8 Kuliner Ekstrem dari Daging Hewan yang Lumrah Dikonsumsi Warga Minahasa

Sulawesi Utara

8 Kuliner Ekstrem dari Daging Hewan yang Lumrah Dikonsumsi Warga Minahasa

Trisno Mais - detikSulsel
Sabtu, 12 Nov 2022 18:47 WIB
Olahan daging tikus
Olahan daging tikus. (Trisno Mais/detikcom)
Minahasa -

Masyarakat di Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) memiliki kebiasaan yang unik. Sejumlah kuliner ekstrem dari daging hewan menjadi lumrah dikonsumsi oleh masyarakat Minahasa.

Bahkan, masyarakat memiliki resep khusus untuk mengolah daging ekstrem seperti ular, tikus, hingga kelelawar menjadi makanan yang lezat. Kuliner daging ekstrem juga dapat dijumpai di sejumlah warung makan di wilayah Sulawesi Utara.

Dalam mengolah daging ekstrem tersebut, masyarakat Minahasa menggunakan banyak rempah-rempah. Tentunya ada cara khusus mengolah daging ekstrem, terutama saat membersihkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 8 daging ekstrem yang lumrah dikonsumsi oleh masyarakat Minahasa serta olahannya.

1. Daging Ular

Kuliner ekstrem yang cukup terkenal di Minahasa adalah daging ular. Bahkan olahan daging ular kerap dijadikan sajikan dalam sebuah acara.

ADVERTISEMENT

Untuk mengolah daging ular ini, pertama-tama dibakar hingga dagingnya setengah matang. Hal ini untuk membersihkan kulit luar ular.

Setelah itu, ular kembali dipanggang dengan api kecil untuk mengeringkan darah yang masih tersisa di dalam daging tersebut. Setelah itu, daging ular dipotong kecil-kecil dan dicuci bersih untuk dimasak bersama bumbu-bumbu.

Jika daging ular sudah bersih dan siap dimasak, siapkan bumbu-bumbu rempah yakni cabai, jahe, biji kunyit, serei, daun lemon, kemangi, daun pandan, serta daun kunyit.

Pertama cabai, jahe, dan biji kunyit dihaluskan terlebih dahulu. Setelah itu ditumis di atas wajan. Setelah itu, masukkan rempah lainnya seperti batang bawang serei, daun lemon, kemangi, daun pandan serta daun kunyit.

Kemudian masukkan daging ular yang telah dipotong-potong. Lalu masak hingga bumbu rempah meresap.

2. Daging Kelelawar

Daging ekstrem lainnya yang lumrah dikonsumsi di Minahasa yakni kelelawar. Salah satu olahan daging kelelawar yang cukup populer adalah 'ikang paniki' atau olahan menggunakan santan namun tidak berkuah.

"Kalau kelelawar itu dibuat santan kering," kata warga Manado, Yulita Bororing, ketika ditemui detikcom di sebuah rumah makan Minahasa Florencia, Sabtu (15/10/2022).

Cara membuat ikang paniki, pertama-tama kelelawar harus dibakar terlebih dulu. Selanjutnya isi perut kelelawar dibersihkan seperti membersihkan isi perut ayam.

Dalam mengolah daging kelelawar terdapat cara khusus karena memiliki aroma yang sangat kuat. Cara untuk mengurangi aroma kelelawar adalah menggunakan rempah daun.

Sebelum daging kelelawar dimasak, terlebih dahulu bumbu rempah dihaluskan dan ditumis. Rempah yang digunakan sama dengan saat mengolah daging kelelawar.

Setelah bumbu ditumis hingga wangi, daging kelelawar yang telah dibersihkan di masukkan ke dalam wajan.

Aduk bumbu dan daging kelelawar hingga tercampur kemudian tambahkan santan kelapa dan tunggu sampai mendidih.

Untuk mengurangi bau kelelawar, tambahkan daun serei dan daun lemon. Kemudian aduk hingga air santan mengering dan bumbu meresap ke dalam daging kelelawar.

3. Daging Anjing

Daging anjing diolah menggunakan bumbu RW khas Minahasa. Untuk membersihkan daging anjing, pertama-tama anjing yang telah dipotong dibakar hingga buluhnya hangus. Setelah itu, dibersihkan isi perutnya.

Kemudian setelah dibersihkan, dagingnya dipotong dengan ukuran kecil agar saat dimasak rempah-rempah bisa cepat dan mudah menyatu.

Daging Anjing Bumbu RWDaging Anjing Bumbu RW. (Trisno Mais/detikcom)

Bumbu RW yang digunakan untuk memasak daging anjing menggunakan cukup banyak rempah-rempah.

"Biar daging lebih enak untuk disantap bumbu dapur khas Minahasa harus banyak. Biasakan kalau orang Minahasa memasak daging apa pun itu rempah-rempahnya yang menonjol," ujar Yulita.

Daging anjing yang diolah menggunakan bumbu RW biasanya memiliki cita rasa pedas. Menurut orang Minahasa, semakin pedas olahan RW daging anjing, semakin lezat dan nikmat untuk disantap.

