Buka Jam 6-9 Pagi, Warung Sop Kikil di Lorong Makassar Habis 300 Porsi Sehari

Buka Jam 6-9 Pagi, Warung Sop Kikil di Lorong Makassar Habis 300 Porsi Sehari

Nur Ainun - detikSulsel
Minggu, 12 Mar 2023 19:25 WIB
Sop Warung Berkah Lorong
Ilustrasi (Foto: Al Khoriah Etiek Nugraha/detikSulsel)
Makassar -

Warung Berkah Lorong viral karena hanya buka dalam waktu singkat, yakni pukul 6.30 Wita hingga 9.30 Wita. Namun, dalam waktu tiga jam tersebut, warung ini mampu menjual hingga 300 porsi.

Warung ini beralamat di Jalan Andi Tonro 4 Lorong 3, Kelurahan Pa'baeng Baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Lokasinya di sebuah sudut lorong kecil dekat Pasar Pa'baeng Baeng.

Meski berada di tempat terpencil, nyatanya warung ini selalu padat pembeli. Bahkan tak jarang ada pengunjung yang harus pulang dengan keadaan lapar kerena kehabisan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buka itu dari jam setengah 7, dan tutupnya itu paling cepat jam 9 paling lambat setengah 10," ungkap H.Roni Ardhin Dg. Rapi pemilik Warung Berkah Lorong kepada detikSulsel, Jumat (10/3/2023).

H. Roni mengatakan di warungnya tidak hanya menyajikan sop kikil saja tetapi ada tiga menu lainnya, yaitu sop konro, sop daging, dan sop campur yang merupakan paduan ketiganya.

ADVERTISEMENT

Namun, di warung makan ini sop kikil menjadi menu yang paling favorit. H. Roni mengatakan warungnya bisa menghabiskan kikil dari 20 hingga 30 ekor sapi per hari.

"Dalam sehari itu, kalau daging paling sedikit itu 10 kg paling banyak 15 kg. Kalau kikil saya pakai itu banyak, biasa saya pakai itu 20 sampai 30 ekor (sapi) per hari, kalau konro itu sedikit ji 1 sampai 2 ekor ji," katanya.

"Ada tiga ratusan lah (porsi), sama mi itu makan di tempat sama bungkus," imbuhnya.

Tekstur kikil yang kenyal dan lembut warung serta kuah yang khas membuat sajian di warung ini banyak digemari. H.Roni mengatakan, untuk mendapatakan tekstur tersebut, dia memproses semua bahannya dengan cara tiga tahap pengolahan.

3 Tahap Proses Pembuatan Sop Kikil

H. Roni mengolah kikil dengan proses masak tiga kali. Hal ini bertujuan untuk membersihkan kikil dari kotoran dan bau amis. Penerapan cara tersebut juga baik untuk kesehatan, karena lemak-lemak jahat yang ada dapat diminimalisir.

"Masaknya itu saya cuci dulu baru masak, setelah mendidih diangkat lagi semua baru cuci kembali sampai bersih. Baru dimasak lagi, karena kalau cuma satu kali proses masak baru kasih bumbu itukan kurang bersih pasti berlemak ndak bagus untuk kesehatan juga, kedua kotoran yang melengket itu di tempat pemotongan, melengket seperti pasir. Jadi kalau kita tidak buang kuahnya baru cuci itu selaputnya pun tidak bersih, jadi kita masak buang baru cuci itu ada tiga kali proses," jelasnya.

Paduan Bumbu Rempah 4 Makanan Khas Makassar

Selain dari teksturnya yang unggul, kuah sop di warung ini juga memiliki daya tarik tersendiri. Keempat menu di warung ini hanya menggunakan satu jenis kuah saja, namun memiliki ciri khas rasa tersendiri.

H. Roni mengatakan, kuah tersebut ia racik dengan menggabungkan 4 bumbu makanan khas Makassar. Bumbu yang dipadukan terdiri dari bumbu coto, sop konro, sop saudara, dan juga pallubasa.

Penggabungan bumbu tersebut menghadirkan cita rasa yang berbeda dengan warung-warung lainnya. Kuah yang dihasilkan berwarna kuning kental dengan rasa yang pas di lidah.

"Saya kan cuma pakai satu kuah, terus rasanya orang bilang itu makan kuah konro bukan juga, makan coto bukan juga, makan pallubasa bukan juga, makan sop saudara bukan juga. Begitu karena kan saya gabung semua bumbunya masuk," ungkapnya.

Harga yang dibanderol untuk setiap porsi menu di warung ini juga cukup ramah di kantong. Seporsi sop kikil, konro, dan campur hanya dibanderol seharga Rp 20.000, sementara sop dagingnya hanya seharga Rp 15.000. Jika ingin mebawa pulang, pengunjung cukup menambah Rp 5.000 saja.




(alk/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads