NasDem Ungkap Suaranya di TPS Makassar Dikurangi, Komplain Tak Diakomodir KPU

NasDem Ungkap Suaranya di TPS Makassar Dikurangi, Komplain Tak Diakomodir KPU

Sahrul Alim - detikSulsel
Kamis, 07 Mar 2024 20:22 WIB
Saksi NasDem, Asriandi Jaya di sela rapat pleno rekapitulasi tingkat Kota Makassar di Hotel Grand Asia.
Foto: Saksi NasDem, Asriandi Jaya di sela rapat pleno rekapitulasi tingkat Kota Makassar di Hotel Grand Asia. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar - Partai NasDem mengaku dirugikan usai protes terkait perbedaan data suara saat rekapitulasi tingkat kota di KPU Makassar ditolak. NasDem kekeh suaranya hilang di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Makassar.

"Dari data internal NasDem kemudian kehadiran kami di sini (pleno tingkat kota) untuk disinkronkan dengan hasil PPK atau dalam penyelenggara. Namun dari permintaan kami, keberatan kami tidak diakomodir oleh PPK," ujar Saksi NasDem Asriandi Jaya di sela rapat pleno rekapitulasi di Hotel Grand Asia, Kamis (7/3/2024).

Asriandi Jaya mengaku sudah menyampaikan keberatan saat rapat pleno namun permintaannya untuk melakukan sinkronisasi data perolehan suara tak diakomodir. Makanya dia sudah mencatat keberatannya itu dalam catatan khusus.

"Makanya kami sangat keberatan persoalan itu ditandai dengan catatan khusus dan keberatan karena beberapa TPS kami dirugikan suara itu yang hilang," jelasnya.

Dia mengaku menyayangkan sikap panitia pemilihan kecamatan (PPK) Tamalate dan KPU Makassar yang menolak melakukan sinkronisasi data miliknya dengan Sirekap. Asriandi menyebut data dari saksi NasDem dari sejumlah TPS berbeda dengan yang ditampilkan PPK Tamalate di Sirekap.

"Kemudian kami juga sangat disayangkan kepada teman-teman PPK tidak memfasilitasi apa permintaan kami, terkait dengan C hasil yang kami minta untuk disinkronkan dengan data yang kami miliki tidak difasilitasi," jelasnya.

"Sementara yang kami bawa itu C hasil, disinkronkan dengan D hasil sangat berbeda signifikan dari segi angkanya," tambahnya.

Asriandi juga mengancam akan mempersoalkan masalah ini saat rekapitulasi tingkat provinsi. Menurutnya, alasan KPU dan PPK yang meminta data C salinan tidak relevan sebab data internal mereka menunjukkan ada perbedaan suara signifikan dengan yang dilaporkan PPK.

"Makanya karena ketidakpuasan kami selaku saksi Partai NasDem kami membuat catatan kejadian khusus dan keberatan kami akan persoalkan kembali di tingkat provinsi," tegasnya.

"PPK selalu melempar ke kami dengan mempertanyakan di mana C planonya. Nah justru itu yang kami minta untuk penyelenggara hadirkan C Plano itu, karena data yang kami miliki itu berbeda dengan D hasil yang dimiliki teman-teman PPK," sambungnya.

Dia berharap agar rekapitulasi tingkat provinsi nanti NasDem akan mendapat keadilan. Setiap suara yang diduga hilang di TPS diharapkan untuk dikembalikan. Termasuk dugaan penambahan suara di partai lain agar disinkronkan kembali.

"Harapan kami suara NasDem itu bisa dikembalikan, kemudian meminta kepada KPU professional lah dalam bekerja. Kami di internal NasDem itu tidak hanya melihat data-data internal Nasdem, kita juga perhatikan data-data dari partai lain jangan sampai ada lonjakan suara," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, saksi NasDem dan PKB terlibat perdebatan sengit saat rapat pleno tingkat kota untuk rekapitulasi suara Kecamatan Tamalate. Saksi NasDem meminta PPK untuk memperlihatkan formulir hasil pemilihan TPS namun ditentang oleh saksi PKB.

Saksi NasDem Asriandi Jaya mulanya menyebutkan sejumlah TPS yang dicurigainya tak sesuai dengan data miliknya dengan data yang dibacakan PPK. Asriandi lalu memaparkan selisih datanya di masing-masing TPS.

Saksi PKB, Aldi kemudian menyelah saat saksi NasDem menyampaikan bukti C hasil yang dipegangnya. Aldi meminta KPU seharusnya tidak memberi ruang lagi untuk dilakukan sinkronisasi dengan data dari C hasil yang berbasis TPS.

"Jadi apakah harus dibuka ruang kembali ketika ada penemuan, okelah kalau soal ketelitian, tapikan waktu tingkat kecamatan sudah diberi ruang apakah ini sudah cocok, mana saksinya, kalau kita beri ruang terus begini mari kita siap-siap begadang karena pasti bertanya teman-teman yang lain, membuka lagi persoalan-persoalan baru," kata Aldi.


(asm/ata)

Hide Ads