"Iya (mahasiswa Stikes dan HMI sama-sama membuat laporan)," ujar Kapolres Majene AKBP Muh Amiruddin saat dimintai konfirmasi, Sabtu (15/3/2025).
Sementara itu, Kasi Humas Polres Majene Iptu Suyuti mengatakan DD dan HMI membuat laporan ke polisi pada Kamis (13/3). Ia menyebut laporan HMI terkait pengrusakan bendera, sementara mahasiswa Stikes soal dugaan pengeroyokan.
"Kalau pihak HMI itu laporannya masalah pengrusakan itu bendera, kalau itu (mahasiswa Stikes) masalah penganiayaan," bebernya.
Dia menuturkan mahasiswa Stikes yang melapor telah melakukan pemeriksaan visum. Pihaknya saat ini masih mendalami laporan dari mahasiswa Stikes dan massa HMI.
"Sementara dalam proses penyelidikan," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, massa HMI awalnya melakukan demonstrasi di depan kampus Stikes Bina Bangsa di Kecamatan Banggae Timur, Majene pada Rabu (12/3). Aksi berakhir ricuh setelah bendera HMI ditarik dan dirobek mahasiswi Stikes.
Buntut bendera robek, mahasiswa HMI kembali menggelar aksi pada Kamis (13/3). Saat itulah, ada satu mahasiswa Stikes yang mengaku dikeroyok oleh massa HMI.
"Saat korban berada dalam kampus, lalu menghalangi anak HMI agar tidak memasuki kampus, tetapi anak HMI tiba-tiba mendorong paksa untuk masuk ke kampus, di saat itu pula anak HMI memukul dan menendang korban," ujar Kasi Humas Polres Majene Iptu Suyuti kepada wartawan,Jumat(14/3).
(hsr/asm)