Aksi penyerangan geng motor menggunakan busur panah marak terjadi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bupati Maros Chaidir Syam mengimbau agar pengawasan melalui CCTV dimaksimalkan termasuk untuk toko maupun warung.
"Memang ada CCTV milik Dinas Kominfo, tetapi sekarang masih ada yang bagus cuma ada 2 atau 3 di poros jalan dan ini yang kita lagi imbau ke pemilik ruko dan warung untuk menambah CCTV yang menghadap ke jalannya," ungkap Chaidir kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).
Chaidir juga masih mempertimbangkan penambahan CCTV milik pemerintah di beberapa titik lokasi. Chaidir berharap masyarakat ikut melakukan pengawasan dengan mengaktifkan CCTV secara mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau merangkul seluruh jalan ini memang yang akan kita pikirkan penambahan CCTV. Tetapi sementara kita mau dibantu masyarakat, terutama toko untuk penambahan CCTV dan itu membantu kalau ada kejadian," tegasnya.
Di satu sisi, Chaidir mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengejar pelaku. Dia menegaskan keamanan warga tetap menjadi prioritas.
"Dengan pak Kapolres, ini sudah ditelusuri sebenarnya apa motif dan siapa pelaku geng motor terutama busur busur tersebut," ujar Chaidir.
Chaidir menyebut kejadian penyerangan geng motor ini rawan terjadi di daerah Kecamatan Mandai. Dia telah meminta kepada Pemerintah Kecamatan Mandai dan Satpol PP untuk meningkatkan penjagaan di lokasi-lokasi rawan.
"Untuk membantu pihak kepolisian kami sudah juga menyampaikan terutama ini banyak terjadi di Kecamatan Mandai. Pak camat sudah kita sampaikan untuk terus meningkatkan penjagaan dari Satpol PP dan alat alat yang ada di lokasi terutama sekitar poros di jalan Mandai," paparnya.
Sementara itu, Kasubsi Penmas Polres Maros Ipda Marwan Afriady mengaku penyerangan geng motor marak terjadi. Sejak Maret lalu, terdapat 4 kasus pembusuran terhadap warga yang dilakukan oleh geng motor.
"Iya, ada 4 kasus pembusuran," sebut Marwan.
Marwan menguraikan, 3 kasus terjadi di Maret dan satu kasus lainnya terjadi pada April. Namun para pelaku belum juga tertangkap.
"Di mulai dari pembusuran kepala dusun, ada korbannya anggota PMI, itu bersamaan dengan kejadian Bola Sima. dan terakhir yang belum melapor itu," tuturnya.
(sar/hsr)