tidak ada sumber daya alamnya tapi negaranya maju. Karena punya semangat. Dia maju," katanya.

Sementara Sulsel jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sulawesi termasuk yang kurang sumber daya alamnya. Tetapi dia meyakini Sulsel punya sumber daya manusia yang mumpuni.

"Kalau Sulawesi Selatan dibandingkan kita miskin sumber daya alam, tambang ada di Sulawesi Tenggara, ada di Sulawesi Tengah, kita cuma ada sedikit di Luwu. Tapi kita punya sumber daya manusia yang bisa mengembangkan negeri ini," katanya.

Makanya, lanjut JK, diadakan pertemuan saudagar ini untuk menghimpun kemampuan perantau dari Sulsel. Agar bisa saling berbagi pengalaman dan peluang untuk membuka dan mengembangkan usaha.

"Itulah kenapa kita gelar pertemuan ini, mengembalikan kemampuan. Kenapa memakai Saudagar, artinya 1.000 akan,kalau pengusaha yah berusaha. Kalau saudagar 1.000 akal, akal lah yang memajukan kehidupan bangsa ini," jelasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia kemudian mengungkit bahwa PSBM dulunya selalu digelar paling lambat 10 hari setelah lebaran. Hal itu dilakukan agar perantau yang pulang kampung bisa hadir dan bisa menghemat biaya.

"Kemudian kenapa bikin selalu batasannya tidak boleh lebih dari 10 hari setelah lebaran. Ini juga pikiran pedagang, saudagar. Kita orang Sulawesi beda dengan orang di jawa. Di jawa mudik sebelum lebaran, kita mudiknya setelah lebaran. Kenapa? Karena kita menganggap dimana kita berada situlah rumah kita, makanya setelah lebaran baru balik. Sebagian besar, tapi sekarang sudah seperti orang jawa juga," katanya.

Dia mengaku mengetahui hal tersebut karena punya kapal yang mengangkut pemudik dari Jawa ke Makassar dan sebaliknya. Penumpang selalu ramai ke Jawa sebelum lebaran dan sebaliknya penumpang ramai ke Makssar setelah lebaran.

"Tentu waktu itu kita bikin murah ongkosnya biar semua bisa mudik dan kita bikin pertemuannya. Jadi efisien, pasti semua datang karena mudik," ujarnya.

JK mengaku pernah ada ide PSBM digelar di Jakarta, namun hanya sedikit yang hadir karena mahal dari segi ongkos. Makanya PSBM selalu diupayakan digelar di Makassar dan tidak lewat 10 hari setelah Lebaran.

"Karena kalau lebih sudah pulang kembali ke perantauan. Jadi tidak perlu urus hotel karena dari rumahnya masing-masing," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan jika PSBM dulunya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hari pertama untuk pertemuan secara umum, selanjutnya di hari kedua untuk pembahasan secara teknis berbagai bidang usaha.

"Hari pertama bicara umum, besoknya baru pertanian, industri perbankan dan lain sebagainya," bebernya.



Simak Video "Video: Momen Polisi Tangkap Penjual Ketapel-Busur Panah di Makassar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads