Satu Kampung di Bulukumba Minggat gegara Kasus Pembunuhan

Satu Kampung di Bulukumba Minggat gegara Kasus Pembunuhan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 24 Des 2024 09:00 WIB
Polisi evakuasi mayat korban pembunuhan di Bulukumba. Dokumen Istimewa
Polisi evakuasi mayat korban pembunuhan di Bulukumba. Foto: Dokumen Istimewa
Bulukumba -

Kasus pembunuhan sadis pria bernama Farkhan Marozi (47) menyimpan duka mendalam bagi warga Kampung Borongmanempa di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel). Seluruh warga kini minggat meninggalkan kampung karena trauma.

Ramainya warga meninggalkan kampung tersebut bermula dari istri korban yang melaporkan suaminya dibunuh oleh tetangganya di Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, Bulukumba, Selasa (8/10) lalu. Istri korban baru berani melaporkan pembunuhan suaminya setelah dua bulan karena diancam oleh pelaku.

Para pelaku awalnya mendatangi korban di halaman rumahnya. Pelaku dan korban kemudian cekcok masalah utang piutang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin karena ketidaksesuaian dengan perjanjian akhirnya terjadinya cekcok itu," ujar Kasat Reskrim Bulukumba AKP Aris Satrio kepada detikSulsel, Senin (9/12/2024).

Menurut Aris, cekcok tersebut sempat disaksikan oleh istri dan anak korban yang telah berusia 18 tahun. Korban selanjutnya dianiaya pakai balok saat pertengkaran kian alot.

ADVERTISEMENT

"Saat korban dan pelaku cekcok, istri sama anak menyaksikan, kan tempat kejadiannya kurang lebih 200 meter dari rumah korban. Sampai adanya pemukulan sampai meninggal dunia," katanya.

Setelah menghabisi nyawa korban, para pelaku selanjutnya menggali lubang untuk menyembunyikan mayat korban. Dia mengatakan lubang tersebut hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah korban.

"Ada 3 orang yang bunuh (eksekutor), 3 orang lagi dia membantu memasukkan jenazah ke dalam lubang itu," sambungnya.

Menurut Aris, pembunuhan itu terungkap setelah 2 bulan kemudian. Hal ini karena pelaku mengancam istri dan anak korban untuk tidak buka mulut.

"Mereka diancam pelaku, jangan lapor, selama 2 bulan itu mereka takut (buka suara)," ujarnya.

Namun karena tidak tahan, pihak istri korban akhirnya melapor ke polisi. Tim penyidik yang menerima laporan kejadian akhirnya turun tangan ke lokasi.

"Istri melapor melalui keluarganya. Ini ada pengekangan (pengancaman) ini Pak, akhirnya polisi ke sana, ada apa, ternyata ada pembunuhan itu," tuturnya.

Warga Sekampung Minggat

Akibat kejadian itu, warga setempat memilih untuk pergi meninggalkan kampung Borongmanempa di Dusun Ponci, Desa Polewali, Kecamatan Gantarang. Warga meninggalkan tempat tinggal mereka karena trauma.

"Iya, sudah kosong di sana itu. Masyarakat di sana tidak bisa menerima. Karena itu, sadis sekali caranya membunuh. Iya, (warga) trauma," ujar Kepala Desa Polewali, Ambo Cenning kepada detikSulsel, Senin (23/12).

Ambo Cenning mengungkapkan, kampung tersebut adalah kampung transmigrasi yang ditempati warga asal Pulau Jawa. Warga setempat awalnya membeli sebuah kebun kemudian dijadikan permukiman.

"Borongmanempa nama kampungnya itu, dusunnya Dusun Ponci. Transmigrasi semua itu. Di Dusun Ponci itu memang ada kampung Jawa di situ. Ada lokasi di situ satu kebun dibeli," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Ambo Cenning menerangkan, kampung tersebut mulai ditempati warga sekitar 10 tahun silam. Menurutnya, awalnya ada sekitar 20 kepala keluarga (KK) yang menetap.

"Kalau tidak salah dulu itu lebih 20 KK, tapi sekarang (sebelum ditinggal warga) mungkin 10 KK lebih," tuturnya.

Dia menerangkan, warga mulai meninggalkan kampung secara bertahap setelah kasus pembunuhan Farkhan terungkap. Kata dia, ada pula warga yang menjual rumahnya.

"(Kampung ditinggal warga) saat sudah ketahuan bahwa ada kasus pembunuhan di situ. Tidak (langsung pergi semuanya). Ada yang jual apa-apanya. Iya (jual rumahnya)," bebernya.

Menurut Ambo Cenning, sebagian warga memilih pindah ke daerah lain di Bulukumba. Sementara, sebagian lainnya hanya berpindah kampung yang masih berada di Desa Polewali.

"Ada juga yang tinggal di Bulukumba, tapi pindah di Desa Polewali. Ada di kota," bebernya.

Halaman 2 dari 2
(asm/hsr)

Hide Ads