Manisnya Baje Lolong, Kue Khas Mandar yang Disajikan Pakai Batok Kelapa

Sulawesi Barat

Manisnya Baje Lolong, Kue Khas Mandar yang Disajikan Pakai Batok Kelapa

Abdy Febriady - detikSulsel
Sabtu, 21 Mei 2022 12:22 WIB
Baje Lolong, kue khas Mandar
Baje Lolong, kue khas Mandar (Foto: Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Bentuknya seperti kue wajik, rasanya manis namun teksturnya lebih kenyal dan berair menyerupai bubur. Uniknya, Baje Lolong yang merupakan kue khas Suku Mandar yang mendiami Sulawesi Barat (Sulbar) ini disajikan pakai batok kelapa.

Kudapan ini terbuat dari parutan kelapa, gula merah dan beras ketan. Citarasanya manis. Penyajiannya spesial karena menggunakan batok kelapa bukan dengan kertas bungkus khusus atau kulit jagung.

Cara membuatnya cukup mudah. Parutan kelapa, gula merah dan beras ketan ini disangrai dalam wajan. Selama proses sangrai berlangsung, ketiga bahan tersebut terus diaduk. Hingga mulai kenyal menyerupai adonan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum mengeras, adonan bahan tadi langsung dimasukkan ke dalam batok kelapa yang sudah dibersihkan. Penggunaan wadah ini dinilai membuat aroma baje lolong ini makin nikmat.

Baje Lolong, kue khas MandarProses pengolahan Baje Lolong, kue khas Mandar Foto: Abdy Febriady

Salah satu warga yang masih menekuni usaha kudapan tradisional ini bernama Rosdiana (65 tahun), warga Dusun Teppo, Desa Lembang-lembang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar (Polman). Ia mengaku, sudah lebih 20 tahun membuat baje lolong.

ADVERTISEMENT

"Sudah sejak dulu buat kue ini (baje lolong), sudah lebih 20 tahun lamanya," ungkap Rosdiana kepada wartawan, Kamis (19/5/2022).

Meski sudah lama menekuni usaha ini, Rosdiana mengaku tidak mengetahui awal mula penggunaan batok kelapa sebagai wadah untuk menyajikan baje lolong.

"Hanya saja kalau ada yang pesan mereka meminta supaya disajikan dalam batok kelapa. Kata orang rasanya beda, lebih enak dalam batok kelapa," ujarnya.

Rosdiana mengaku, setidaknya dalam sehari menghabiskan 8 hingga 20 liter beras ketan untuk diolah menjadi makanan khas, salah satunya baje lolong. Proses pembuatannya dilakukan di dapur rumahnya, dengan bantuan empat warga.

"Biasanya proses pembuatan kami lakukan dari pagi sampai siang, kadang juga sampai sore, tergantung pesanan," terang wanita empat anak.

Untuk satu porsi baje lolong dalam batok kelapa dijual seharga Rp 10.000. Panganan ini mampu bertahan selama dua hingga tiga hari.

Diakui Rosdiana, pelanggan baje lolong buatannya tidak hanya berasal dari warga setempat saja, juga berdatangan dari luar daerah. Banyak warga yang memesan baje lolong sebagai oleh-oleh.

"Biasanya orang pesan jemput ke sini (rumah). Dibawa ke Kalimantan, Jakarta sebagai oleh-oleh," pungkasnya.




(tau/nvl)

Hide Ads