Kepala Dinas (Kadis) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Halmahera Barat (Halbar) Demisius O Boky ditetapkan sebagai tersangka usai menganiaya warga yang demo terkait kelangkaan minyak tanah. Kasus ini turut menjerat seorang staf bernama Riksony Boky sebagai tersangka.
"Iya benar, sudah ditetapkan 2 tersangka dan ditahan," kata Kapolres Halmahera Barat AKBP Erlichson kepada detikcom, Jumat (10/1/2025).
Erlichson memastikan proses penyidikan kasus ini berjalan cukup lancar. Pihaknya berkomitmen mengutamakan transparansi dan profesionalisme dalam menangani kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berkomitmen untuk tidak ada hambatan yang berarti dalam penanganan kasus ini dan akan terus bekerja untuk memastikan proses hukum berjalan dengan adil dan cepat," tuturnya.
Penyidik saat ini tengah merampungkan berkas perkara kedua tersangka. Dia berharap kasus ini segera dilimpahkan ke kejaksaan.
"Untuk tahap I, kami menargetkan dapat menyelesaikan proses ini dalam waktu satu atau dua minggu ke depan, dengan mempertimbangkan semua bukti dan keterangan yang telah terkumpul," ucapnya.
Erlichson mengatakan pihaknya fokus menangani dugaan tindak pidana kedua tersangka. Terkait sanksi kepegawaian tersangka, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah daerah.
"Sebagai pihak kepolisian, kami hanya berfokus pada penegakan hukum. Keputusan mengenai pencopotan atau tindakan administratif lainnya akan menjadi keputusan dari pemerintah daerah setempat yang berkompeten untuk menanganinya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, penganiayaan itu terjadi di Kantor Disperindag Halmahera Barat, Rabu (8/1) pukul 10.00 WIT. Warga bernama Hardi awalnya datang seorang diri untuk demo terkait dugaan keterlibatan oknum pejabat Disperindag Halbar terkait adanya pungutan liar di balik kelangkaan BBM.
"Tujuan saya untuk mempertanyakan kelangkaan minyak tanah dan ada dugaan pungli (pungutan liar) salah satu pejabat dinas ke pengecer," ujar Hardi, Rabu (8/1).
Hardi saat itu hendak menempelkan pamflet yang berisi tuntutannya namun dicegah staf kantor. Tidak berselang lama, Hardi ditonjok berkali-kali oleh Demisius.
"Seorang staf coba melerai, tapi justru makin membuka kesempatan kadis untuk menghantam wajah saya," imbuhnya.
(sar/asm)