Polisi Ungkap Hasil Autopsi Pria di Bulukumba Dibunuh Sadis 6 Rekan Bisnis

Polisi Ungkap Hasil Autopsi Pria di Bulukumba Dibunuh Sadis 6 Rekan Bisnis

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Kamis, 09 Jan 2025 19:20 WIB
Polisi evakuasi mayat korban pembunuhan di Bulukumba. Dokumen Istimewa
Foto: Polisi evakuasi mayat korban pembunuhan di Bulukumba. Dokumen Istimewa
Bulukumba -

Polisi mengungkap hasil autopsi pria bernama Farkhan Marozi (47) yang tewas dibunuh 6 rekan bisnisnya di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel). Korban mengalami patah tulang tengkorak yang menyebabkan pendarahan otak akibat trauma benda tumpul.

"Rabu (8/1) kemarin hasil autopsi telah diterima," ujar Kasat Reskrim Polres Bulukumba AKP Aris Satrio dalam keterangannya, Kamis (9/1/2025).

Aris Satrio menuturkan, autopsi dilakukan Tim Dokter Forensik Bid Dokes Polda Sulsel. Korban mengalami luka parah yang membuatnya meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Patah tulang tengkorak itulah yang mengakibatkan korban menjadi lemas. Akibatnya terjadi pendarahan otak yang disebabkan trauma benda tumpul yang keras," katanya.

Aris Satrio mengatakan, hasil autopsi sangat penting dalam bagian dari berkas perkara. Menurutnya, kasus pembunuhan yang terjadi di Dusun Ponci, Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, ini segera dilimpahkan ke Kejari Bulukumba.

ADVERTISEMENT

"Selanjutnya penyidik dijadwalkan untuk pelimpahan tahap I dalam waktu dekat ini," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, pria bernama Farkhan tewas dibunuh oleh 6 orang rekan bisnisnya. Ironisnya, para pelaku menghabisi nyawa korban di depan anak dan istrinya.

Kasat Reskrim Polres Bulukumba AKP Aris Satrio mengungkapkan para pelaku dan korban merupakan perantau asal Jawa yang sudah lama menetap di Bulukumba. Pelaku dan korban juga tinggal bertetangga di Dusun Ponci, Desa Polewali, Kecamatan Gantarang.

"Pelaku korban perantau semua, makanya di situ dia berguyub," ujar Aris Satrio kepada detikSulsel, Senin (9/12/2024).

Belakangan korban dan pelaku terlibat cekcok pada Selasa (8/10). Menurut AKP Aris Satrio, cekcok tersebut ada kaitannya dengan urusan bisnis hingga utang piutang.

"Mungkin karena ketidaksesuaian dengan perjanjian akhirnya terjadinya cekcok itu," ujarnya.




(sar/sar)

Hide Ads