Sejumlah oknum anggota TNI menyerang Markas Polres Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Penyerangan tersebut mengakibatkan 6 anggota polisi luka hingga dirawat di rumah sakit.
Insiden itu terjadi di Mapolres Tarakan, Jalan Yos Sudarso pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 23.30 Wita. Oknum TNI yang terlibat diduga personel dari Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/Raja Pandhita (RJP).
"Memang benar semalam kami mendapat informasi bahwa di Tarakan terjadi insiden antara oknum anggota TNI dengan Polri," kata Kapendam VI/Mulawarman Kolonel (Kav) Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (25/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video beredar, sekelompok orang tiba-tiba masuk di pos penjagaan Polres Tarakan. Beberapa orang di antaranya membawa kayu saat melakukan penyerangan dan perusakan. Insiden itu membuat sejumlah fasilitas Mapolres Tarakan rusak.
Dirangkum detikcom, Rabu (26/2), berikut fakta-fakta oknum TNI serang Mapolres Tarakan yang baru terungkap:
Penyerangan Diduga Dipicu Salah Paham
Kristiyanto mengatakan, insiden itu merupakan peristiwa yang disengaja ataupun bersifat institusional. Dia menegaskan kejadian tersebut karena adanya kesalahpahaman.
"Ini murni kesalahpahaman antar individu, bukan masalah antar institusi," ungkap Kristiyanto.
Dia tidak menjelaskan lebih jauh kesalahpahaman yang dimaksud. Namun dia memastikan situasi di Tarakan sudah aman dan kondusif.
"TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kalimantan Utara, termasuk Kota Tarakan," tegasnya.
Motif Penyerangan Oknum TNI Diselidiki
Pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mendalami motif di balik penyerangan tersebut.
"Belum tahu (motifnya), karena ini kan masih penyelidikan. Yang jelas, itu kemungkinan ada kaitannya dengan kesalahpahaman yang dulu-dulu," tuturnya.
Kristiyanto menambahkan, Kodam VI/Mulawarman sudah berkoordinasi dengan Polda Kaltara mengusut perkara ini. Polres Tarakan bersama 0907/Tarakan juga bersama-sama berkoordinasi mengatasi masalah ini.
"Seluruh pihak, termasuk jajaran Polres Tarakan, telah berkoordinasi dan melaksanakan mediasi guna menghindari eskalasi lebih lanjut," imbuhnya.
Oknum TNI Terlibat Diperiksa Denpom
Sejumlah oknum TNI yang diduga terlibat kini diperiksa Detasemen Polisi Militer (Denpom) di Tarakan. Namun Kristiyanto tidak menyebut jumlah personel yang diperiksa.
"Sementara oknum-oknum yang diduga terlibat dalam penyerangan Mapolres itu sudah dipanggil, diperiksa oleh pihak Sub Denpom di Tarakan," ungkapnya.
Dia memastikan seluruh personel yang terlibat dalam Bantuan Penugasan (BP) telah dikonsolidasikan dan menjalani pemeriksaan sesuai prosedur.
"Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab komando serta komitmen dalam menjaga disiplin prajurit," tambah Kristiyanto.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
6 Polisi SPKT Polres Tarakan Luka
Kapolda Kaltara Irjen Hary Sudwijanto mengungkap penyerangan tersebut mengakibatkan 6 polisi luka. Hary bersama Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha sempat menjengu keenam korban di rumah sakit.
"Saat ini dari data yang kita peroleh ada 6 (anggota polisi luka), tapi semua dalam proses pengobatan," kata Hary kepada wartawan di Mapolres Tarakan, Selasa (25/2).
Hary tidak merinci luka yang dialami personelnya. Namun keenam korban merupakan personel piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tarakan.
"(Keenam polisi yang luka) Semua petugas SPKT," beber Hary.
Propam Polda Kaltara Turun Tangan
Hary menjelaskan, perkara ini diusut secara berjenjang oleh TNI dan Polri. Propam Polda Kaltara maupun Denpom juga telah turun mengusut oknum personel masing-masing yang diduga terlibat.
"Dari awal kabid propam sudah bekerja sama dengan Pom TNI, pak kapolres sudah berkoordinasi langsung dengan dandim," ucap Hary.
Hary berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan kabar beredar yang belum diketahui kebenarannya. Dia menegaskan kronologi dan motif kejadian ini masih dalam penyelidikan.
"(Kronologi terkait penyerangan oknum TNI di Mapolres Tarakan) Nanti kita akan luruskan sesuai dengan fakta," tegas Hary.
TNI dan Polri Ditegaskan Tetap Solid
Hary memastikan Polda Kaltara dan Kodam VI/Mulawarman bekerja sama menyelesaikan permasalahan ini. Dia memastikan TNI dan Polri tetap solid.
"Intinya masalah ini tidak mengganggu soliditas kami di dalam membangun negara kita," tegas Hary.
Senada, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menegaskan pihaknya masih mendalami kejadian ini. Sejumlah oknum TNI juga tengah diperiksa.
"Kita sama-sama dengan bapak kapolda mendinginkan suasana. Tentunya peristiwa ini tidak akan merusak solidaritas yang sudah kita bangun dengan kepolisian," ucap Rudy.