PT PLN (Persero) memasok aliran listrik 4,3 Mega Volt Ampere (MVA) ke Makassar New Port (MNP) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pelabuhan yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi inipun disebut menjadi penggerak roda ekonomi di Indonesia Timur yang berbasis energi ramah lingkungan dan bebas polusi.
Terminal Head Petikemas New Makassar Muhammad Syukur memaparkan, biaya operasional yang dikeluarkan menurun drastis sejak menggunakan listrik menjadi Rp 8,9 triliun. Nominal ini menurun drastis dibanding menggunakan mesin diesel yang biaya operasionalnya mencapai Rp 23,4 miliar.
"Tidak hanya membantu menghemat dan memudahkan operasional, dengan menggunakan listrik juga dapat turut serta dalam program green port untuk mengurangi emisi gas buang di Pelabuhan," ujar Muhammad Syukur dalam keterangannya, Jumat (1/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin menjelaskan, upaya elektrifikasi Makassar New Port dan Terminal Petikemas New Makassar merupakan wujud komitmen PLN. Hal ini untuk mendukung produktivitas aktivitas pelabuhan dan mewujudkan green port yang dicanangkan oleh pemerintah.
"Dalam rangka mengakselerasi ekonomi di Indonesia Timur, kami menyasar elektrifikasi dermaga pelabuhan dengan program kami yaitu electrifying marine, PLN menjadi solusi bagi pelaku usaha dengan menghadirkan pasokan listrik yang andal tanpa polusi suara dan lebih ramah lingkungan," ungkap Andy.
Andy melanjutkan, guna memastikan aktivitas bongkar muat berjalan lancar, PLN menyuplai dua penyulang dari dua gardu induk yang menggunakan skema double supply. Sehingga listrik yang disuplai lebih andal, tanpa kedip, dan tanpa asap.
"PLN berkomitmen untuk mendukung program green port yang telah dicanangkan pemerintah dengan melakukan elektrifikasi pada terminal peti kemas dan kami siap menjawab kebutuhan listrik dengan tingkat keandalan yang tinggi. Yang tadinya emisi dan biaya operasional pelanggan tinggi, saat ini jauh lebih rendah," tutup Andy.
Untuk diketahui, saat ini tercatat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi bagian Selatan (Sulbagsel) sebesar 45,78% di atas dari rata-rata target nasional di tahun 2025 yaitu 23%.
(ata/sar)