Fakta-fakta Bentrok Antarpendukung Paslon Pilkada di Puncak Jaya

Papua Tengah

Fakta-fakta Bentrok Antarpendukung Paslon Pilkada di Puncak Jaya

Tim detikcom - detikSulsel
Sabtu, 08 Feb 2025 09:00 WIB
Kapolda Papua Brigjen Alfred Papare di dampingi Kapolres Punjak Jaya AKBP Kuswara saat bertemu dengan pendukung Paslon 02 di halaman posko pemenangan 02, Distrik Pagaleme, Puncak Jaya.
Foto: Kapolda Papua Brigjen Alfred Papare di dampingi Kapolres Punjak Jaya AKBP Kuswara saat bertemu dengan pendukung Paslon 02 di halaman posko pemenangan 02, Distrik Pagaleme, Puncak Jaya. (Roylinus Ratumakin/detikcom)
Puncak Jaya -

Dua kelompok pendukung pasangan calon (paslon) pilkada terlibat bentrokan di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah. Insiden itu mengakibatkan satu orang tewas dan 120 orang luka-luka.

Bentrokan itu terjadi di wilayah Kota Lama Mulia, Puncak Jaya pada Rabu (5/2) sekitar pukul 05.30 WIT. Polisi memastikan situasi di wilayah tersebut sudah kondusif dan aparat gabungan TNI-Polri masih berjaga di lokasi.

Dirangkum detikcom, Sabtu (8/2/2025), berikut fakta-fakta bentrok antarpendukung paslon pilkada di Puncak Jaya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kubu Paslon 01 dan 02 Terlibat Bentrok

Kapolda Papua Tengah Brigjen Alfred Papare mengatakan dua kubu yang terlibat bentrokan merupakan pendukung paslon bupati dan wakil bupati nomor urut 01 dan 02. Sebanyak 180 personel TNI-Polri dikerahkan ke lokasi.

"Tiba-tiba massa pendukung paslon 01 dan 02 saling serang," kata Brigjen Alfred kepada detikcom, Rabu (5/2/2025).

ADVERTISEMENT

Alfred belum mengetahui penyebab awal hingga terjadi pertikaian tersebut. Dia menduga ada kesalahpahaman informasi terkait Pilkada Puncak Jaya yang memicu aksi serang itu.

"Biasalah karena informasi yang kurang jelas, akhirnya massa pendukung paslon 01 dan 02 saling serang. Padahal sampai sekarang ini kan belum ada putusan dari Mahkamah Konstitusi," ungkapnya.

1 Korban Tewas

Alfred mengatakan bentrokan tersebut mengakibatkan satu orang tewas. Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.

"Sampai saat ini, kami baru mendapat informasi 1 orang tewas," katanya.

Aparat kepolisian dan TNI dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengantisipasi adanya serangan susulan. Dia juga berharap para paslon bisa menenangkan para pendukungnya.

"Saya sudah berkomunikasi dengan paslon 01 meminta untuk menenangkan pendukungnya dan tidak usah melakukan aksi balasan. Paslon 02 juga sudah saya hubungi, namun beliau HP-nya tidak aktif," jelasnya.

120 Orang Luka-luka

Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara mengungkapkan bentrokan tersebut mengakibatkan 120 orang terluka. Para korban telah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia.

"Sampai hari ini, korban luka-luka mencapai 120 orang. Sebagian sudah dipulangkan dan sebagian masih dirawat di RSUD Mulia," ujar AKBP Kuswara kepada detikcom, Kamis (6/2).

Dia mengaku belum mengetahui pasti jumlah korban yang masih dirawat di RSUD Mulia. Namun 8 korban harus dirujuk ke rumah sakit di Jayapura karena mengalami luka cukup serius.

"Karena fasilitas kesehatan di sini belum memadai, maka 8 warga yang menjadi korban bentrok antarpendukung tersebut dievakuasi ke RS di Jayapura," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

840 Warga Mengungsi di 4 Lokasi

Kuswara mengatakan selain korban jiwa dan luka, bentrokan tersebut membuat 840 warga mengungsi di empat lokasi. Warga yang mengungsi merupakan perempuan dan anak-anak.

"Yang ditampung di 4 lokasi tersebut semuanya perempuan dan anak-anak," katanya.

Empat lokasi pengungsian tersebut yakni di Polres Nabire, Polsek Mulia, Kodim, dan Aula Klasis Gidi. Rinciannya 200 orang di Polres Nabire, 42 orang di Polsek Mulia, 500 orang di Kodim, dan 100 orang di Aula Klasis Gidi.

Kapolda Temui 2 Kubu Bertikai

Kuswara mengaku pihaknya bersama Kapolda sudah membangun komunikasi dengan masing-masing pihak. Mereka diharapkan tidak lagi melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain.

"Saya bersama pak Kapolda sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan pendukung kedua belah pihak. Kami juga sudah bersepakat untuk saling menahan diri, sehingga proses perdamaian bisa diselesaikan dengan baik," ucapnya.

Kuswara juga berharap massa tidak lagi membawa senjata tajam. Sebab, hal tersebut dikhawatirkan memancing terjadinya perselisihan.

"Busur, panah, dan parang yang selalu dibawa oleh massa pendukung di jalan-jalan juga sudah kami minta untuk tidak membawanya lagi, karena akan memancing perselisihan," ucapnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Gugatan soal Tudingan Cawabup Puncak Jaya ASN Aktif Digugurkan MK"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads