Sulawesi Tenggara (Sultra) tak hanya terkenal dengan sebutan Bumi Anoa. Provinsi beribu kota Kendari ini juga dikenal dengan kuliner lezat sinonggi, sebuah makanan legendaris suku Tolaki.
Sinonggi merupakan makanan yang terbuat dari pati sari sagu yang dimasak dengan air hingga bertekstur kenyal. Tekstur sinonggi yang kenyal dan lengket sebenarnya mempunyai rasa yang hambar.
Jika rasanya hambar, lantas apa rahasia kelezatan sinonggi?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, kunci kelezatan sinonggi adalah terletak pada makanan pendampingnya. Karena bagi masyarakat Sultra, sinonggi kerap dipadukan dengan hidangan makanan berkuah seperti palumara dan sayur asam.
"(Sinonggi dicampur) ikan palumara dan sayur bayam dicampur kacang panjang, terong kecil, saya kira cukup enak," kata Lisa, seorang pemilik rumah makan yang berjualan sinonggi kepada detikSulsel di Kendari, Rabu (16/2/2022).
Rasa sinonggi yang tawar tak terlepas dari bahan dasar sagu yang tidak memiliki rasa spesifik. Sedangkan ikan palumara memiliki rasa yang asam bercampur pedas karena di dalamnya tercampur berbagai macam rempah seperti kunyit, asam jawa, cabai merah hingga jeruk nipis.
"Jadi kalau sinonggi dia ikut dengan ikan palumara rasanya atau rasa sayur. Karena sinonggi tidak ada rasanya (hambar)," kata Lisa.
Proses pembuatan sinonggi terdiri dari dua tahap. Pertama proses pembuatan sagu dan kedua proses pembuatan sinonggi. Berikut tahap pengolahan sagu hingga diolah menjadi sinonggi;
Proses Pembuatan Sagu
Seorang warga Konawe bernama Sofyan (38) menjelaskan tahapan pembuatan sagu. Sofyan mengatakan kita harus mengecek terlebih dahulu pohon rumbia yang bakal diolah menjadi sagu. Pohon rumbia harus cukup usia agar hasil olahan sagu memuaskan.
"Pohon sagu pertama harus dicek, sudah tua atau masih muda. Kalau sudah tua baru bisa diolah," kata Sofyan kepada detikSulsel, Rabu (16/2/2022).
Pohon sagu yang siap diolah dipotong menjadi beberapa bagian dengan ukuran 2 meter per batang. Potongan-potongan itu kemudian dibelah menjadi dua untuk dikeruk isi pohonnya.
![]() |
Namun olahan sagu kini juga dapat dilakukan dengan cara modern yakni dengan menggunakan mesin penggiling. Jika diparut menggunakan mesin, maka kulit pohon dibuka dan isinya dimasukkan ke alat penggiling.
"Kalau tradisional, isi pohonnya dipotong kecil-kecil kemudian disaring dengan dimasukkan ke dalam karung dan diinjak-injak sambil disiramkan air bersih," ujar dia.
Potongan yang disaring akan mengeluarkan sari-sari sagu berwarna putih susu yang kemudian dialirkan ke wadah yang dibuat sedemikian rupa melihat volume pembuatan sagu.
"Kalau sudah tertampung, diendapkan berhari-hari sampai sagu menjadi padat dan berpisah dengan air. Setelah itu tinggal dimasukkan ke dalam karung dan siap dijual," paparnya.
Proses Pembuatan Sinonggi
Pembuatan sinonggi tidak begitu rumit seperti pembuatan tepung sagu. Lisa (46), pemilik rumah makan Meohai di Jalan Sao-Sao, Kecamatan Kadia, Kota Kendari menuturkan tahapannya. Awalnya, air dididihkan dan sagu disiapkan dalam sebuah wadah kosong.
"Tinggal siramkan air mendidih ke loyang (wadah) berisi sagu. Sambil disiram sambil batang kayu menggoyang sagu secara perlahan hingga teksturnya mengembang dan mengeras. Hanya begitu saja prosesnya," ujar Lisa.
![]() |
Ia menuturkan sinonggi tidak bisa terlepas dari santapan lainnya. Karena, sinonggi tidak memiliki rasa sehingga perlu tambahan makanan lain sebagai pelengkap nikmatnya kuliner legendaris ini. Salah satu makanan pendamping adalah kuah ikan palumara.
"Sinonggi itu campurannya kuah ikan palumara dan sayur paling nikmat. Karena Sinonggi tidak nikmat dimakan tanpa campurannya," papar dia.
Lisa menjelaskan cara menikmatinya. Pertama, pecahkan cabai ke piring kosong. Tuangkan secukupnya kuah ikan palumara atau kuah sayur yang ada ke dalam piring agar basah. Karena tekstur dari sinonggi lengket, penambahan air kuah ikan dimaksudkan agar tidak lengket di mulut saat dimakan.
"Mengambil sinonggi harus pakai sumpit dengan cara sumpit dipegang kedua tangan dan menggulung sinonggi secukupnya ke dalam piring berisi kuah. Setelah itu bisa makan dengan tangan, juga bisa pakai sendok. Tapi lebih nikmat pakai tangan," kata Lisa.
(hmw/nvl)