"Kalau buat anjing bumbu RW harus banyak cabai. Karena pedas daging lebih enak dikonsumsi," kata Yulita.

4. Daging Biawak

Daging ekstrem selanjutnya yang cukup lumrah dikonsumsi masyarakat Minahasa adalah biawak. Olahan daging biawak yang cukup populer adalah menggunakan bumbu daun.

Cara memasak dan mengolah daging biawak mirip daging ular. Kulitnya harus dibakar atau dikupas. Setelah itu dipanggang dengan api kecil untuk mengeringkan darahnya.

Rasanya dengan daging biawak mirip ayam. Mirip pula dengan daging ular.

Bumbu yang digunakan juga sama dengan daging ular, yakni cabai, jahe, dan Biji kunyit yang dihaluskan. Serta rempah daun seperti serei, daun lemon, kemangi, daun pandan, dan daun kunyit.

5. Daging Babi

Daging babi biasanya diolah dengan berbagai jenis sajian, seperti babi rica-rica, daging babi tore, dan daging babi garo tinurangsak.

Tentunyanya setiap sajian tersebut memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Namun, tidak menghilangkan cita rasa daging babi sendiri yang memiliki perpaduan gurih, asin serta berlemak.

Daging BabiOlahan daging babi. (Trisno Mais/detikcom)

Salah satu sajian yang kerap dibuat oleh warga Minahasa adalah daging babi tore. Warga Minahasa, Olin Lintong menjelaskan kepada detikcom cara memasak daging babi garo tore.

Pertama-tama daging babi dibersihkan, kemudian dipotong dengan ukuran yang besar. Selanjutnya siapkan bumbu-bumbu khas minahasa seperti cabai, jahe, daun serai, daun kunyit, daun lemon serta daun kemangi dan ditambah tomat.

"Rempah-rempah diiris kecil-kecil. Cabai digunakan secukupnya. Untuk tomat cukup dipakai satu buah, namun harus lebih dulu dikeluarkan bijinya, serta jahe secukupnya," jelas dia.

Olin mengatakan dalam olahan daging babi tore, daging terlebih dahulu direbus. Kemudian setelah empuk diangkat dan ditiriskan.

"Babi tore sebelum diolah, dagingnya direbus terlebih dahulu. Setelah itu diangkat lalu dicampur dengan cuka atau lemon ikan, diamkan beberapa menit lalu diiris sesuai selerah lalu digoreng," katanya.

6. Daging Katak

Katak menjadi hidangan yang cukup digemari oleh masyarakat Minahasa. Daging katak juga mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional.

Daging katak biasanya diolah menggunakan bumbu woku. Yakni dengan rempah-rempah khas Minahasa. Namun sebelum dimasak, ada cara khusus untuk membersihkan daging katak.

"Sebelum dimasak, siram dengan air panas, lalu dibersihkan bagian perutnya," kata warga Minahasa Olin.

Adapun rempah-rempah yang digunakan untuk memasak daging katak adalah bawang merah, putih, jahe, cabai, batang bawang, biji kunyit, serei, daun kunyit, dan lemon.

Tak hanya itu, perlu ditambah rempah-rempah daun seperti sereh daun lemon, daun pandan, kemudian ditaruh biji pala.

"Daging tersebut diaduk merata dengan rempah-rempah yang telah disiapkan. Harus dipastikan bahwa daging tersebut tidak terlalu keras atau setengah matang. Selanjutnya ditaruh rempah-rempah bumbu khas Minahasa," kata Olin.

7. Daging Kucing

Meski tidak banyak, namun terdapat sebagian masyarakat Minahasa yang mengonsumsi daging kucing. Cara mengolah daging kucing hampir mirip dengan daging anjing.

Bumbu rempah-rempah yang digunakan juga sama. Yakni menggunakan bumbu RW.

Pertama kucing dibakar hingga bulu-bulunya habis. Setelah itu isi perutnya dibersihkan.

Kemudian daging kucing dipanggang dengan api kecil agar darahnya kering. Kemudian digoreng supaya bau khasnya hilang.

Untuk menghilangkan aroma khas, daging kucing terlebih dahulu digoreng sebelum dimasak bersama bumbu rempah.

8. Daging Tikus

Daging tikus kerap diolah untuk menjadi santapan lezat dan nikmat oleh warga Minahasa. Daging tikus diolah seperti daging ekstrem lainnya yang menggunakan bumbu khas Minahasa.

Olahan daging tikusOlahan daging tikus (Trisno Mais/detikcom)

Daging tikus menjadi salah satu daging yang kerap menjadi santapan sehari-hari warga Minahasa. Bahkan, daging tikus mudah ditemukan di pasar tradisional ataupun di pasar khusus daging.

Namun untuk memasaknya, daging tikus harus digoreng terlebih dahulu . Setelah digoreng kemudian dibumbui dengan rempah-rempah khas Minahasa dan santan.




(alk/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads