Tahukah detikers kuliner khas masyarakat Bugis-Makassar kaddo minyak? Makanan tradisional yang satu ini biasanya dihidangkan dalam berbagai perayaan seperti hajatan, pernikahan, hingga Maulid Nabi.
Kaddo minyak umumnya terbuat dari bahan dasar beras ketan dan santan. Makanan tersebut biasanya juga dilengkapi dengan bawang goreng, telur, dan ayam sebagai lauk pauknya.
Dalam proses pembuatannya, kaddo minyak dibuat dengan racikan bumbu khusus sehingga memiliki rasa yang khas . Nah, bagi detikers yang tertarik untuk membuatnya, berikut detikSulsel sajikan resep kaddo minyak khas Sulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk, dipraktikkan!
Resep Kaddo Minyak
Berikut resep dan cara membuat ka'do minnya' yang bisa dipraktikkan di rumah:
Bahan-bahan
- 250 gr beras ketan putih
- 1 sdm kunyit bubuk
- 1 santan kara kecil 65 ml
- Sejumput garam
- Air
- 1 sdm bawang goreng
- 3 sdm minyak bekas goreng bawang
Cara Membuat Kaddo Minyak
- Rendam semalaman beras, air, dan kunyit yang akan untuk membuat kaddo minyak. Atau bisa direndam selama 5 jam saja.
- Setelah direndam, silakan untuk kukus beras ketan selama 10 menit.
- Kemudian, tuang santan dan garam ke beras yang telah dikukus dan aduk aduk hingga bumbunya merata.
- Setelah itu, kukus kembali selama 15-20 menit.
- Setelah matang, tuang ke piring atau nampan yang akan digunakan, kemudian taburi minyak bekas dan bawang goreng.
- Aduk hingga minyak bekas dan bawang goreng merata.
- Kemudian, pukul-pukul nasi ketan pakai sodet kayu sampai menyatu dan padat.
- Terakhir, taburi bawang goreng di atas kaddo minyak.
Penyajian Kaddo Minyak
Mengutip laman Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, kaddo minyak umumnya disajikan di atas piring dengan tampilan yang khas, yakni berbentuk menyerupai gunung kecil. Hidangan tradisional ini juga disisipkan beberapa potongan daging ayam goreng yang semakin menambah rasa nikmat dan gurih.
Tak hanya itu, di puncak gunung kecil kaddo minyak ditancapkan sebutir telur kampung rebus sebagai pelengkap sajian. Penyajian yang demikian bukan tanpa alasan, melainkan menjadi simbol akan harapan agar kehidupan ini tetapi menyatu dalam keluarga, begitu pula dengan rezeki yang diharapkan tetap menyatu.
Kaddo minyak juga menjadi simbol agar hidup ini selalu nyaman dengan hari yang menyenangkan. Penyajian kaddo minyak tersebut menyiratkan bahwa cikal bakal kehidupan yang akan datang diharapkan selalu berada dalam puncak kehidupan yang menyenangkan.
Kaddo Minyak Dalam Tradisi Masyarakat Bugis-Makassar
Sebelum Islam masuk, di setiap perayaan tradisi masyarakat Bugis-Makassar, selalu ada hidangan khas yang tidak pernah absen. Hidangan tersebut dikenal sebagai kaddo minyak.
Pada masa itu, makanan tradisional tersebut tidak untuk dimakan, melainkan untuk dijadikan sebagai bahan persembahan atau sesajian.
"Di setiap tradisi, masyarakat kita itu menyajikan kaddo minyak sebagai bagian dari hidangan atau sesajian," kata Firman Saleh, Dosen Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin kepada detikSulsel Senin (16/9/2024).
"Tradisi ini dijalankan sebelum islam masuk. Kan kaddo minyak itu tidak dimakan, ditinggalkan begitu saja, karena merupakan persembahan," tambahnya.
Pada masa itu, masyarakat Bugis juga menyajikan kaddo minyak sebagai sesajian, kemudian diberikan kepada makhluk-makhluk yang dianggap menguasai dunia bawah (mappano) dan dunia atas (mappanre).
"Jadi, kalau masyarakat Bugis menyebutnya sesuatu yang akan diberikan kepada dunia bawah yang disebut mappano. Kalau untuk dunia atas disebut mappenre," jelas dosen Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin tersebut.
Nah, itulah tadi resep, cara pembuatan kaddo minyak, hingga cara penyajiannya. Tertarik untuk membuatnya, detikers?
(urw/urw)