Pengakuan Dosa KPU Makassar Buntut Logistik Telat-Tertukar di Dapil Lain

Pengakuan Dosa KPU Makassar Buntut Logistik Telat-Tertukar di Dapil Lain

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Senin, 19 Feb 2024 10:00 WIB
Komisioner KPU Makassar Abdi Goncing.
Foto: Komisioner KPU Makassar Abdi Goncing. (Ahmad Nurfajri Syahidallah/detikSulsel)
Makassar -

KPU Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengakui kesalahannya terkait polemik logistik Pemilu 2024 pada hari pencoblosan. Polemik tersebut mulai dari logistik telat tiba di Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga surat suara yang tertukar di daerah pemilihan (Dapil) lain.

Anggota KPU Makassar Abdi Goncing mengatakan, pihaknya mengabaikan sesuatu yang dianggap kecil sehingga menyebabkan masalah logistik itu terjadi. Dia menegaskan persoalan yang terjadi pada hari pencoblosan ada pada KPU Makassar.

"Intinya kesalahan itu ada di kami (KPU Makassar). Mungkin kita abai, menganggapnya hal kecil. Itu bukan kesalahan teman-teman kami di bawah. Mungkin kami yang sedikit abai terkait logistik ini," kata Abdi Goncing kepada wartawan di Kantor KPU Makassar, Minggu (18/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Karena dalam proses ini ternyata, telah kita siapkan. Kenapa hari H banyak hal yang terjadi. Jadi ini sementara kita investigasi juga. Apa sebenarnya yang jadi problem utama," lanjutnya.

Dia menuturkan KPU Makassar akan berbenah agar polemik terkait logistik Pemilu tidak lagi terulang. Apalagi persoalan logistik Pemilu membuat penyelenggara hingga di tingkat paling bawah pusing.

ADVERTISEMENT

"Ini yang kami pelajari saksama. Hal-hal apa saja yang membuat carut marut logistik ketika hari H itu. Kita mau cari bersama, kita telusuri di mana kesalahan kami di KPU Makassar yang membuat seluruh kawan-kawan kami di bawah itu ikut pusing gara-gara carut marutnya logistik ini," bebernya.

Dirangkum detikSulsel, Senin (19/2/2024) berikut rentetan masalah yang terjadi akibat logistik telat hingga surat suara nyasar ke dapil lain di TPS:

1. TPS Telat Dibuka gegara Logistik

Pada hari H pencoblosan, sejumlah TPS di Kota Makassar, terpantau telat melakukan pemungutan suara Pemilu 2024. Salah satunya di TPS 31, Lorong Mekanis, Jalan Batua Raya, Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang, Makassar.

KPPS masih mempersiapkan perlengkapan administrasi sembari warga menunggu. KPPS baru menghitung surat suara yang tiba sekitar pukul 08.35 Wita.

"Masih menunggu distribusi logistik. Setelah itu kita hitung dulu surat suaranya baru bisa mulai," kata salah seorang anggota KPPS di lokasi.

Hal yang sama juga terjadi di TPS 25, Kelurahan Biring Romang, Kecamatan Manggala. Padahal pemilih sudah datang sejak pukul 07.00 Wita sesuai yang tertera di undangan.

"Sengaja datang cepat supaya cepat selesai," ujar salah seorang warga bernama Khadijah saat ditemui di lokasi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnnya..

2. Surat Suara Tertukar

Kondisi lebih parah bahkan terjadi di TPS 09, Kelurahan Manuruki, Kecamatan Tamalate. Pencoblosan di TPS ini molor selama 5 jam dan baru dimulai pada pukul 12.00 Wita.

"Sekitar jam 12 baru dibuka," kata Anggota KPPS 09 Manuruki Arhy Asrar, Rabu (14/2).

Arhy menjelaskan, ada kekeliruan dalam penyaluran surat suara di TPS-nya. Surat suara dari dapil 1 justru disalurkan ke TPS-nya yang seharusnya dapil 5.

"Ada logistiknya sejak pagi tetapi tertukar, dapil 5 sini, tertukar dengan dapil 1. Nanti datang (surat suara dapil 5) jam 12.00 Wita," terangnya.

Diketahui, dapil 1 Makassar meliputi 3 kecamatan yakni Kecamatan Makassar, Ujung Pandang, dan Rappocini. Sementara dapil 5 meliputi Kecamatan Mariso, Mamajang, dan Tamalate.

3. Petugas KPPS Hitung Surat Suara Pakai Kertas HVS

Peristiwa miris juga dialami oleh petugas KPPS di TPS 18, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini. Petugas KPPS mencatat hasil perhitungan suara Pemilu 2024 di kertas HVS lantaran formulir C1 plano yang tiba di TPS tidak lengkap.

"Dibuatkan plano manual sesuai instruksi PPS juga, menggunakan kertas HVS biasa. Kami tidak tahu di mana masalahnya kenapa kurang C1 Plano," kata Ketua KPPS 18 Junaedy Syarifuddin, Kamis (15/2).

Junaedy menuturkan kondisi tersebut membuat perhitungan suara sempat tertunda karena menunggu C1 plano lengkap. Namun setelah menunggu cukup lama, formulir tersebut tidak kunjung tiba.

"Kendala yang tadi malam menghambat untuk teman-teman menyetor kotak suara. Karena dari pihak pengawas dan PPS juga melarang kita untuk lanjut menghitung suara kalau tidak ada C-planonya," bebernya.

Selain itu, keterlambatan proses penghitungan suara ini menyebabkan petugas di TPS begadang hingga tembus pagi. Petugas terpaksa begadang agar perhitungan suara cepat selesai.

Dia mengaku baru merampungkan penghitungan suara untuk Pileg DPRD Sulsel pada pukul 13.30 Wita. Sementara masih ada penghitungan suara untuk Pileg DPRD Kota Makassar.

"Yang tersisa sampai saat ini itu DPRD kota, karena tidak ada plenonya, kami sudah dapat izin semalam cari PPS untuk membuatkan plano manual," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Cerita Megawati soal PDIP Babak Belur di Pemilu 2024"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)

Hide Ads