Merasa Kurang Support Bikin Lifter Rahmat Erwin Mundur Jadi Atlet Sulsel

Merasa Kurang Support Bikin Lifter Rahmat Erwin Mundur Jadi Atlet Sulsel

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Jumat, 09 Feb 2024 08:10 WIB
Lifter putra Indonesia Rahmat Erwin Abdullah (bawah) berpose dengan pelatih sekaligus ayahnya Erwin Abdullah (atas) usai melakukan angkatan clean and jerk pada final 73 kilogram Grup A Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Selasa (3/10/2023). Rahmat Erwin meraih medali emas dengan total angkatan 359 kilogram sekaligus memecahkan rekor Asian Games, sementara untuk angkatan clean and jerk Rahmat berhasil memecahkan rekor dunia dengan total angkatan 201 kilogram. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Lifter putra Indonesia Rahmat Erwin Abdullah berpose dengan pelatih sekaligus ayahnya Erwin Abdullah. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Makassar -

Atlet lifter kebanggaan Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Rahmat Erwin Abdullah mengundurkan diri jadi atlet Sulsel. Sikap mengejutkan yang diambil oleh Rahmat karena merasa kurang disupport oleh pemerintah daerah.

Ayah sekaligus pelatih Rahmat, Erwin Abdullah awalnya mengungkapkan kekecewaannya bersama sang putra di akun media sosial pribadinya. Erwin mengaku putus asa karena Pemkot Makassar dan Pemprov Sulsel tidak mendukung kerja kerasnya selama ini.

"Kami sudah tidak punya harapan lagi kepada Pemda atau Pengprov atau apalah nama instansi olahraga di Makassar," ujar Erwin kepada detikSulsel, Kamis (8/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia bahkan menyebut tak ada lagi alasan untuk dirinya dan Rahmat tetap bertahan menjadi atlet yang berjuang mengharumkan nama Makassar dan Sulsel. Apalagi kerja kerasnya itu tidak dibalas dengan apresiasi yang setimpal.

"Yang pasti Makassar tidak punya alasan tepat lagi menahan kami agar tetap di Makassar, sementara kami tidak diberi pembinaan. Ampun ampun, tempat latihan kami aja itu tidak ada loh di Makassar. Namun saktinya kok ada juara dunianya," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Dengan begitu, Erwin menuturkan pihaknya akan mencari daerah lain yang bersedia meningkatkan kualitas dan bakat putranya. Utamanya daerah yang memiliki keseriusan penuh di bidang olahraga angkat besi.

"Harapan kami untuk segera kami dapat daerah baru yang mau menaungi kami dalam upaya kesejahteraan di masa sekarang dan juga masa yang akan datang," ungkapnya.

Pernyataan Erwin di Medsos Pribadi

Erwin mengaku kecewa kepada pemerintah daerah asal kelahirannya karena merasa tidak disupport. Dengan berat hati dia memutuskan untuk tidak lagi menjadi atlet untuk memperkuat daerah asalnya di ajang mana pun.

"Alhamdulillah..Pertandingan demi pertandingan dilalui dengan Emas dan Rekor Dunia..walau pada kenyataan pahitnya tidak dipandang oleh Daerah Asal kami Makassar Sulawesi Selatan," tulis Erwin.

"Untuk Daerahku tercinta..pammopporanga kodong (minta maaf yang sebesar-besarnya) kalo dalam waktu dekat ini kami akan memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Atlet dan Pelatih asal Sulawesi Selatan. Dan selanjutnya kami akan mencari Daerah lain yang sekiranya sejalan dengan Cita2 kami untuk tetap dapat berprestasi selagi kami masih mampu," sambung Erwin.

Dispora Sulsel Tepis Tak Support Atlet-Pelatih

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel Suherman menegaskan pihaknya sama sekali tak pernah mengabaikan keberhasilan para atlet. Suherman mengatakan Pemprov Sulsel senantiasa memberi apresiasi kepada atlet yang membawa nama baik Sulsel.

"Pemerintah memberikan apresiasi kepada atlet yang berprestasi. Mulai di PON, SEA Games, ASEAN Games. Tidak akan pernah kita tidak memberikan apresiasi," sebut Suherman kepada detikSulsel, Kamis (8/2).

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Dia menyebut bonus yang diberikan kepada para atlet tak pernah tidak diberikan, termasuk bonus untuk Rahmat. Suherman menuturkan setiap atlet dihadiahi bonus yang berbeda sesuai dengan medali yang mereka raih.

"Jelas sama semua ji. Kalau misalnya atlet kita peraih medali emas, perak, perunggu kan ada ji bonusnya. Jalan terus ji bonusnya. Atlet lain juga jalan ji," sebutnya.

Hanya saja, Suherman mengaku jika pencairan bonus itu harus sering kali terlambat tiba ke tangan atlet. Hal ini disebabkan oleh proyeksi anggaran bonus atlet yang tidak dapat dimasukkan ke dalam pagu APBD di tahun yang sama.

"Cuma memang kan namanya bonus... (misalnya) kalau sekarang kita juara di 2023 nanti di 2024 baru bisa kita bayarkan ki. Tidak bisa langsung. Misalnya dia juara di 2024, maka kita anggarkan di 2025 untuk bonusnya," jelasnya.

Dia menjelaskan alokasi anggaran bonus bagi atlet berprestasi bisa saja dilakukan lebih awal. Namun, proyeksi anggaran itu berpotensi tidak sesuai dengan jumlah bonus yang harus diberikan kepada atlet yang berhasil meraih medali.

"Saya tanyaki dulu, kalau kita bertanding, kita tahu kah bilang juara satu? Dari 100 orang yang berangkat, kita tahu berapa orang yang bisa dapat juara? Kita sudah taksir siapa yang juara? Kita bisa prediksi atlet kita yang dapat emas 10, perak 20, perunggu sekian. Kan tidak bisa kita taksirkan seperti itu," lanjut Suherman.

Suherman menyebut Rahmat telah berhasil menyabet juara di tingkat nasional hingga internasional sejak tahun 2020. Selama itu pula, kata dia, Pemprov Sulsel memberi apresiasi kepada Rahmat.

"Apresiasi Pemprov Sulsel untuk Rahmat Erwin Abdullah antara lain, pemecahan rekor junior Asia di Uzbekistan yg diserahkan pada Haornas tahun 2020, (apresiasi karena meraih medali) emas Sea Games Filipina 2019, dan Perunggu Olimpiade Tokyo 2020. Lalu Pon XX Papua 2021 dan Sea Games Kamboja 2023 mendapatkan medali emas," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(ata/ata)

Hide Ads