Polisi: 12 Korban Tewas Saat Rusuh Pilkada Puncak Jaya Sebenarnya Dibunuh KKB

Polisi: 12 Korban Tewas Saat Rusuh Pilkada Puncak Jaya Sebenarnya Dibunuh KKB

Tim detikcom - detikSulsel
Minggu, 06 Apr 2025 06:30 WIB
Penampakan rumah warga dibakar massa saat ricuh Pilkada di Puncak Jaya, Papua Tengah. Dokumen Istimewa
Foto: Penampakan rumah warga dibakar massa saat ricuh Pilkada di Puncak Jaya, Papua Tengah. Dokumen Istimewa
Puncak Jaya -

Sebanyak 12 pendukung paslon dilaporkan tewas dalam insiden kerusuhan Pilkada Puncak Jaya, Papua Pegunungan. Polisi mengatakan para korban tewas sebenarnya dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Dari 12 korban, salah satu orang di antaranya tewas terkena tembakan senjata api dan 11 lainnya meninggal karena serangan panah dan senjata tajam. Setelah diselidiki, polisi menemukan keterlibatan KKB yang memanfaatkan situasi politik di tengah pelaksanaan Pilkada untuk melancarkan aksi terornya.

"Ini menjadi perhatian serius kami, karena KKB sengaja memanfaatkan situasi konflik untuk melancarkan aksinya," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2028).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Faizal belum menjelaskan lebih lanjut duduk perkara keterlibatan KKB. Dia juga belum menjelaskan kelompok KKB yang terlibat.

Kerusuhan Pilkada Puncak Jaya Selama 4 Bulan

Brigjen Faizal mengatakan kerusuhan Pilkada Puncak Jaya berupa bentrok antarpendukung paslon nomor urut 1 Yuni Wonda-Mus Kogoya dengan pendukung paslon nomor urut 2 Miren Kogoya- Mendi Wonerengga. Bentrokan itu efektif terjadi sekitar 4 bulan lamanya, yakni sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025.

ADVERTISEMENT

Selain 12 orang tewas, 653 orang lainnya menderita luka-luka akibat terkena panah. Ratusan korban terdiri dari kelompok pendukung Yuni-Mus dan kelompok pendukung Miren-mendi.

"Rinciannya 423 orang merupakan pendukung Paslon 01, sedangkan 230 lainnya dari kubu Paslon 02," katanya.

Selain menyebabkan korban luka dan korban jiwa, bentrokan juga menyebabkan kerusakan pada gedung. Hal ini memicu kerugian material dengan nilai cukup besar.

"Sebanyak 201 bangunan terbakar, terdiri dari 196 unit rumah warga, satu bangunan sekolah SD Pruleme Belakang Toba Jaya, satu kantor balai kampung Trikora, satu kantor distrik Irimuli, satu kantor Partai Gelora, serta satu kantor balai desa Pagaleme," jelasnya.

Penyebab Bentrokan Pendukung

Polisi mengungkap penyebab bentrokan antarpendukung paslon Pilkada Puncak Jaya tersebut. Kedua kubu disebut saling klaim kemenangan.

"Masalah tarik menarik suara saja," ujar Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara saat dihubungi detikcom, Kamis (28/11/2024).

"Iya betul (paslon saling klaim kemenangan), kalau di sini sistemnya kan tarik menarik suara," sambungnya.

Saling klaim kemenangan tersebut membuat massa dari kedua kubu saling serang menggunakan panah. Akibatnya, korban jiwa dan korban luka berjatuhan.

"Iya kejadian itu benar, aksi saling serang antar kedua kubu massa pendukung. Massa nomor urut 1 dan 2 saling serang menggunakan alat perang berupa panah," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, Kamis (28/11/2024).




(hmw/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads