Demo massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kampus Stikes Bina Bangsa (BB) di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) berakhir ricuh. HMI melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk protes karena kadernya bernama Sri disanksi skorsing.
Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan Stikes Bina Bangsa Majene, Ahmad Rifai mengatakan jika Sri dikenakan sanksi skorsing pada 3 Februari 2025. Sanksi itu diberikan karena Sri melanggar tata tertib kampus secara berulang.
"Bukan 1 kali (dia langgar aturan), tapi sudah berulang," ujar Ahmad Rifai saat dihubungi detikcom, Sabtu (15/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rifai menyebut ada beberapa pelanggaran yang dilakukan Sri. Mulai dari bertengkar dengan teman sesama mahasiswa hingga melanggar aturan kesopanan terhadap dosen.
Lanjut Rifai, pihak kampus memberikan sanksi itu setelah menggelar rapat. Sri pun dijatuhi sanksi skorsing 1 semester yang sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.
"Jadi sanksinya itu sesuai dengan pelanggarannya, sesuai dengan tata tertib," terangnya.
Dia pun membenarkan jika mahasiswa HMI berdemo karena memprotes keputusan sanksi skorsing Sri. Namun pihaknya tidak menyangka jika demo itu berakhir ricuh setelah adanya insiden bendera HMI dirobek.
Kendati begitu, pihaknya mengaku telah melakukan kesepakatan damai dengan massa HMI pada Kamis (14/3). Pihak kampus disebut telah meminta maaf atas insiden robeknya bendera HMI dan siap mengganti bendera tersebut.
"Jadi sudah damai, sudah ada video permintaan maaf juga, iya terkait itu (bendera HMI dirobek mahasiswi)," katanya.
Diberitakan sebelumnya, aksi demonstrasi HMI awalnya berlangsung di depan kampus Stikes BB di Kecamatan Banggae Timur pada Rabu (12/3). Aksi berakhir ricuh setelah bendera HMI ditarik dan dirobek mahasiswi lainnya.
Buntut bendera robek, mahasiswa HMI kembali menggelar aksi pada Kamis (13/3). Saat itulah, ada satu mahasiswa Stikes yang mengaku dikeroyok oleh massa HMI.
"Saat korban berada dalam kampus, lalu menghalangi anak HMI agar tidak memasuki kampus, tetapi anak HMI tiba-tiba mendorong paksa untuk masuk ke kampus, di saat itu pula anak HMI memukul dan menendang korban," ujar Kasi Humas Polres Majene Iptu Suyuti kepada wartawan, Jumat (14/3).
Korban saat itu langsung dibawa masuk ke dalam gedung kampus oleh sekuriti untuk menghindari amukan massa. Kasus dugaan pengeroyokan itu telah dilaporkan korban ke polisi.
(hsr/asm)